this my blog

observasi SMKN 01 Jember

observasi mengenai pengelolaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ekonomi di SMKN 01 Jember.

Gelar produk

Gelar produk dari bahan-bahan limbah unuk mengurangi dan memanfaat sampah menjadi sesuatu yang bernilai jual.

Kegiatan Hari Bumi

kegiatan hari bumi dilakukan dngan menyampai aspirasi untuk mengingatkan masyarakat untuk menjaga lingkungan.

kelas c

mereka adalah keluarga

BIOEDU'15

ayo, bersama-sama merubah dunia

Selasa, 31 Mei 2016

KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fakultas Pengantar Ilmu Pendidikan Dosen Pengampu : Bevo Wahono, S.Pd., M.Pd Disusun Oleh : Kelompok 5 1. Aditya Suhono (150210301020) 2. Puspa Rosita Sari (150210301052) 3. Sintia Wulandari (150210103078) 4. Rizka Maulidya (150210103067) 5. Novianti Fadillah (150210103056) MATA KULIAH FAKULTAS UNIVERSITAS JEMBER 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia,serta hidaayah-Nya yang telah di limpahkan kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Tulis yang berjudul “KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL ” ini dengan baik.Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat tugas Pengantar Ilmu Pendidikan Universitas Jember,tahun pelajaran 2015/2016. Selesainya Karya Tulis ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang terkait . Oleh Karena itu kami mengucapkan terima kasih yang kami sampaikan kepada : 1. Bapak Bevo Wahono,S.Pd,.M.Pd selaku Dosen Pembimbing Pengantar Ilmu Pendidikan. 2. Teman-teman kelompok 5 Pengantar Ilmu Pendidikan UNIVERSITAS JEMBER yang bersedia membantu menyusun Karya Tulis ini. Dengan selesainya Karya Tulis ini,maka apabila ada kekurangan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya,serta kritrik dan saran yang bersifat membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan Karya Tulis ini. Demikian Karya Ilmiah ini kami susun,semoga bermanfaat bagi kita semua. Jember, Agustus 2015 Penyusun DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL....................................................................................................... i KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1 1.3 Tujuan.................................................................................................... 1 BAB II : ISI/PEMBAHASAN....................................................................................................... 2.1 Sejarah Pendidikan Multikultural......................................................... 3 2.2 Pengertian Pendidikan Multikultural.................................................... 3 2.3 Paradigma Pendidikan Multikultural................................................... 4 2.4 Pendekatan Pendidikan Multikultural.................................................. 4 2.5 Pendidikan Berbasis Multikultural....................................................... 6 2.6 Wacana Pendidikan Multikultural........................................................ 8 BAB III : PENUTUP 3.1 Kesimpulan........................................................................................... 10 3.2 Harapan................................................................................................. 10 3.3 Kesan-kesan .......................................................................................... 10 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pendidikan yaitu usaha sadar serta terencana untuk mewujudkan situasi studi serta sistem evaluasi supaya peserta didik dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mempunyai kemampuan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang dibutuhkan dirinya, penduduk, bangsa serta negara. Indonesia merupakan negara yang mutu pendidikannya masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain bahkan sesama anggota negara ASEAN pun kualita SDM bangsa Indonesia masuk dalam peringkat yang paling rendah. Hal ini terjadi karena pendidikan di Indonesia belum dapat berfungsi secara maksimal. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia harus segera diperbaiki agar mampu melahirkan generasi yang memiliki keunggulan dalam berbagai bidang supaya bangsa Indonesia dapat bersaing dengan bangsa lain dan agar tidak semakin tertinggal karena arus global yang berjalan cepat. Dari fenomena tersebut penulis memberi materi tentang konsep pendidikan multikultural yang mungkin dapat bermanfaat bagi para pembaca. 2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah pendidikan multikultural ? 2. Apakah pengertian pendidikan multikultural ? 3. Bagaimana paradigma pendidikan multikultural ? 4. Bagaimana pendekatan pendidikan multikultural ? 5. Bagaimana pendidikan berbasis multikultural ? 6. Bagaimana wacana pendidikan multikultural di Indonesia ? 3. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui sejarah pendidikan multikultural 2. Untuk mengetahui pengertian pendidikan multikultural 3. Untuk mengetahui paradigma pendidikan multikultural 4. Untuk mengetahui beberapa pendekatan pendidikan multikultural 5. Untuk mengetahui pendidikan yang berbasis multikultural 6. Untuk mengetahui sejauh mana pendidikan multikultural yang dijalankan Indonesia. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Pendidikan Multikultural Dalam sejarahnya, pendidikan multikultural sebagai sebuah konsep atau pemikiran tidak muncul dalam ruangan kosong, namun ada interes politik, sosial, ekonomi dan intelektual yang mendorong kemunculannya. Wacana pendidikan multikultural pada awalnya terjadi di Amerika karena punya akar sejarah dengan gerakan hak asasi manusia (HAM) dari berbagai kelompok yang tertindas di negeri tersebut. Banyak lacakan sejarah atau asal-usul pendidikan multikultural yang merujuk pada gerakan sosial orang Amerika keturunan Afrika dan kelompok kulit berwarna lain yang mengalami praktik diskriminasi di lembaga-lembaga publik pada masa perjuangan hak asasi pada tahun 1960-an. Lembaga – lembga yang bermusuhan adalah lembaga pendidikan dengan adanya penggolongan ras . Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, suara-suara yang menuntut lembaga-lembaga pendidikan agar konsisten dalam menerima dan menghargai perbedaan semakin kencang, yang dikumandangkan oleh para aktivis, para tokoh dan orang tua. Mereka menuntut adanya persamaan kesempatan di bidang pekerjaan dan pendidikan. Momentum inilah yang dianggap sebagai awal mula dari konseptualisasi pendidikan multikultural. Tahun 1980-an agaknya yang dianggap sebagai kemunculan lembaga sekolah yang berlandaskan pendidikan multikultural yang didirikan oleh para peneliti dan aktivis pendidikan progresif. James Bank adalah salah seorang pioner dari pendidikan multikultural. Dia yang membumikan konsep pendidikan multikultural menjadi ide persamaan pendidikan. Pada pertengahan dan akhir 1980-an, muncul kelompok sarjana, di antaranya Carl Grant, Christine Sleeter, Geneva Gay dan Sonia Nieto yang memberikan wawasan lebih luas soal pendidikan multikultural, memperdalam kerangka kerja yang membumikan ide persamaan pendidikan dan menghubungkannya dengan transformasi dan perubahan social. 2.2 Pengertian Pendidikan Multikultural Pendidikan multikultural adalah sebuah tawaran model pendidikan yang mengusung ideologi yang memahami, menghormati, dan menghargai harkat dan martabat manusia di manapun dia berada (baik secara ekonomi, sosial, budaya, etnis, bahasa, keyakinan, atau agama, dan negara). Pendidikan multikultural merupakan dambaan semua orang karena memiliki konsep “memanusiakan manusia”. Pasti manusia yang menyadari kemanusiaanya dia akan sangat membutuhkan pendidikan model pendidikan multikultural ini. 2.3 Paradigma Pendidikan Multikultural Salah satu problem besar peradaban bangsa yang belum kunjung selesai adalah masalah ketidakharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan berkebudayaan. Kita masih sering menyaksikan banyak anak bangsa yang gemar berkelahi, saling mencaci, mencela, hingga kekerasan fisik dan pertumpahan darah. Manusia lawan manusia terjadi hampir dalam seluruh aspek kehidupan kebudayaan. Baik dalam aspek keagamaan, mata pencaharian (ekonomi), politik, pendidikan, hukum maupun dalam aspek teknologi dan kesenian. Disharmoni budaya ini akan menjadi “duri peradaban” yang berbahaya—apalagi dalam konteks masyarakat yang multikultur—jika tidak mendapat respons yang serius. Suatu kelompok tertentu bisa saja akan “memangsa” warga atau komunitas masyarakat lainnya, baik atas nama Tuhan, status sosial, maupun atas nama kepentingan politik dan ekonomi. Hal ini, sekali lagi, akan berbahaya, sebab bukan saja akan meruntuhkan dasar-dasar karakter kebangsaan, melainkan juga akan mengakibatkan terganggunya proses demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjadi prasyarat penting dalam perwujudan peradaban masyarakat utama. Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan budaya, Indonesia sangat membutuhkan perdamaian, keadilan, persamaan, kebebasan dan seterusnya yang merupakan unsur yang dapat dilahirkan oleh pendidikan multikultural. Tetapi, patut dicatat bahwa akhir-akhir ini yang terjadi justru jauh dari harapan kemanusiaan yang mengedepankan nilai-nilai keadilan sosial, keharmonisan, keamanan, perdamaian, dan persaudaraan. Dengan kata lain, diskriminasi, konflik sosial agama, krisis politik, ekonomi, budaya dan pendidikan, semakin menggurita di negeri ini. 2.4 Pendekatan Pendidikan Multikultural Pendekatan-pendekatan yang mungkin bisa dilakukan di dalam pendidikan multikultural adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan Historis Pendekatan ini mengandaikan bahwa materi yang diajarkan kepada pembelajar dengan menengok kembali ke belakang. Maksudnya agar pebelajar dan pembelajar mempunyai kerangka berpikir yang komplit sampai ke belakang untuk kemudian mereflesikan untuk masa sekarang atau mendatang. Dengan demikian materi yang diajarkan bisa ditinjau secara kritis dan dinamis. 2. Pendekatan Sosiologis Pendekatan ini mengandaikan terjadinya proses kontekstualisasi atas apa yang pernah terjadi di masa sebelumnya atau datangnya di masa lampau. Dengan pendekatan ini materi yang diajarkan bisa menjadi aktual, bukan karena dibuat-buat tetapi karena senantiasa sesuai dengan perkembangan zaman yang terjadi, dan tidak bersifat indoktrinisasi karena kerangka berpikir yang dibangun adalah kerangka berpikir kekinian. Pendekatan ini bisa digabungkan dengan metode kedua, yakni metode pengayaan. 3. Pendekatan Kultural Pendekatan ini menitikberatkan kepada otentisitas dan tradisi yang berkembang. Dengan pendekatan ini pembelajar bisa melihat mana tradisi yang otentik dan mana yang tidak. Secara otolatis pebelajar juga bisa mengetahui mana tradisi arab dan mana tradisi yang datang dari islam. 4. Pendekatan Psikologis Pedekatan ini berusaha memperhatikan situasi psikologis perseorangan secara tersendiri dan mandiri. Artinya masing-masing pembelajar harus dilihat sebagai manusia mandiri dan unik dengan karakter dan kemampuan yang dimilikinya. Pendekatan ini menuntut seorang pebelajar harus cerdas dan pandai melihat kecenderungan pembelajar sehingga ia bisa mengetahui metode-metode mana saja yang cocok untuk pembelajar. 5. Pendekatan Estetik Pendekatan estetik pada dasarnya mengajarkan pembelajar untuk berlaku sopan dan santun, damai, ramah, dan mencintai keindahan. Sebab segala materi kalau hanya didekati secara doktrinal dan menekan adanya otoritas-otoritas kebenaran maka pembelajar akan cenderung bersikap kasar. Sehingga mereka memerlukan pendekatan ini untuk mengapresiasikan segala gejala yang terjadi di masyarakat dengan melihatnya sebagai bagian dari dinamika kehidupan yang bernilai seni dan estetis. 6. Pendekatan Berprespektif Gender Pendekatan ini mecoba memberikan penyadaran kepada pembelajar untuk tidak membedakan jenis kelamin karena sebenarnya jenis kelamin bukanlah hal yang menghalangi seseorang untuk mencapai kesuksesan. Dengan pendekatan ini, segala bentuk konstruksi sosial yang ada di sekolah yang menyatakan bahwa perempuan berada di bawah laki-laki bisa dihilangkan. 2.5 Pendidikan Berbasis Multikultural Tujuan Pendidikan Multikultural mencakup: 1. Pengembangan Literasi Etnis dan Budaya Pendidikan Multikultural adalah mempelajari tentang latar belakang sejarah, bahasa, karakteristik budaya, sumbangan, peristiwa kritis, individu yang berpengaruh, dan kondisi sosial, politik, dan ekonomi dari berbagai kelompok. 2. Perkembangan Pribadi Dasar psikhologis Pendidikan Multikultural menekankan pada pengembangan pemahaman diri yang lebih besar, konsep diri yang positif, dan kebanggaan pada identitas pribadinya. Penekanan bidang ini merupakan bagian dari tujuan Pendidikan Multikultural yang berkontribusi pada perkembangan pribadi siswa, yang berisi pemahaman yang lebih baik tentang diri yang pada akhirnya berkontribusi terhadapat keseluruhan prestasi intelektual, akademis, dan sosial siswa. 3. Klarifikasi Nilai dan Sikap Pendidikan Multikultural mengangkat nilai-nilai inti yang berasal dari prinsip martabat manusia (human dignity), keadilan, persamaan, kebebasan, dan demokrasi. Maksudnya adalah mengajari generasi muda untuk menghargai dan menerima pluralisme etnis, menyadarkan bahwa perbedaan budaya tidak sama dengan kekurangan atau rendah diri, dan untuk mengakui bahwa keragaman merupakan bagian integral dari kondisi manusia. 4. Kompetensi Multikultural Pendidikan Multikultural dapat meredakan ketegangan ini dengan mengajarkan ketrampilan dalam komunikasi lintas budaya, hubungan antar pribadi, pengambilan perspektif, analisis kontekstual, pemahaman sudut pandang dan kerangka berpikir alternatif, dan menganalisa bagaimana kondisi budaya mempengaruhi nilai, sikap, harapan, dan perilaku. Pendidikan Multikultural dapat membantu siswa mempelajari bagaimana memahami perbedaan budaya tanpa membuat pertimbangan nilai yang semena-mena tentang nilai intrinsiknya. Untuk mencapai tujuan ini anak dapat diberi pengalaman belajar dengan memberi berbagai kesempatan pada siswa untuk mempraktekkan kompetensi budaya dan berinteraksi dengan orang, pengalaman, dan situasi yang berbeda. 5. Kemampuan Ketrampilan Dasar Tujuan utama Pendidikan Multikultural adalah untuk memfasilitasi pembelajaran untuk melatih kemampuan ketrampilan dasar dari siswa yang berbeda secara etnis. Pendidikan Multikultural dapat memperbaiki penguasaan membaca, menulis dan ketrampilan matematika; materi pelajaran; dan ketrampilan proses intelektual seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan pemecahan konflik dengan memberi materi dan teknik yang lebih bermakna untuk kehidupan dan kerangka berpikir dari siswa yang berbeda secara etnis. 6. Persamaan dan Keunggulan Pendidikan Tujuan persamaan multikultural berkaitan erat dengan tujuan penguasaan ketrampilan dasar, namun lebih luas dan lebih filosofis. Untuk menentukan sumbangan komparatif terhadap kesempatan belajar, pendidik harus memahami secara keseluruhan bagaimana budaya membentuk gaya belajar, perilaku mengajar, dan keputusan pendidikan. 7. Memperkuat Pribadi untuk Reformasi Sosial Tujuan terakhir dari Pendidikan multikultural adalah memulai proses perubahan di sekolah yang pada akhirnya akan meluas ke masyarakat. Tujuan ini akan melengkapi penanaman sikap, nilai, kebiasaan dan ketrampilan siswa sehingga mereka menjadi agen perubahan sosial (social change agents) yang memiliki komitmen yang tinggi dengan reformasi masyarakat untuk memberantas perbedaan (disparities) etnis dan rasial dalam kesempatan dan kemauan untuk bertindak berdasarkan komitmen ini. Untuk melakukan itu, mereka perlu memperbaiki pengetahuan mereka tentang isu etnis di samping mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan, ketrampilan tindakan sosial, kemampuan kepemimpinan, dan komitmen moral atas harkat dan persamaan. 8. Memiliki wawasan kebangsaan/kenegaraan yang kokoh Dengan mengetahui kekayaan budaya bangsa itu akan tumbuh rasa kebangsaan yang kuat. Rasa kebangsaan itu akan tumbuh dan berkembang dalam wadah negara Indonesia yang kokoh. Untuk itu Pendidikan Multikultural perlu menambahkan materi, program dan pembelajaran yang memperkuat rasa kebangsaan dan kenegaraan dengan menghilangkan etnosentrisme, prasangka, diskriminasi dan stereotipe. 9. Memiliki wawasan hidup yang lintas budaya dan lintas bangsa sebagai warga dunia Hal ini berarti individu dituntut memiliki wawasan sebagai warga dunia (world citizen). Namun siswa harus tetap dikenalkan dengan budaya lokal, harus diajak berpikir tentang apa yang ada di sekitar lokalnya. Mahasiswa diajak berpikir secara internasional dengan mengajak mereka untuk tetap peduli dengan situasi yang ada di sekitarnya - act locally and globally. 10. Hidup berdampingan secara damai Dengan melihat perbedaan sebagai sebuah keniscayaan, dengan menjunjung tinggi nilai kemanusian, dengan menghargai persamaan akan tumbuh sikap toleran terhadap kelompok lain dan pada gilirannya dapat hidup berdampingan secara damai. 2.6 Wacana Pendidikan Multikultural Sejak kemunculan sebagai disiplin ilmu pada abad ke 1960-an dan 1970-an, pendidikan berbasis multikulturalisme atau multicultural Based Education (MBE) telah didefinisikan dari banyak cara dan dari berbagai macam perspektif. Dalam terminologi ilmu-ilmu pendidikan dikenal istilah yang hampir sama dengan MBE yaitu pendidikan multikultural. MBE membahas tentang penggambaran realitas budaya, politik, sosial, dan ekonomi yang kompleks, yang secara luas dan sistematis mempengaruhi segala sesuatu yang terjadi di dalam sekolah dan di luar ruangan. Ia menyangkut seluruh aset pendidikan yang termanifestasikan melalui konteks dan proses. MBE menegaskan dan memperluas kembali praktek yang perlu dicontoh, dan berupaya memperbaiki kesempatan pendidikan optimal yang tertolak. Ia memperbincangkan sekitar penciptaan lembaga-lembaga pendidikan yang menyediakan lingkungan pembelajaran yang dinamis, yang mencerminkan cita-cita persamaan kesetaraan dan keunggulan. Di indonesia, pendidikan multikultural relatif baru di kenal sebagai suatu pendekatan yang di anggap lebih sesuai bagi masyarakat indonesia yang heterogen, terlebih pada masa otonomi dan disentralisasi yang baru dilakukan. Pendidikan multikulturalisme yang dikembangkan di Indonesia sejalan pengembangan demokrasi yang dijalankan sebagai counter terhadap kebijakan desentralisasi dan otonomi daaerah. Apabila hal itu dilaksanakan tidak hati-hati justru akan menjerumuskan kita ke dalam perpecahan Nasional. Model pendidikan di Indonesia maupun di negara-negara lain menunjukkan keragaman tujuan yang menerapkan strategi dan sarana yang dipakai untuk mencapai. Sejumlah kritikus melihat bahwa revisi kurikulum sekolah yang dilakukan dalam program pendidikan multikultural di Inggris dan beberapa tempat di Australia dan Kanada, terbatas pada keragaman budaya yang ada, jadi terbatas pada dimensi kognitif. Penambahan informasi tentang keragaman budaya merupakan model pendidikan multikultural yang mencakup revisi atau materi pembelajaran, termasuk revisi-revisi buku teks. Terlepas dari kritik atas penerapannya di beberapa tempat, revisi pembelajaran seperti di Amerika Serikat merupakan strategi yang dianggap paling penting dalam reformasi pendidikandan kurikulum. Untuk mewujudkan model-model tersebut, pendidikan multikultural di Indonesia perlu memakai kombinasi model yang ada, agar seperti yang diajukan Gorski, pendidikan multikulturalis dapat mencakup tiga hal jenis transformasi yakni: • Transformasi diri • Transformasi sekolah dan proses belajar mengajar • Transformasi masyarakat Selain itu pendidikan multikulturalis dimungkinkan akan terus berkembang seperti bola salju yang menggelinding semakin membesar dan ramai diperbincangkan. Dan yang lebih penting dan kita harapkan adalah pendidikan multikultural akan dapat diberlakukan dalam dunia pendidikan di negeri yang multikultural ini. Apakah nantinya terwujud dalam kurikulum, materi, dan metode, ataukah dalam wujud lainnya. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari berbagai materi yang telah dijabarkan dapat disimpulakan bahwa pendidikan multikultural adalah sebuah proses pengembangan potensi manusia dengan menghargai harkat dan martabat manusia tanpa membedakan satu dengan yang lainnya dan tetap menjunjung tinggi nilai kebudayaan , etnis , suku dan agama. 3.2 Saran Penulis dapat memberi saran bahwa sebaiknya pendidikan multikultural tidak hanya berkembang dikalangan mahasiswa saja tetapi pada masyarakat umum juga harus memberlakukan pendidikan yang berbasis multikultural. DAFTAR PUSTAKA http://www.pengertianpendidikan.ga/2013/07/pengertian-pendidikan-secara-umum.html http://www.artikelbagus.com/2011/11/implementasi-pendidikan-multikultural-dalam-dunia-pendidikan.html#ixzz3jmcMgKpK http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-pendidikan-multikultural.html

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR “PENGGUNAAN MIKROSKOP”

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR “PENGGUNAAN MIKROSKOP” NAMA : DIYAH AYUK WULANDARI NIM : 150210103008 KELAS : C KELOMPOK : 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2015 JUDUL Pengunaan mikroskop. TUJUAN Memperkenalkan komponen-komponen mikroskop dan cara pengunaanya. Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati di bawah mikroskop. Mengukur luas pandang mikroskop. DASAR TEORI Mikroskop adalah alat fundamental dari ahli biologi (Mertens, Malayer, 1968:1). Mata manusia sangat luar biasa dalam kemampuan fungsinya. Bagaimanapun itu, mata menunjukkan keterbatasan. secara umum, batas penglihatan manusia dalam hal benda kecil adalah sekitar sepersepuluh dari milimeter (Basmajian, Breed 1972: 20). Dalam kursus dasar dalam biologi kita umumnya menggunakan organisme kecil, ini berarti dibutuhkan mikroskop yang memiliki kemampuan memperpanjang visi mata. Komponen-komponen mikroskop terdiri atas lensa okuler, tabung okuler, pemutar objektif, lensa objektif penggerak mekanis, meja mikroskop, lever diafragma, kondenser, pelindung lampu, bonggol pengatur kasar, bonggol pengatur kondenser, bonggol pengatur halus, alas mikroskop (Ratnaningsih, 1999:7). Untuk mempersiapkan penelitian dan cara penggunaannya adalah menyiapkan mikroskop, mengatur penyinaran, mengatur lensa, mengganti perbesaran (Ratnaningsih, 1999:15). Sedangkan bayangan yang terbentuk oleh mikroskop adalah terbalik dan diperbesar 4x10. Dengan menggeser kaca objek ke kiri, bayangan berpindah ke kanan. Menggeser ke atas, bayangan pindah ke bawah dengan demikian dapat ditentukan luas panjang mikroskop (Ratnaningsih, 1999:14 ). METODE PRAKTIKUM 4.1 Alat Mikroskop Gelas objek dan gelas penutup Silet tajam 4.2 Bahan Potongan kertas yang betulis huruf “d” atau “b” 4.3 Cara Kerja HASIL PENGAMATAN Potongan huruf “d” diamati dimikroskop membentuk huruf “p” hal ini menunjuk bahwa bayangan yang dibentuk adalah terbalik dan di perbesar, dengan perbesaran objektif 4 x 10. Dengan menggeser preparat dari kiri ke kanan dan ke atas ke bawah akan di dapatkan panjang sumbu x dan y yaitu masing-masing 5 mm dengan perhitungan secara manual karena di mikroskop tempat saya mengamati tidak terdapat pengukurnya. Dengan hal itu maka luas pandangnya adalah 19,625. Sedangkan untuk potongan huruf “b” diamati dimikroskop membentuk huruf “q” hal ini menunjukkan bahwa bayangan yang dibentuk adalah terbalik dan diperbesar, dengan perbesaran objektif 4 x 10. Seperti halnya pada kertas huruf “d”, penggeser preparat huruf “b” dari kiri ke kanan dan ke atas ke bawah akan di dapatkan panjang sumbu x dan y yaitu masing-masing 5 mm dengan perhitungan secara manual. Dengan hal itu maka luas pandangnya adalah 19,625. PEMBAHASAN Jika membahas mikroskop maka kita harus terlebih dahulu mengetahui apa itu mikroskop. Mikroskop adalah alat bantu penglihatan yang dapat digunakan untuk mengamati objek yang ukurannya kecil seperti sel, organisme bersel satu, organel sel dan lain-lain ( Lelono, 2002:1 ). Sedang menurut ( Ratnaningsih, 1999:5 ) Mikroskop merupakan alat utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur dari benda –benda yang kecil. Jadi mikroskop merupakan alat utama untuk melakukan pengamatan dan penelitian objek yang ukuranya kecil seperti sel, organisme bersel satu, organel sel dan lain-lain. Komponen-komponen mikroskop dapat dijabarkan sebagai berikut: Lensa okuler, berfungsi untuk memperbesar gambar, biasanya 10x. Pemutar objektif, berfungsi untuk berputar lensa objektif ke posisi pandang. Lensa objektif, berfungsi untuk memperbesar gambar, biasanya lemah (4x), medium (10x), high dry (40x), and oil immersion (100x). Penggerak mekanis, berfungsi untuk menggeser bolak-balik di atas meja mikroskop. Meja mikroskop, berfungsi untuk meletakkan preparat. Lever diafragma, berfungsi untuk mengontrol jumlah cahaya yang masuk. Kondenser, berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada spesimen dan mengisi lensa dengan cahaya. Bonggol pengatur kasar, berfungsi untuk mengatur tabung mikroskop secara cepat. Bonggol pengatur halus, berfungsi untuk mengatur tabung mkroskop secala lambat. Alas mikroskop, berfungsi sebagai penopang mikroskop. Cara untuk menyiapkan bahan dan penggunaan mikroskop sebagai berikut: Menyiapkan mikroskop, yaitu letakkan mikroskop di tempat yang kokoh dan memastikan kebersihan dan fungsi komponen-komponen mikroskop berfungsi dengan baik. Mengatur penyinaran, yaitu jika mikroskop menggunakan cermin maka atur posisi cermin agar mendapat cahaya dengan betul. Jika mikroskop dilengkapi kondenser maka atur kondenser dengan memutar bonggol pengatur kondenser. Mengatur lensa, yaitu dengan cara jauhkan objektif dengan bonggol pengatur kasar hingga ujung bawah lensa objektif kira-kira 20 mm diatas meja mikroskop. Pasangkan preparat pada meja mikroskop dengan cara menjepitnya. Mengganti perbesaran, yaitu dengan mengganti lensa objektif dan selesai pengamatan, sebelum mengambil preparat di meja mikroskop, biasakanlah memindahkan dahulu objektif yang lemah ke sumbu optik. Berdasarkan hasil pengamatan huruf “d” didapatkan bayangan berbentuk huruf “p” hal ini sesuai dengan dasar teori bahwa bayangan sifat terbalik dan diperbesar. Dimana jika menggeser kaca objek ke kiri, bayangan berpindah ke kanan. Menggeser ke atas, bayangan pindah ke bawah. Sedangkan huruf “b”didapatkan bayangan berbentuk huruf “q” hal ini juga sesuai dengan dasar teori bahwa bayangan sifat terbalik dan diperbesar. Dimana jika menggeser kaca objek ke kiri, bayangan berpindah ke kanan. Menggeser ke atas, bayangan pindah ke bawah. Dengan perbesaran yang sama yaitu 4x10. Dari hasil penelitian di dapat panjang sumbu x dan y baik huruf “d” atau “b” masing-masing 5 mm dan 5 mm. maka luas pandang mikroskop huruf “d” atau “b” adalah d=(x+y)/2=(5+5)/2=10/2=5 mm r=d/2=5/2=2,5 mm l=Ï€r^2=3,14.〖(2,5)〗^2=3,14 .6,25=19,625 mm PENUTUP 7.1 Kesimpulan Mikroskop merupakan alat utama untuk melakukan pengamatan dan penelitian objek yang ukuranya kecil seperti sel, organisme bersel satu, organel sel dan lain-lain. Komponen-komponen mikroskop terdiri atas lensa okuler, tabung okuler, pemutar objektif, lensa objektif penggerak mekanis, meja mikroskop, lever diafragma, kondenser, pelindung lampu, bonggol pengatur kasar, bonggol pengatur kondenser, bonggol pengatur halus, alas mikroskop. Untuk mempersiapkan penelitian dan cara penggunaannya adalah menyiapkan mikroskop, mengatur penyinaran, mengatur lensa, mengganti perbesaran. Dari hasil penelitian di dapat panjang sumbu x dan y baik huruf “d” atau “b” masing-masing 5 mm. Maka luas pandang mikroskop huruf “d” atau “b” adalah 19,625 mm. 7.2 Saran Pelaksanaan untuk kegiatan praktikum ini sudah baik, namun alangkah lebih baik jika ada contoh nyata untuk setiap bagian-bagian laporan praktikum, karena saya masih mengalami kesulitan dan bingung. DAFTAR PUSTAKA Ratnaningsih, Anna dkk. 1999. Petunjuk Praktikum Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka Basmajian, Ronald K.. and Allen E. Breed. 1972. Notes For General Biology Labolatory In Audio - Tutorial Prespective. Amerika: Burgess Publishing Company Mertents, Thomas R.. and Jeanette C. Malayer. 1968. Labolatory Exersices In The Prinsiples Of Biology. Amerika: Burgess Publishing Company Lelono, Asmoro. 2002. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: Universitas Jember LAMPIRAN Bayangan huruf “d” Bayangan huruf “b” Penggeseran dari arah kanan ke kiri Penggeseran dari arah bawah ke atas

Rabu, 25 Mei 2016

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR “MEMPELAJARI JARINGAN PADA TUMBUHAN”

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR “MEMPELAJARI JARINGAN PADA TUMBUHAN” NAMA: DIYAH AYUK WULANDARI NIM: 150210103008 KELAS: C KELOMPOK: 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2015 I. JUDUL Mempelajari jaringan pada tumbuhan. II. TUJUAN Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun pada tumbuhan. III. DASAR TEORI Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki asal, bentuk dan struktur yang sama. Namun demikian ada pula sekelompok sel tumbuhan yang secara kesatuan membentuk seperti jaringan akan tetapi sebenarnya bukan jaringan tetapi koloni sel misalnya Volcox sp. (Lelono, 2002:11). Adapun jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat digolong-golongkan berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari jaringan tersebut. Berdasarkan umurnya, jaringan digolongkan menjadi jaringan muda yang masih bersifat bisa membelah diri dan bisa berkembang menjadi bermacam-macam jaringan. Karena sifatnya ini, jaringan disebut jaringn meristem. Selain jaringan meristem, pada tubuh tumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini mempunyai bentuk yang bermacam-macam sesuai letak dan fungsinya. Berdasarkan komposisinya, jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi jaringan sederhana yang terdiri atas satu macam sel (misalnya jaringan parenkim dan jaringan kolenkim) dan jaringan majemuk yang terdiri atas lebih dari satu macam sel (misalnya jaringan pelindung dan jaringan pengangkut). Berdasarkan fungsinya, jaringan tumbuhan dapat digolongkan menjadi jaringan dasar, jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penguat, dan jaringan sekretori. Jaringan-jaringan tersebut bersama jaringan yang lain menyusun satu organ paada tumbuhan. Organ vegetatif pada tumbuhan terdiri atas akar, batang dan daun (Pembina, 2015:7). Menurut (Campbell, 2012:316), akar (root) adalah organ multiseluler yang menambatkan tumbuhan vaskular ke dalam tanah, mengabsropsi mineral dan air, dan seringkali menyimpan karbohidrat. Karena fungsi akar antara lain untuk menghisap air dengan garam-garam yang terlarut dari tanah, maka padanya terdapat rambut akar untuk menghisap air terdapat pada akar muda. Dan lapisan terdalam dari korteks (kulit) ialah endodermis, yaitu selapis sel-sel yang berfungsi untuk mengatur masuknya air kedalam jaringan pembuluh. Letak xylem dam floem bergantian (Ratnaningsih, 1999:22). Batang (stem) adalah organ yang terdiri dari sistem nodus (node) yang berseling-seling, titik tempat daun melekat dan internodus (internode), segmen batang di antara nodus-nodus (Campbell, 2012:318). Pada batang, jaringan pembuluh teratur dalam berkas pembuluh dimana masing-masing berkas terdiri dari berkas xylem di dalam dan floem di luar (Ratnaningsih, 1999:23). Tumbuhan dikotil mempunyai berkas pembuluh dengan xylem dan floem terbuka, sedangkan pada tumbuhan monokotil sering tertutup (Salisbury, 1992:106). Sebagaimana organ lainnya, daun terdiri dari sel yang telah menyesuaikan diri untuk macam-macam peranan. Pada umumnya daun berbentuk lebar sesuai dengan fungsinya yaitu fotosintesis. Makin luas permukaannya, makin efisien untuk fotosintesis. Untuk mengurangi penguapan, epidermis dilapisi kutikula atau lilin, sedang stomata (bentuk jamak dari stoma, mulut daun) berfungsi dalam mengatur penguapan sert pertukaran gas (Ratnaningsih, 1999:25). Monokotil dan dikotil berbeda dalam susunan vena (vein) atau urat daun, jaringan vaskular pada daun. Sebagian monokotil memiliki urat daun utama yang paralel disepanjang helaian daun. Dikotil biasanya memiliki jejaringa urat daun utama yang bercabang-cabang (Campbell, 2012:318). IV. METODE PRAKTIKUM 4.1 Alat a. Mikroskop b. Silet c. kaca objek dan kaca penutup 4.2 Bahan a. Preparat awetan penampang melintang akar, batang, dan daun (jaringan tumbuhan). b. Batang waluh (Cucurbita moschata) c. Batang bayam duri (Amaranthus spinosus) 4.3 Cara Kerja a. Mengamati jaringan batang jagung (Zea mays) b. Mengamati jaringan akar jagung (Zea mays) c. Mengamati jaringan akar kacang tanah (Arachis hypogea) d. Mengamati jaringan daun jagung (Zea mays) e. Mengamati jaringan daun padi (Oryza sativa) f. Mengamati jaringan batang waluh (Cucurbita moskata). g. Mengamati jaringan batang bayam duri (Amaranthus spinosus). V. HASIL PENGAMATAN 5.1 Mengamati jaringan batang jagung (Zea mays) Gambar: jaringan batang jagung (Zea mays) Perbesaran 40 X Keterangan: 1. xylem 2. floem 3. epidermis 4. korteks 5. stele monokotil 5.2 Mengamati jaringan akar jagung (Zea mays) Gambar: jaringan akar jagung (Zea mays) Perbesaran: 100 X Keterangan: 1. epiderms 2. korteks 3. endodermis 4. jaringan vaskular 5. silinder pusat empelur monokotil 5.3 Mengamati jaringan akar kacang tanah (Arachus hypogea) Gambar: jaringan akar kacang tanah (Arachis hypogea) Perbesaran : 40 X Keterangan: 1. Epidermis 2. floem 3. xylem 4. empelur 5. kambium dikotil 5.4 Mengamati jaringan daun jagung (Zea mays) Gambar: jaringan daun jagung (Zea mays) Perbesaran: 400 X Keterangan: 1. Epidermis atas 2. Epidermis bawah 3. pengangkut 4. spon 5. jaringan parenkim palisade monokotil 5.5 Mengamati jaringan daun padi (Oryza sativa) Gambar: jaringan daun padi (Oryza sativa) Perbesaran: 400 X Keterangan: 1. xylem 2. epidermis bawah 3. parenkim palisade 4. epidermis atas 5. floem monokotil 5.6 Mengamati jaringan batang waluh (Cucurbita moskata) Gambar: jaringan batang waluh (Cucurbita moskata) Perbesaran: 100 X Keterangan: 1. Epidermis 2. Stele 3. Berkas pengankut 4. Korteks 5. Trikama Dikotil 5.7 Mengamati jaringan batang bayam duri (Amaranthus spinosus) Gambar: jaringan batang bayam duri (Amaranthus spinosus) Perbesaran: 40 X Keterangan: 1. Xylem 2. Floem 3. Stele 4. Korteks 5. Epidermis Dikotil VI. PEMBAHASAN 6.1 Pengertian jaringan dan struktur jaringan penyusun organ akar, batang dan daun secara umum Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki asal, bentuk dan struktur yang sama. Namun demikian ada pula sekelompok sel tumbuhan yang secara kesatuan membentuk seperti jaringan akan tetapi sebenarnya bukan jaringan tetapi koloni sel misalnya Volcox sp. Untuk melakukan proses-proses hidup pada tumbuhan terdapat bermacam-macam jaringan yang masing-masing memiliki fungsi tertentu. Beberapa macam jaringan pada tumbuhan adalah jaringan parenkim, yaitu jaringan yang tersusun atas sel dengan dinding tipis yang merupakan jaringan dasar pembentuk korteks dan empelur pada batang serta korteks pada akar. Jaringan kolenkim, yaitu jaringan serupa dengan jaringan parenkim tetapi berdinding tebal, terutama pada sudut-sudutnya, umumnya terdapat pada daerah korteks. Jaringan epidermis, yaitu sel dengan dinding tebal (penebalan primer) sebagai jaringan pelindung. Pada beberapa sel epidermis dapat termodifikasi menjadi stomata, rambut dan kelenjar. Jaringan penguat (sklerenkim), yaitu jaringan yang terdiri dari sel yang memiliki penebalan sekunder, menurut bentuknya sklerenkim dapat dibedakan menjadi dua yaitu sklereid (selnya berukuran pendek bercabang atau tdak bercabang) dan serat (selnya berukuran panjang dengan ujung runcing). Trakeid, yaitu jaringan yang selnya berucung meruncing dan ada penebalan dinding. Merupakan bagian dari xylem (ikatan pembuluh) pada tumbuhan kayu. Trakea, yaitu jaringan yang selnya berpenebalan dinding dan berderet memanjang sejajar sumbu tumbuh. Dinding ujung masing-masing sel berlubang sehingga merupakan suatu saluran, yang juga merupakan bagian dari xylem. Dan pembuluh tapis, yaitu jaringan yang terdiri atas suatu dereta memanjang dari sel-sel yang memiliki dinding ujung yang berpori halus, yang merupakan bagian dari floem. akar (root) adalah organ multiseluler yang menambatkan tumbuhan vaskular ke dalam tanah, mengabsropsi mineral dan air, dan seringkali menyimpan karbohidrat. Sebagian besar dikotil dan gymnospermae memiliki sistem akar tunggang, yang terdiri dari satu akar vertikal utama yaitu akar tunggang yang berkembang dari akar embrionik. Akar tunggang memunculkan akar literal yang disebut juga akar cabang. Pada kebanyakan angiospermae, akar tunggang menyimpan gula dan pati yang akan dikonsumsi oleh tumbuhan selama pembungaan dan pembentukan buah. Oleh karena itu, akar tanaman pangan seperti wortel, lobak dan bit dipanen sebelum berbunga. Sistem akar tunggang biasanya menembus tanah hinga kedalam dan beradaptasi dengan baik. Pada tumbuhan vaskular tak berbunga dan sebagian besar monokotil, misalnya rumput, akar embrionik mati dan tidak memunculkan akar utama. Sebagai gantinya banyak akar kecil tumbuh dari batang. Akar seperti itu disebut adventisia, istilah yang mendiskripsikan organ tumbuhan yang tumbuh ditempat yang tidak lazim, misalnya akar yang tumbuh dari batang atau daun. Setiap akar-akar kecil membentuk akar-akar literalnya sendiri. Hasilnya adalah sistem akar serabut, yaitu kumpulan akar tipis yang menyebar dibawah permukaan tanah, tanpa akar yang berfungsi sebagai akar utama. Sistem akar serabut biasanya tidak terlalu dalam masuk ke tanah sehingga beradaptasi dengan baik untuk tanah dangkal atau daerah-daerah yang bercurah hujan rendah sehingga biasanya tidak membasahi tanah dibawah lapisan permukaan tanah. Kebanyakan tumbuhan memiliki akar yang termodifikasi. Sebagian muncul dari akar, dan yang lain adalah adventisia, yang berkembang dari batang atau pada beberapa kasus yang langka dari daun. Sejumlah akar yang termodifikasi memberikan dukungan dan tambahan, sementara yang lain menyimpan air dan nutrein atau mengabsorpsi oksigen dari udara. Batang (stem) adalah organ yang terdiri dari sistem nodus (node) yang berseling-seling, titik tempat daun melekat dan internodus (internode), segmen batang di antara nodus-nodus. Pada batang, jaringan pembuluh teratur dalam berkas pembuluh dimana masing-masing berkas terdiri dari berkas xylem di dalam dan floem di luar. Tumbuhan dikotil mempunyai berkas pembuluh dengan xylem dan floem terbuka, sedangkan pada tumbuhan monokotil sering tertutup. Daun terdiri dari sel yang telah menyesuaikan diri untuk macam-macam peranan. Pada umumnya daun berbentuk lebar sesuai dengan fungsinya yaitu fotosintesis. Makin luas permukaannya, makin efisien untuk fotosintesis. Untuk mengurangi penguapan, epidermis dilapisi kutikula atau lilin, sedang stomata (bentuk jamak dari stoma, mulut daun) berfungsi dalam mengatur penguapan sert pertukaran gas. Monokotil dan dikotil berbeda dalam susunan vena (vein) atau urat daun, jaringan vaskular pada daun. Sebagian monokotil memiliki urat daun utama yang paralel disepanjang helaian daun. Dikotil biasanya memiliki jejaringan urat daun utama yang bercabang-cabang. 6.2 Mengamati jaringan batang jagung (Zea mays) Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dengan perbesaran 40 kali, batang jagung yang memiliki nama ilmiah (Zea mays) ini merupakan akar tumbuhan monokotil. Di dalam batang jagung terdapat jaringan epidermis, jaringan pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem, terdapat stele serta korteks. Dan bagian jaringan-jaringan yang teramati dijelaskan sebagai berikut: a. Jaringan epidermis, yaitu sel dengan dinding tebal (penebalan primer) sebagai jaringan pelindung. b. Jaringan pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem. Xylem merupakan sebagai pengangkut sebagaian besar air dan mineral dari akar menuju tunas. Xylem dari kebanyakan tumbuhan vaskuler mencakup trakeid, yaitu sel-sel berbentuk tabung yang membawa air dan mineral dari akar. Sedangkan floem merupakan jaringan pentranspor gula yang merupakan hasil fotosintesis dari daun ke tempat yang membutuhkan, biasanya akar dan tempat-tempat pertumbuhan seperti daun dan buah yang sedang berkembang. c. Stele merupakan jaringan vaskular batang secara kolektif. d. Korteks merupakan wilayah diantara silinder vaskular dan epidermis. Sel-sel di dalam jaringan menyimpan karbohidrat, dan plasma membrannya menyerap air dan meneral air dari tanah. Korteks pada batang jagung sempit. Pada batang jagung yaang merupakan jenis batang monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada monokotil menyebabkan batang monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Ciri khas pada berkas pengangkut batang jagung, xilem terdiri dari dua trakea besar kemudian dihubungkan dengan satu buluh cincin dan di antara floem dan xilem ditemukan ruang reksigen. 6.3 Mengamati akar jagung (Zea mays) Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan perbesaran 100 kali, akar jagung (Zea mays) merupakan akar yang termasuk dalam akar monokotil. Di dalam akar jagung ditemukan beberapa jaringan yaitu epidermis, korteks, endodermis, jaringan vaskular dan silinder pusat empelur, dengan penjelasan sebagai berikut: a. Jaringan epidermis, yaitu sel dengan dinding tebal (penebalan primer) sebagai jaringan pelindung. b. Korteks merupakan wilayah diantara silinder vaskular dan epidermis. Sel-sel di dalam jaringan menyimpan karbohidrat, dan plasma membrannya menyerap air dan meneral air dari tanah. Korteks pada batang jagung sempit. c. Endodermis merupakan bagian korteks yang paling dalam, berupa silinder setebal satu sel yang membentuk perbatasan dengan silinder vaskular. Endodermis merupakan rintangan selektif yang meregulasi perlintasan zat-zat dari tanah kedalam silinder vaskular. d. Jaringan vaskular merupakan jaringan yang melaksanakan transpor material jarak jauh antara sistem akar dan sistem tunas. Dua tipe jaringan vaskular adalah xylem dan floem. e. Silinder pusat empelur merupakan jaringan dasar yang terletak dibagian internal dari jaringan vaskular. Sistem jaringan dasar bukan sekedar pengisi ruang kosong, sistem tersebut mencakup berbagai macam sel yang terspesialisasi untuk fungsi-fungsi seperti penyimpanan, fotosintesis dan pendukung. Akar jagung tidak memunculkan akar utama karena merupakan akar tipe monokotil. Sebagai gantinya banyak akar kecil yang tumbuh dari batang, stiap akar kecil membentuk akar-akar lateralnya sendiri yang disebut dengan sistem akar serabut. Akar jagung merupakan akar yang telah termodifikasi. Akar jagung disebut dengan akar prop atau akar gantung, karena mendukung tumbuhan yang tinggi dan berat dibagian atas. Semua akar tumbuhan jagung dewasa merupakan adventisia setelah akar yang asli mati. Akar yang muncul pada akhinya akan menembus tanah. 6.4 Mengamati akar kacang tanah (Arachis hypogea) Berdasarkan penelitian dengan perbesaran 40 kali,akar kacang tanah yang memiliki nama ilmiah (Arachis hypogea) merupakan akar tipe dikotil. Di dalam akar kacang tanah ditemukan beberapa jaringan yaitu jaringan epidermis, floem, xylem, empulur dan kambium. Dan dijelaskan sebagai berikut: a. Jaringan epidermis, yaitu sel dengan dinding tebal (penebalan primer) sebagai jaringan pelindung. b. Floem merupakan jaringan pentranspor gula yang merupakan hasil fotosintesis dari daun ke tempat yang membutuhkan, biasanya akar dan tempat-tempat pertumbuhan seperti daun dan buah yang sedang berkembang. c. Xylem merupakan sebagai pengangkut sebagaian besar air dan mineral dari akar menuju tunas. Xylem dari kebanyakan tumbuhan vaskuler mencakup trakeid, yaitu sel-sel berbentuk tabung yang membawa air dan mineral dari akar. d. Empelur merupakan jaringan dasar yang terletak dibagian internal dari jaringan vaskular. Sistem jaringan dasar bukan sekedar pengisi ruang kosong, sistem tersebut mencakup berbagai macam sel yang terspesialisasi untuk fungsi-fungsi seperti penyimpanan, fotosintesis dan pendukung. e. Kambium terbagi menjadi dua yaitu kambium gabus dan kambium vaskular. Kambium gabus merupakan silinder jaringan maristematik pada tumbuhan berkayu yang menggantikan epidermis dengan sel-sel gabus yang lebih tebal dan kuat. Sedangkan kambium vaskular merupakan silinder jaringan maristematik pada tumbuhan berkayu yang menambahkan lapisan-lapisan jaringan vaskular sekunder yang disebut xylem sekunder (kayu) dan floem sekunder. Berdasarkan penelitian pada akar jagung yang merupakan akar monokotil dan akar kacang tanah yang merupakan akar dikotil dapat disimpulkan bahwa perbedaan akar monokotil dan dikotil adlah di monokotil tidak terdapat kambium sedangkan di dikotil terdapat kambium. 6.5 Mengamati daun jagung (Zea mays) Berdasarkan penelitian dengan perbesaran 400 kali, di dalam daun jagung terdapat beberapa jaringan yaitu epidermis atas, epidermis bawah, jaringan pengangkut, jaringan spon, dan jaringan parenkim palisade. Yang dijelaskan sebagai berikut: a. Epidermis atas merupakan epidermis yang terdiri dari satu lapis sel, berbentuk persegi, dinding terluarnya ditutupi oleh kutikula, dan tidak mengandung kloroplas. Beberapa stomata dapat ditemui pada epidermis atas. b. Epidermis bawah merupakan epidermis yang serupa dalam struktur permukaan atas, tapi memiliki banyak stomata. Tiap pori stomata terbuka ke arah ruang antar sel besar yang disebut ruang substomata atau cavity. c. Jaringan pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem. Xylem merupakan sebagai pengangkut sebagaian besar air dan mineral dari akar menuju tunas. Xylem dari kebanyakan tumbuhan vaskuler mencakup trakeid, yaitu sel-sel berbentuk tabung yang membawa air dan mineral dari akar. Sedangkan floem merupakan jaringan pentranspor gula yang merupakan hasil fotosintesis dari daun ke tempat yang membutuhkan, biasanya akar dan tempat-tempat pertumbuhan seperti daun dan buah yang sedang berkembang. d. Jaringan spon merupakan jaringan yang mengandung sedikit klorofil, berada di bawah jarngan palisade dan terdapat ruang antar sel. e. Jaringan paarenkim palisade terdiri dari satu atau beberapa lapisan sel-sel parenkim memanjang dibagian paling atas daun, terdapat banyak klorofil, dan tersusun sangat rapat. Sel-sel parenkim dewasa memiliki dinding primer yang relatif tipis dan fleksibel, dan sebagian besar tidak memiliki dinding sekunder. Saat dewasa, sel-sel parenkim umumnya memiliki vakuola tengah yang besar. 6.6 Mengamati jaringan pada daun padi (Oryza sativa) Berdasarkan penelitian dengan perbesaran 400 kali, daun padi yang memiliki nama ilmiah (Oryza sativa) memiliki beberapa jaringan, yaitu epidermis atas, epidermis bawah, xylem, floem dan jaringan parenkim palisade. Dan dijabarkan sebagai berikut: a. Epidermis atas merupakan epidermis yang terdiri dari satu lapis sel, berbentuk persegi, dinding terluarnya ditutupi oleh kutikula, dan tidak mengandung kloroplas. Beberapa stomata dapat ditemui pada epidermis atas. b. Epidermis bawah merupakan epidermis yang serupa dalam struktur permukaan atas, tapi memiliki banyak stomata. Tiap pori stomata terbuka ke arah ruang antar sel besar yang disebut ruang substomata atau cavity. c. Xylem merupakan sebagai pengangkut sebagaian besar air dan mineral dari akar menuju tunas. Xylem dari kebanyakan tumbuhan vaskuler mencakup trakeid, yaitu sel-sel berbentuk tabung yang membawa air dan mineral dari akar. d. Floem merupakan jaringan pentranspor gula yang merupakan hasil fotosintesis dari daun ke tempat yang membutuhkan, biasanya akar dan tempat-tempat pertumbuhan seperti daun dan buah yang sedang berkembang. e. Jaringan paarenkim palisade terdiri dari satu atau beberapa lapisan sel-sel parenkim memanjang dibagian paling atas daun, terdapat banyak klorofil, dan tersusun sangat rapat. Sel-sel parenkim dewasa memiliki dinding primer yang relatif tipis dan fleksibel, dan sebagian besar tidak memiliki dinding sekunder. Saat dewasa, sel-sel parenkim umumnya memiliki vakuola tengah yang besar. Daun monokotil dan dikotil memiliki perbedaan dalam susunan vena atau urat daun, jaringan vaskular pada daun. Sebagian besar monokotil memiliki urat daun utama yang paralel disepanjang helaian daun. Sedangkan dikotil biasanya memiliki jejaring urat daun utama yang bercabang-cabang. Jaringan mesofil pada daun monokotil tidak mengalami diferensiasi dan bentuknya seragam sedangkan daun dikotil mesofilnya mengalami diferensiasi menjadi palisade (jaringan tiang) dan spons (jaringan bunga karang). Stomata pada monokotil berderet diantara urat daun sedangkan dikotil terletak melapisi permukaan atas dan bawah daun. 6.7 Mengamati jaringan pada batang waluh (Cucurbita moschata) Berdasarkan pengamatan yang dilakukuan dengan perbesaran 100 kali, batang waluh yang memiliki nama ilmiah (Cucurbita moschata) ini merupakan tanaman dikotil. Di dalam batang waluh ditemukan beberapa jaringan yaitu jaringan epidermis, stele, berkas pengangkut, korteks dan trikoma. Dan dijelaskan sebagai berikut: a. Jaringan epidermis, yaitu sel dengan dinding tebal (penebalan primer) sebagai jaringan pelindung. b. Stele merupakan jaringan vaskular batang secara kolektif. c. Jaringan pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem. Xylem merupakan sebagai pengangkut sebagaian besar air dan mineral dari akar menuju tunas. Xylem dari kebanyakan tumbuhan vaskuler mencakup trakeid, yaitu sel-sel berbentuk tabung yang membawa air dan mineral dari akar. Sedangkan floem merupakan jaringan pentranspor gula yang merupakan hasil fotosintesis dari daun ke tempat yang membutuhkan, biasanya akar dan tempat-tempat pertumbuhan seperti daun dan buah yang sedang berkembang. d. Korteks merupakan wilayah diantara silinder vaskular dan epidermis. Sel-sel di dalam jaringan menyimpan karbohidrat, dan plasma membrannya menyerap air dan meneral air dari tanah. Korteks pada batang jagung sempit. e. Trikoma merupakan pertumbuhan serupa rambut dari epidermis tunas, berfungsi untuk mengurangi kehilangan air dan memantulkan sinar yang berlebihan. Trikoma juga dapat memberikan perlindungan terhadap serangga dengan membentuk penghalang atau menyekresikan cairan lengket dan senyawa beracun. Jaringan batang dikotil, memiliki jaringan vaskular yang terdiri dari berkas vaskular yang tersusun dalam suatu cincin. Xylem pada setiap berkas vaskular terletak di sebelah empulur, dan floem pada setiap berkas terletak disebelah korteks. 6.8 Mengamati jaringan pada batang bayam duri (Amaranthus spinosuss) Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dengan perbesaran 40 kali, batang bayam duri yang memiliki nama ilmiah (Amaranthus spinosuss) merupakan tumbuhan dikotil. Di dalam batang terdapat beberapa jaringan, yaitu jaringan epidermis, stele, jaringan pengangkut dan korteks. Dan dijabarkan sebagai berikut: a. Jaringan epidermis, yaitu sel dengan dinding tebal (penebalan primer) sebagai jaringan pelindung. b. Stele merupakan jaringan vaskular batang secara kolektif. c. Jaringan pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem. Xylem merupakan sebagai pengangkut sebagaian besar air dan mineral dari akar menuju tunas. Xylem dari kebanyakan tumbuhan vaskuler mencakup trakeid, yaitu sel-sel berbentuk tabung yang membawa air dan mineral dari akar. Sedangkan floem merupakan jaringan pentranspor gula yang merupakan hasil fotosintesis dari daun ke tempat yang membutuhkan, biasanya akar dan tempat-tempat pertumbuhan seperti daun dan buah yang sedang berkembang. d. Korteks merupakan wilayah diantara silinder vaskular dan epidermis. Sel-sel di dalam jaringan menyimpan karbohidrat, dan plasma membrannya menyerap air dan meneral air dari tanah. Korteks pada batang jagung sempit. Perbedaan jaringan batang dikotil dan monokoti adalah, jaringan batang dikotil memiliki jaringan vaskular yang terdiri dari berkas vaskular yang tersusun dalam suatu cincin. Xylem pada setiap berkas vaskular terletak di sebelah empulur, dan floem pada setiap berkas terletak disebelah korteks. Sedangkan pada jaringan batang monokotil, berkas vaskuler tersebar di seluruh jaringan dasar, bukan membentuk cincin. Pada batang monokotil maupun dikotil, jaringan dasar sebagian besar terdiri dari sel-sel parenkim (sel yang memiliki dinding primer yang relatif tipis dan fleksibel, dan sebagian besar tidak memiliki dinding sekunder). Akan tetapi, sel-sel kolenkim yang terletak tepat di bawah epidermis memperkuat kebanyakan batang. Sel-sel sklerenkim ( sel yang lebih kaku dari sel kolenkim, dan ketika dewasa tidak dapat memanjang dan terdapat di daerah-daerah tumbuhan yang telah berhenti memanjang), terutama sel-sel serat sjuga memberikan dukungan di bagian-bagian batang yang tidak lagi memanjang. VII. PENUTUP 7.1 Kesimpulan Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki asal, bentuk dan struktur yang sama. Berdasarkan pengamatan dalam organ akar, batang dan tumbuhan terdapat jaringan-jaringan penyusunnya. Pada akar mokotil terdapat jaringan epidermis, korteks, endodermis, jaringan vaskular, dan silinder pusat empelur, sedangkan pada jaringan akar dikotil terdapat epidermis, jaringan pengangkut, empelur dan kambium. Perbedaannya terdapat pada ada tidaknya kambium. Pada batang dikotil memiliki jaringan epidermis, stele, berkas pengangkut, korteks dan trikoma. Sedangkan pada batang monokotil sama seperti dikotil namun, tidak terdapat trikoma dan berkas pengangkutnya tersebar. pada percobaan hanya mengamati daun dari tumbuhan dikotil. Dan pada daun dikotil memiliki jaringan epidermis atas an bawah, epidermis, parenkim palisade , jaringan pengangkut dan ada yang memiliki jaringan spon. 7.2 Saran Diharapkan untuk assisten agar membiarkan praktikan untuk mengamti sendiri, jangan dibantu dalam hal seperti menyatan dan lain-lain, namun asisten tetap mengawasi dan membimbing, jika dirasa memang tidak bisa diselesaikan oleh praktikan maka assisten dapat membantu. DAFTAR PUSTAKA Campbell, Neil A. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga Lelono, Asmoro. 2002. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: Universitas Jember Pembina, Tim Dosen. 2015. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: Universitas Jember Ratnaningsih, Anna dkk. 1999. Petunjuk Praktikum Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka Salisbury, Frank B. And Cleon W. Ross. 1992. Plant physiology 4th Edition. Belmont: wadsworth publising LAMPIRAN Gambar: batang jagung (Zea mays) Gambar: akar jagung (Zea mays) dan akar kacang tanah (Arachis hypogea) Gambar: Daun jagung (Zea mays) dan padi (Oryza sativa) Gambar: batang waluh (Cucurbita moschata) dan batang bayam duri (Amaranthus spinosus) ls

Minggu, 22 Mei 2016

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR “MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN”

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR “MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN” NAMA: DIYAH AYUK WULANDARI NIM: 150210103008 KELAS: C KELOMPOK: 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2015 I. JUDUL Mempelajari jaringan pada hewan. II. TUJUAN Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun pada hewan. III. DASAR TEORI Jaringan merupakan sekelompok sel yang dengan fungsi atau struktur yang sama, atau dua-duanya (Campbell, 2010:316). Menurut (Fried, 2006:41) tubuh hewan dibangun oleh jaringan yang sangat banyak, namun jaringan hewan terdiri atas empat jenis utama yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf. Jaringan epitel adalah jaringan yang membatasi tubuh dengan lingkungannya, baik sebelah luar maupun di sebelah dalam seperti dinding usus, pembuluh darah dan lain-lain (Ratnaningsih, 1999:29). Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang sangat rapat tanpa adanya zat antar sel, tidak mengandung pembuluh darah (avaskular) dan pembuluh limfe, dan terletak di atas jaringan lain yang mengandung pembuluh darah. Berasal dari pembuluh-pembuluh darah inilah epitel mendapat nutrisi secara difusi (Helianti, Fatmawati, 2007:1). Seringkali epitel berfungsi sebagai sawar (barrier), pengatur penyerapan zat-zat ataupun pelindung dari dehidrasi, dingin, serangan mikroba dan lain-lain (Fried, 2006:42). Sel-sel epitel dapat berbentuk pipih, kubus atau batang dan dapat teratur dalam satu lapisan atau sejumlah besar lapisan serta dapat teratur dalam satu lapisan atau sejumlah besar lapisan serta dapat mempunyai rambut halus atau silium pada permukaannya (Ville, dkk, 1999:59). Jaringan ikat merupakan jaringan yang fungsinya memperkuat tubuh, mengisi tubuh atau menghubungkan jaringan yang satu dengan yang lain. Melihat srtukturnya jaringan ikat biasanya mengandung sel-sel yang relatif jarang dengan dengan antar sel yang banyak (Ratnaningsih, 1999:32). Variasi pada struktur matriks tercermin pada keenam tipe utama jaringan ikat pada vertebrata, yaitu jaringan ikat longgar, kartilago, jaringan ikat serat, jaringan adiposa, darah dan tulang. Jaringan yang menahan banyak jaringan dan organ secara bersamaan diposisinya mengandung sel-sel yang tersebar dengan funsi yang bervariasi. Diantara sel-sel tersebut terdapat dua tipe sel yang mendominasi, yaitu fibroblas, dan makrofag (Campbell, 2010:11). Jaringan otot adalah jaringan kontraktil yang tersusun atas tiga jenis otot yang berbeda, yaitu otot rangka (skeleta) atau otot lurik (striated) yang menghasilkan gerakan sadar, otot polos yang mempengaruhi hampir semua gerakan tak sadar, misalnya peristaltis pada saluran pencenaan, dan otot jantung (cardiac) yang membentuk otot pada jantung (Fried, 2006:42). Menurut (Campbell, 2010:11) Semua sel-sel otot terdiri atas filamen-filamen yang mengandung protein aktin dan miosin, yang besama-sama memungkinkan otot kontraksi. Jaringan otot terdiri atas kumpulan serat (sel) otot yang diikat dan dibungkus selubung jaringan ikat. Setiap serat dibungkus selubung jaringan ikat yang disebut endomisium (Bajpai, 1987:59). Jaringan saraf mengandung nueron atau sel saraf yang memiliki penjuluran bernama akson yang terspesialisasi secara unik untuk mentransmisikan implus-implus saraf, jaringan saraf juga mencakup berbagai bentuk sel glial (glial cells) atau glia, yang membantu menyediakan makanan, menginsulasi dan menyegarkan kembali neuron (Campbell, 2010:11). Jaringan saraf ditemukan di seluruh tubuh, terutama di otak dan urat saraf tulang belakang (Fried, 2006:42). Jaringan saraf berfungsi untuk melakukan koordinasi dari tubuh, karena kemampuannya untuk menghantarkan impuls saraf yang berasal dari suatu rangsang (Ratnaningsih, 1999:34). IV. METODE PRAKTIKUM 4.1 Alat Mikroskop 4.2 Bahan Preparat awetan jaringan epitel, ikat dan polos. 4.3 Cara Kerja a. Mengamati jaringan ikat padat teratur b. Mengamati jaringan otot jantung c. Jaringan otot polos d. Mengamati jaringan otot rangka esofagus e. Jaringan epitel pipih berlapis tidak menanduk f. Jaingan epitel kolumner selapis pada usus halus. V. HASIL PENGAMATAN 5.1 Mengamati jaringan ikat padat teratur. Gambar: jaringan ikat padat teratur. Perbesaran 100 X Keterangan: 1. Serabut kolagen 2. fibroblas 5.2 Mengamati jaringan otot jantung Gambar: jaringan otot jantung Perbesaran: 400 X bercabang Keterangan: 1. Nukleus (inti sel) 2. Garis gelap terang 5.3 Mengamati jaringan otot polos Gambar: jaringan otot polos Perbesaran : 400 X Keterangan: 1. Inti sel 2. Membran sel 5.4 Mengamati jaringan otot rangka esofagus Gambar: jaringan otot rangka esofagus Perbesaran: 400 X Keterangan: 1. Otot polos 2. Rongga (lumen) 5.5 Mengamati epitel pipih berlapis tidak menanduk Gambar: epitel pipih berlapis tidak menanduk Perbesaran: 400 X Keterangan: 1. Epitel pipih 2. Rongga (lumen) 3. Membran basalis 4. Inti sel. 5.6 engamati epitel pipih berlapis tidak menanduk Gambar: epitel kolumner selapis usus halus Perbesaran: 100 X Keterangan: 1. Epitel kolumner 2. Rongga (lamen) VI. PEMBAHASAN Jaringan merupakan sekelompok sel yang dengan fungsi atau struktur yang sama, atau kedua-duanya. Tubuh hewan terbangun oleh banyak jaringan, namun secara garis besar jaringan hewan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf. Jaringan epitel adalah jaringan yang membatasi tubuh dengan lingkungannya, susunannya rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel, tidak mengandung pembuluh darah (avaskular) dan pembuluh limfe, serta terletak diatas jaringan lain yang mengandung pembuluh darah. Berasal dari pembuluh darah inilah epitel mendapat nutrisi secara difusi. Fungsi umum dari jaringan epitel ada enam, yaitu yang pertama proteksi (pertahanan), yaitu melindungi organ terhadap trauma luar, antara lain kuman dan bahan toksik. Kedua absorpsi (penyerapan), yaitu menyerap bahan-bahan yang diperlukan tubuh, contoh epitel usus dan epitel pada paru-paru. Ketiga sekresi, yaitu mengeluarkan bahan-bahan yang diperlukan tubuh, contoh epitel kelenjar eksokrin dan endokrin. Keempat ekskresi, yaitu mengeluarkan atau membuang sisa metabolisme dan bahan-bahan yang tidak dipergunakan tubuh, contoh epitel kelenjar keringat. Kelima menerima rangsang, contohnya taste bud dan epitel olfactorius (pembau), dan yang terakhir reproduksi, yaitu meneruskan keturunan, contohnya epitel tubulus seminiferus dan epitel ovarium. Pada epitel selapis, fungsi utamanya adalah sebagai lapisan pebatas yang mengedaikan perpindahan substansi antara lingkungan luar dan dalam atau antar komponen. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada jaringan epitel pipih berlapis tidak menanduk dan jaringan epitel kolumner selapis pada usus halus dengan perbesaran 100 kali, akan dijelaskan sebagai berikut. Jaringan epitel pipih berlapis tidak menanduk tersusun atas epitel pipih berlapis dan rongga (lamen). Jaringan epitel melekat pada suatu membrana basalis, yang memisahkan epitel dengan jaringan dibawahnya. Membran basalis terdiri atas kolagen tipe IV, suatu glikoprotein yang dusebut laminin, dan poteoglikan. Membran basalis membangun sawar selektif, dan juga mengandung informasi. Jaringan epitel berlapis pipih tidak menanduk, merupakan jaringan epitel yang terdiri dari lapisan sel-sel berbentuk pipih. Epitel ini tersusun dari sel-sel pipih dan bila dilihat dari permukaan atas membentuk gambaran mozaik dengan batas sel yang atas bergelombang. Bila dilihat dari irisan yang tegak lurus permukaan (terasversal), intinya lonjong seperti telur atau pipih, terdapat di tengah sel, sehingga secara keseluruhan tampak sebagai kepingan-kepingan tipis dengan penebalan disekitar inti. Contoh dari jaringan epitel berlapis tidak menanduk adalah epitel rongga mulut, laring, esophagus, saluran anus dan vagina. Fungsi dari jaringan epitel berlapis pipih tidak menanduk adalah untuk perlindungan (proteksi), sekresi dan mencegah hilangnya air. Percobaan jaringan epitel yang kedua adalah Jaringan epitel kolumner selapis pada usus halus, jika diamati dari permukaan atas epitel ini akan tampak gambaran mozaik menyerupai epitel selapis kubis, hanya batas selnua lebihkecil-kecil. Bila dilihat dari irisan transversal, tampak gambaran sel yang menyerupai kolom-kolom dengan tinggi bervariasi, mulai sedikit lebih tinggi dari sel kubis sampai sangat tinggi. Bentuk inti epitel kolumner selapis lonjong, terdapat pada ketinggian yang sama dan cenderung terletak didaerah basal sel, sehingga pada permukaan sel akan nampak daerah sitoplasma yang tidak berinti. Epitel ini memiliki fungsi proteksi, pelumas, absorbsi dan sekresi. Jaringan ikat merupakan jaringan yang fungsinya memperkuat tubuh, mengisi tubuh atau menghubungkan jaringan yang satu dengan yang lain. Melihat srtukturnya jaringan ikat biasanya mengandung sel-sel yang relatif jarang dengan dengan antar sel yang banyak. Jaringan ikat terdiri dari jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan lemak, jaringan rawan, tulang dan darah. Dan yang kami amati kali ini adalah jaringan ikat padat teratur, yaitu jaringan yang mempunyai sejumlah serat ekstra seluler tersusun dalam deretan yang teratur dan massa serat yang padat berjalan dalam lapisan yang tersusun sejajar atau bersudut. Berdasarkan pengamatan pada jaringan ikat padat teratur dengan perbesaran 100 kali, ditemukan penyusun dari jaringan tersebut adalah fibroblas dan serabut kolagen. Fibroblas merupakan sel dengan bentuk tidak beraturan, agak gepeng dengan banyak cabang. Dari samping terlihat berbentuk fusiform. Sitoplasmanya berglandula halus dan mempunyai inti lonjong, besar di tengah. Fibroblas tua yang tidak aktif disebut fibrosit, yang memliki sedikit sitoplasma dan inti gepeng. Fibroblas merupakan inti sel induk yang berperan membentuk dan meletakkan serat-serat dalam matriks, terutama serat kolagen putih, mereka mensekresi molekul tropokolagen kecil yang bergabung dalam substansi dasar membentuk serat kolagen. Serat kolagen memiliki morfologi serat lebar dan lurus atau agak bergelombang, yang tidak bercabang. Tebalnya 1-10 um, bergaris memanjang (fibrilar) dan tergabung berupa berkas. Fibroblas menghasil molekul tropokolagen yang bergabung dengan muko polisakarida membentuk serat kolagen. Fungsi serat kolagen yang utama adalah berguna sebagai bahan pengikat, memberi kekuatan dan daya regang yang besar. Jaringan otot adalah jaringan kontraktil yang tersusun atas tiga jenis otot yang berbeda, yaitu otot rangka (skeleta) atau otot lurik (striated) yang menghasilkan gerakan sadar, otot polos yang mempengaruhi hampir semua gerakan tak sadar, misalnya peristaltis pada saluran pencenaan, dan otot jantung (cardiac) yang membentuk otot pada jantung. Semua sel-sel otot terdiri atas filamen-filamen yang mengandung protein aktin dan miosin, yang mungkinkan otot berkontraksi. Setiap serat memilki ratusan inti yang melekat pada sarkolema, berupa dua baris paralel inti. Inti yang terletak di pusat hanya terlihat pada fetus, vertebrata lebih rendah, serat intrafusal pda muskel spindel (neuromuscular spindle) dan pada serat otot yang beregenerasi. Jaringan otot memilki fungsi yaitu menggerakkan organ-organ tubuh. Jaringan otot polos adalah (smooth muscle) memiliki ciri miofibrilnya sukar terlihat, gerakannya relatif lambat, tidak dipengaruhi kemauan dan bergerak secara tidak sadar. Jaringan otot polos atau involunter terdapat pada visera, terutama pada dinding visera berongga (kecuali jantung), dinding saluran-saluran, kulit, iris, dan ligamentum latum uteri, serta tidak ada gurat-gurat melintang. Otot polos terdiri atas sel-sel membentuk gelendong (fusiform) memanjang dengan inti tunggal dipusat, yang bergabung membentuk berkas oleh jaringan ikat longgar. Berkas-berkas bergabung lagi membentuk fesikel lebih besar atau berupa lembaran oleh jaringan onggar. Kadang-kadang tampak serat berbentuk bercabang dan mirip garpu. Panjang serat beragam dari 1,5 nm (pada arteriol) sampai 500 nm (pada uterus hamil). Intinya berbentuk lonjong atau batang, terletak dipusat sesuai dengan sumbu panjang serat, dan memendek selama kontraksi. Jaringan otot lurik (striated muscle) merupakan sebagian besar dari otot tubuh. Disebut juga otot skelet karena melekat pada rangka atau skelet. Sel-selnya panjang, terlihat adanya garis-garis melintang, karena adanya bagian-bagian yang gelap dan terang pada miofibrilnya. Otot lurik memilki gerakan relatif cepat dan dipengaruhi oleh kemauan, bergerak dengan kita sadari. Jaringan otot jantung terdapat pada jantung terlihat adanya garis-garis melintang, tetapi gerakannya tidak dipengaruhi oleh kemauan kita. Otot jantung secara khas berkontraksi remik. Strukturnya menyerupai otot rangka walaupun berkembang dari mesoderm splankno-pleura dari perikard primitifyang membentuk mantel mio-epikard. Persarafan dan fungsinya menyerupai otot polos. Terdapat hanya pada jantung dan bagian akhir pembuluh-pembuluh besar sebelum masuk jantung, termasuk sinus konorius. Sel-sel (serat-serat) otot lebih kurang paralel satu terhadap lainnya. Panjan serat bervariasi dari 50 sampai 100 mikron, dengan lebar 15-20 mikron. Setiap sel memiliki satu atau dua inti lonjong ditengah. Miofibril ini sangat mirip dengan yang ada pada otot rangka dalam hal letak, sifat dan guratan. Terdapat tetes-tetes lemak, aparat golgi dan banyak mitokondria diantara miofibril. Berdasarkan penelitian pada tiga macam otot, yaitu otot polos, otot bergaris melintang, dan otot jantung diketahui perbedaannya yaitu, jika dilihat dari tempat otot polos terdapat pada dinding jerohan seperti lambung, usus dan sebagainya. Otot lurik melekat pada kerangka dan otot jantung terdapat pada dinding jantung. Jika dilihat dari bentuk serabut, otot polos memiliki bentuk serabut memanjang, berbentuk gelendong dengan ujung lancip. Otot lurik memiliki bentuk serabut memanjang, silindris, ujung tumpul. Dan otot jantung memilki bentuk memanjang, silindris, serabu bercabang dan menyatu. Dilihat dari jumlah dan letak nukleus, otot polossatu di tengah, otot lurik banyak dibagian tepi dan otot jantung satu ditengah. Dilihat dari garis lintang otot polos tidak ada, otot lirik ada dan jantung ada. Dan jika dilihat dari kecepatan kontraksi, kemampuan tetap kontraksi dan tipe kontrol, otot polos paling lambat, lama dan tidak menurut kemauan. Otot lurik paling cepat, sebentar dan menurut kemauan. Sedangkan otot jantung sedang, sedang dan tidak menurut kemauan. Jaringan saraf adalah jaringan yang memiliki fungsi sebagai pengindra rangsangan dan mentransmisikan sinyal-sinyal dalam bentuk implus-implus saraf dari satu bagian hewan kebagian yang lain. Sel saraf disebut juga neuron dari badan sel dimana terdapat nukleus, dendrit dan akson. Biasanya akson diselubungi oleh lapisan mielin, dibagian luarnya terdapat selaput dari schwaann, yang terdiri dari satu lapisan sel. VII. PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada tubuh hewan terdapat empat macam jaringan yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf. Pada jaringan epitel, dilakukan dua jenis pengamatan jaringan epitel yaitu jaringan epitel pipih berlapis tidak menanduk dan jaringan epitel kolumner selapis didapatkan bahwa jaringan epitel melekat pada membran basalis dan terdapat rongga. Pada percobaan jaringan padat ikat teratur , jaringan tersebut tersusun atas fibroblas dan serat kolagen. Pada jaringan otot, diketahui bahwa jaringan otot di bagi menjadi tiga, yaiu otot polos, otot lurik dan otot jantung dengan perbedaan-perbedaanya. Dan jaringan sraf yaitu jaringan yang berfungsi sebagai pengindra rangsang. 7.2 Saran Diharapkan untuk assisten agar menghadiri kegiatan praktikum tepat waktu agar kegiatan praktikum lebih efektif dan efisien. DAFTAR PUSTAKA Bajpai, R.N. 1987. Human Histology. Jakarta: Binarupa Aksara Campbell, Neil A. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga Fried, George J. 2006. Teori dan Soal-soal Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga Helianti, Dina dan Heni Fatmawati. 2007. Buku Diktat Histologi Jaringan Epitel. Jember: Universitas Jember Ratnaningsih, Anna dkk. 1999. Petunjuk Praktikum Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka Ville, Claude A.,dkk. 1989. Histologi Umum Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga LAMPIRAN Gambar: Jaringan epitel kolumner pada usus halus dan jaringan otot rangka esofagus. Gambar: jaringan otot polos dan jaringan otot jantung Gambar: jaringan padat ikat teratur dan jaringan epitel pipih berlapis tidak menanduk ls

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR “MENGENAL EKOSISTEM”

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR “MENGENAL EKOSISTEM” NAMA: DIYAH AYUK WULANDARI NIM: 150210103008 KELAS: C KELOMPOK: 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2015 JUDUL Mengenal ekosistem. TUJUAN Untuk mengenal komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem dan kedudukannya daam ekosistem. DASAR TEORI Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi lingkungannya. Ekosistem sifatnya tidak tergantung ukuran, tetapi lebih ditekankan kepada kelengkapan komponennya. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen abiotik dan komponen biotik (Tim Dosen Pembina, 2015:23). Berdasarkan sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem tertutup dan ekosistem terbuka. Sedangkan berdasarkan habitatnya ekosistem dibedakan menjadi ekosistem daratan (terestrial) dan ekosistem perairan (akuatik). Sebagai contoh ekosistem daratan adalah hutan, padang rumput, semak belukar, ekosistem tegalan. Sedangkan ekosisitem perairan dibedakan menjadi perairan air tawar dan air asin (Waluyo, 1993:53). Dalam suatu ekosistem terdapat komponen yang merupakan satuan makhluk hidup, meliputi individu, populasi, komunitas, dan lingkungan. Individu adalah makhluk hidup tunggal. Satu ekor ikan atau satu ekor kambing disebut sebagai individu. Populasi adalah sekelompok organisme satu spesies atau sekumpulan individu yang mendiami suatu tempat dan menetap di daerah tersebut. Misalnya semua ikan yang hidup di kolam disebut populasi ikan. Sedangkan komunitas adalah kumpulan dari beberapa populasi makhluk hidup yang mendiami suatu daerah tertentu. Diantara komunitas lebih ditekankan pada makhluk hidup yang menghuni suatu tempat. Sedangkan ekosistem penekanannya lebih pada pengertian hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungannya (Parjatmo, 1987:60). Ekosistem merupakan kesatuan dari seluruh komponen yang membangunnya. Di dalam suatu ekosistem terdapat proses yang saling terkait dan memengaruhi antar semua komponen. Pada suatu ekosistem terdapat komponen yang hidup (biotic) dan komponen tak hidup (abiotic). Dalam ekosistem, keberadaan komponen abiotik sangat mempengaruhi komponen biotik. Misal: tumbuhan dapat hidup baik apabila lingkungan memberikan unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan tersebut, yaitu air, udara, cahaya, dan garam-garam mineral. Begitu juga sebaliknya komponen biotik sangat mempengaruhi komponen abiotik. Misal: tumbuhan yang ada di hutan sangat memengaruhi keberadaan air, sehingga mata air dapat bertahan dan tanah menjadi subur. Tetapi apabila tidak ada tumbuhan, air tidak dapat tertahan sehingga dapat menyebabkan tanah longsor dan menjadi tandus (Rahmawati, 2012:58). Biotik adalah mahluk hidup. Lingkungan biotik suatu mahluk hidup adalah seluruh mahluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies berbeda yang hidup di tempat yang sama. Dengan demikian, dalam suatu tempat, setiap mahluk hidup merupakan lingkungan hidup bagi mahluk hidup lain. Komponen-komponen biotic terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi, invertebrata dan vertebrata serta manusia (Aryulina, 2004:268). Abiotik adalah faktor-faktor tak hidup atau semua faktor fisik kimiawi dan fisik, seperti suhu, cahaya, air, dan nutrien yang memengaruhi distribusi dan kelimpahan organisme (Campbell, 2010:329). Suhu lingkungan merupakan faktor yang penting dalam distribusi organisme karena efeknya terhadap proses-proses biologis (Campbell, 2010:332). Cahaya merupakan salah satu energi yang bersumber dari radiasi matahari. cahaya matahari terdiri dari beberapa macam panjang gelombang. Jenis panjang gelombang, intensitas cahaya, dan lama penyinaran cahaya matahari dengan panjang gelombang tertentu untuk proses fotosintesis. Air terdiri dari molekul-molekul H2O. Air dapat berbentuk padat, cair dan gas. Di alam, air dapat berbentuk gas berupa uap air. Dalam kehidupan, air sangat diperlukan oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuhnya mengandung air. Garam-garam mineral antara lain ion-ion nitrogen, Fosfat, sulfur, kalsium dan natrium. Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air (Aryulina, 2004 : 269). Alat yang digunakan untuk mengukur komponen abiotik ada beberapa macam, diantaranya higrotermometer (untuk mengukur kelembapan dan suhu udara), anemometer (untuk mengukur kecepatan angin), soil tester (untuk mengukur pH tanah), luxmeter (untuk mengukur intensitas cahaya), dan masih banyak alat pengukur faktor abiotik yang lainnya (Tim Dosen Pembina, 2015:23). Istilah biomassa (atau standing crop) digunakan untuk melukiskan seluruh bahan organik yang terdapat dalam suatu ekosistem. Bila sebagian dari biomassa suatu komunitas tumbuhan dimakan, energi itu diteruskan ke pada suatu heterotrof, yang untuk keberadaannya bergantung pada energi tersebut. Misalnya belalang tumbuh dan melaksanakan seluruh kegiatannya berkat energi yang tersimpan dalam tumbuhan yang dimakannya. Pada gilirannya, herbivora menyediakan makan untuk hewan karnivora. Belalang tadi dapat dimakan oleh katak. Proses perpindahan energi dari makhluk ke makhluk lain dapat berlanjut. Katak dapat dimakan oleh ular hitam, yang gilirannya dapat dimakan oleh burung elang. Lintasan konsumsi makanan seperti itu disebut rantai makanan. Semua rantai makanan mulai dengan organisme autrofik, yaitu organisme yang melakukan fotosintesis seperti tumbuhan hijau. Organisme ini disebut produsen karena hanya mereka yang dapat membuat makan dari bahan mentah anorganik. Setiap organisme misalnya sapi atau belalang, yang merasa langsung memakan tumbuhan disebut herbivora atau konsumen primer. Karnivora seperti halnya katak, yang memakan herbivora disebut konsumen sekunder. Karnivora sebagaimana ular, yang memakan konsumen sekunder dinamakan konsumen tersier da seterusnya. Setiap tingkatan konsumen dalam suatu rantai makanan disebut tingkatan trofik (Kimball, 1983:959). METODE PRAKTIKUM 4.1 Alat –alat Plot Alat tulis 4.2 Bahan Ekosistem daratan (daerah sekitar kampus). 4.3 Cara Kerja HASIL PENGAMATAN komponen Biotik Abiotik Nama Jumlah Nama Jumlah Tumbuhan Jenis A 7 Sampah 2 Tumbuhan Jenis B 2 Kerikil ∞ Tumbuhan Jenis C 1 Tanah ∞ Tumbuhan Jenis D 1 Sinar Matahari ∞ Tumbuhan Jenis E 2 Batu 3 Tumbuhan Jenis F 1 Pring 2 Hewan Jenis A 2 Hewan Jenis B 3 Daun Kering ∞ Kecambah 5 Jamur 1 Biji 8 Semut ∞ Biji Mahoni 2 Kecambah 1 TOTAL 36 7 TOTAL KESELURUHAN 43 Biotik: Tumbuhan Jenis A: 7/43 x 100% = 16,27 % Tumbuhan Jenis B: 2/43 x 100% = 4,65 % Tumbuhan Jenis C: 1/43 x 100% =2,32 % Tumbuhan Jenis D: 1/43 x 100% =2,32 % Tumbuhan Jenis E: 2/43 x 100% = 4,65 % Tumbuhan Jenis F: 1/43 x 100% =2,32 % Hewan Jenis A: 2/43 x 100% = 4,65 % Hewan Jenis B: 3/43 x 100% = 6,97 % Kecambah: 5/43 x 100% = 11,62% Jamur: 1/43 x 100% =2,32 % Biji: 8/43 x 100%= 18,60% Biji mahoni: 2/43 x 100% = 4,65 % Abiotik: Sampah: 2/43 x 100% = 4,65 % Batu: 3/43 x 100% = 6,97 % Pring: 2/43 x 100% = 4,65 % PEMBAHASAN Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi lingkungannya. Ekosistem sifatnya tidak tergantung ukuran, tetapi lebih ditekankan kepada kelengkapan komponennya. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen abiotik dan komponen biotik. Suatu ekosistem merupakan total semua organisme yang hidup di dalam batas-batas ekosistem dan semua faktor abiotik yang berinteraksi dengan organisme. Suatu organisme dapat mencakup area yang luas misalnya hutan, atau mikrokosmos, seperti di bawah batang kayu yang tumbang atau kolam kecil. Seperti opulasi dan komunitas, batas-batas ekosistem terkadang kurang jelas. Banyak ahli ekologi memandang keseluruhan biosfer sebagai suatu ekosistem global, gabungan dari semua ekosistem lokal bumi. Berdasarkan sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem tertutup dan ekosistem terbuka. Terlepas dari ukuran ekosistem, diamikanya melibatkan dua proses yang tidak dapat dijabarkan sepenuhnya oleh fenomena populassi atau komunitas, yaitu aliran energi dan siklus unsur kimia. Energi memasuki sebagian besar ekosistem sebagai sinar matahari. Energi dikonversi menjadi energi kimia oleh autrotrof, diteruskan ke heterotrof di dalam senyawa-senyawa organik makanan, dan dibuang sebagai panas. Unsur-nsur kimia misalnya karbon dan nitrogen, didaur diantara komponen-komponen abiotik dan biotik dari ekosistem. Organik fotosintetik mengasimilasi unsur-unsur ini dalam nentuk anorganik dari udara, tanah dan air, kemudian digabungkan dalam biomasa organisme tersebut, yang sebagian di antaranya dikonsumsi oleh hewan. Unsur-unsur kimia dikembalikan dalam bentuk anorganik ke lingkungan melalui metabolisme tumbuhan dan hewan serta organisme yang lain misalnya bakteri dan fungi yang mengurai zat-zat buangan organik dan organisme mati. Energi maupun materi ditransformasi dalam ekosistem melalui fotosintesis dan hubungan makan-dimakan. Akan tetapi, tidak seperti materi energi tidak dapat didaur ulang. Oleh karena itu suatu ekosistem harus ditenagai oleh aliran masuk energi yang berkesinambungan dari sumber eksternal pada sebagian besar kasus, matahari. Energi mengalir melalui ekosistem, sementara materi mendaur di dalam dan melalui ekosistem. Sedangkan berdasarkan habitatnya ekosistem dibedakan menjadi ekosistem daratan (terestrial) dan ekosistem perairan (akuatik). Sebagai contoh ekosistem daratan adalah hutan, padang rumput, semak belukar, ekosistem tegalan. Sedangkan ekosisitem perairan dibedakan menjadi perairan air tawar dan air asin. Banyak bioma perairan terstratifikasi secara fisik dan kimiawi (berlapis-lapis), seperti yang diilustrasikan untuk lingkungan danau dan laut. Sinar diserap oleh air itu sendiri atau organisme-organisme fotosinteti di dalam air, sehingga intensitas sinar menurun dengan cepat seturut ke dalaman. Para ahli ekologi membedakan antara zona afotik atas, dimana ada cukup sinar untuk fotosintetis dan zona afotik bawah, yang hanya ditembus sedikit sinar. Didasar semua bioma perairan, terdapat substrak yang disebut zona bentik. Tersusun pasir, sedimen organik dan anorganik dan ditempati organisme yang secara kolektif disebut bentos. Sedangkan bioma darat dinamai sesuai ciri fisik atau iklim utama dan vegetasi dominan di bioma tersebut. Padang rumput beriklim sedang misalnya umumnya ditemukan di daerah lintang tengah, di mana iklim tidak seekstrem diwilayah tropis atau kutub, dan didominasi oleh berbagai spesies rumput. Setiap bioma juga didirikan oleh mikroorganisme, fungi dan hewan yang beradaptasi terhadap lingkungan tertentu itu. Misalnya padang rumput beriklim sedang lebih memungkinkan dihuni oleh mamalia perumput besar daripada hutan. Seperti yang telah dijelaskan diatas komponen dalam ekosistem itu ada dua yaitu, biotik dan abiotik. Biotik adalah mahluk hidup, yang terjadi interaksi baik antara organisme yang sama maupun dari organisme yang lain yang hidup pada suatu tempat yang sama. Komponen biotik meliputi produsen, konsumen, kelompok pengurai. Produsen adalah semua organisme yang berklorofil. Produsen meliputi organisme bersel satu seperti ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan biji. Karena memiliki klorofil produsen mampu mengubah zat anorganik dengan pertolongan cahaya, sehingga disebut sebagai makhluk hidup autotrof. Dengan demikian produsen dapat menyediakan bahan makanan bagi makhluk hidup lain. Konsumen seperti manusia, hewan dan tumbuhan lain yang tidak berklorofil tidak mampu memproduksi zat organik dari zat anorganik. Zat organik yang diperlakukannya berasal dari produsen atau hewan lain. Makhluk hidup yang tidak mampu menyusun zat organik sendiri disebut sebagai heterotrof. Oleh karena hewan dan tumbuhan yang tidak berklorofil mendapatkan zat organik dari organisme lain maka di dalam ekosistem organisme tersebut berfungsi sebagai pemakan atau konsumen. Sedangkan Pengurai (decomposer) adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur. Pengurai (decomposer) berperan penting dalam mendaur ulang unsur-unsur kimia kembali ke produsen primer. Para ahli juga menggolongkan spesies ketingkat trofik berdasarkan sumber utama nutrisi dan energinya, yaitu trofik merupakan organismesme yang dapat melakukan fotosintesis sehingga bersifat autotrof. Konsumen primer merupakan herbivor, yang memakan tumbuhan dan prdusen yang lain. Konsumen sekunder merupakan karnivor yang memakan hervivor. Konsumen tersier merupakan kornivor yang memakan karnivor yang lain. Serta detritifor (dekomposer) merupakan organisme yang memperoleh energi dari sisa-sisa organisme mati, feses, dedaunan yang gugur dan kayu. Berdasarkan pengatan ekosistem di daerah sekitar kampus FKIP Universitas Jember dengan menggunakan plot 1 x 1 m^2, dan di dalamnya terdapat komponen ekosistem baik biotik maupun abiotik dengan data dan persentasinya sebagai berikut: komponen biotik terdiri atas Tumbuhan Jenis A terdapat 7 dengan persentasi 16,27 %, Tumbuhan Jenis B terdapat 2 dengan persentasi 4,65 %, Tumbuhan Jenis C terdapat 1 dengan persentasinya 2,32 %, Tumbuhan Jenis D terdapat 1 dengan persentasinya 2,32 %, Tumbuhan Jenis E terdapat 2 dengan persentasi 4,65 %, Tumbuhan Jenis F terdapat 1 dengan persentasinya 2,32 %, Hewan Jenis A terdapat 2 dengan persentasi 4,65 %, Hewan Jenis B terdapat 3 dengan persentasinya 6,97 %, daun kering terdapat ∞, Kecambah terdapat 5 dengan persentasinya 11,62%, Jamur terdapat 1 dengan persentasinya 2,32 %, Biji terdapat 8 dengan persentasi 18,60%, semut terdapat ∞, serta Biji mahoni terdapat 2 dengan persentsinya 4,65 %. Sedangkan komponen abiotiknya adalah Sampah terdapat 2 dengan persentasinya 4,65 %, kerikil ∞, tanah juga terdapat ∞, begitu pula sinar matahari terdapat ∞, Batu terdapat 3 dengan persentasinya 6,97 % dan Pring terdapat 2 dengan persentasinya 4,65 %. Berdasarkan data tersebut dapat ditentukan komponen biotik meliputi produsen, konsumen, kelompok pengurai. Produsen terdiri atas Tumbuhan Jenis A, Tumbuhan Jenis B, Tumbuhan Jenis C, Tumbuhan Jenis D, Tumbuhan Jenis E, Tumbuhan Jenis F, Kecambah, Kecambah mahoni, biji, biji mahoni, dan daun kering. Dari produsen di dapatkan persentase keseluruhannya adalah 69,72%. Produsen ini berfungsi menyediakan bahan makanan bagi makhluk hidup lain, yaitu Konsumen seperti manusia, hewan dan tumbuhan lain yang tidak berklorofil tidak mampu memproduksi zat organik dari zat anorganik. Konsumen terdiri atas Hewan Jenis A, Hewan Jenis B, dan Semut dengan persentasi totalnnya adalah 11,62%. Konsumen berfungsi sebagai pemakan atau konsumen dan berfungsi untuk menyeimbangkan ekosistem yang ada. Serta kelompok pengurai yaitu jamur dengan persentasi 2,32%. Kelompok pengurai berperan penting dalam mendaur ulang unsur-unsur kimia kembali ke produsen primer. Sedangkan untuk komponen abiotik yang tediri atas sampah. Kerikil, tanah, sinar matahari, batu dan pring mendapat persentase totalnya adalah 13,94%. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ekosistem yang diamiti sudah baik karena jumlah produsennya atau trofik 1 memiliki jumlah lebih banyak yaitu 69,72 % dan konsumennya sebesar 11,62%. Namun pada pengurai hanya ditemukan sebanyak 2,32%. Sampahnya juga hanya sedikit yaitu 2,32%. Maka hal yang dapat disimpulkan adalah bahwa ekosistem yang diamati ini baik karena jumlah produsen lebih banyak dibandingkan dengan konsumen dan tingkat pncemaran lingkungannyapun kecil karena hanya ditemuan dua sampah plastik yang kecil-kecil. Namun, dalam prosesnya penguraian oleh dekomposer akan lama karena pengurainya hanya di temukan satu jamur, padahal banyak daun gugur yang perlu diurai. PENUTUP 7.1 Kesimpulan Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi lingkungannya. Komponen ekosistem terdapat dua, yaitu komponenen biotik (makhluk hidup) dan ekosistem abiotik (makhluk tak hidup). komponen biotik meliputi produsen, konsumen, kelompok pengurai. Sedangkan abiotik terdiri atas sinar matahari, suhu, cahaya, tanah, batu, air, angin, kelembapan, pH tanah dan lain-lain. 7.2 Saran Diharap agar waktu pelaksanaan praktikum sesuai dengan jadwal agar berjalan dengan efektif dan efisien. Dan Terimakasih para asisten kami yang telah mengajari kami dengah penuh kesabaran. DAFTAR PUSTAKA Aryulina, Dyah. 2004. Biologi I. Jakarta : Erlangga. Campbell, Neil A. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga Kimball,John W . 1983 . Biologi Jilid 3 Edisi Kelima . Jakarta : Erlangga Parjatmo,Widjojo. 1987. Biologi Umum 1. Jakarta: Angkasa Rahmawati, Zuliana. 2012. 50 Reaksi Biologi. Jakarta: Nectar Tim Dosen Pembina, 2015. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: Universitas Jember Waluyo, Joko. 1993. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: Uneversitas Jember. LAMPIRAN

Sabtu, 21 Mei 2016

Makalah Teknik Laboratorium

Makalah Teknik Laboratorium
Nama kelompok 1. Galuh Paramita (150210103007) 2. Diyah Ayuk W (150210103008) 3. Kholidia Annuri (150210103006) Pendidikan Biologi Universitas Jember 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Dalam pengertian sempit laboratorium sering diartikan sebagai tempat yang berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang didalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum. Dalam pembelajaran biologi laboratorium dapat berupa ruang terbuka atau alam terbuka misalnya kebun botani. Namun dalam tulisan ini pengelolaan laboratorium hanya dibatasi pada laboratorium berupa ruang tertutup yang ada di sekolah menengah ke atas. Dalam pendidikan Sains kegiatan laboratorium merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar, khususnya Biologi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan kegiatan laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan sains. Woolnough & Allsop (dalam Nuryani Rustaman, 1995), mengemukakan empat alasan mengenai pentingnya praktikum sains. Pertama, praktikum membangkitkan motivasi belajar sains. Belajar siswa dipengaruhi oeh motivasi siswa yang termotivasi untuk belajar akan bersunguh-sungguh dalam mempelajari sesuatu. Melalui kegiatan laboratorium, siswa diberi kesempatan untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa. Prinsip ini akan menunjang kegiatan praktikum dimana siswa menemukn pengetahuan melalui eksplorasinya terhadap alam. Kedua, praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen. Melakukan eksperimen merupakan kegiatan yang banyak dilakukan oleh para ilmuwan. Untuk melakukan eksperimen ini diperlukan beberapa keterampilan dasar seperti mengamati, mengestimasi, mengukur, dan memanipulasi peralatan biologi. Dengan kegiatan praktikum siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen dengan melatih kemampuan mereka dalam mengobservasi dengan cermat, mengukur secara akurat dengan alat ukur yang sederhana atau lebih canggih, menggunakan dan menangani alat secara aman, merancang, melakukan dan menginterprestasikan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Banyak para pakar pendidikan sains menyakini bahwa cara yang terbaik untuk belajar pendekatan ilmiah adalah dengan menjadikan siswa sebagai scientis. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Laboratorium? 2. Bagaimana perbedaan laboratorium yang berstandart yang baik dan tidak? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui pengertian laboratorium 2. Mengetahui perbedaan laboratorium yang berstandart yang baik dan tidak BAB II HASIL 2.1 Pengertian Laboratorium Laboratorium adalah suatu bangunan yang digunakan atau direncanakan untuk penyelidikan. laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Sementara menurut sebagai suatu tempat Emha (2002), laboatorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain Pengertian lain menurut Sukarno (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu. Tempat ini dapaat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar,atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain. Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain,n yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangantebuka seperti kebun dan lain-lain 2.2 Hasil Observasi Denah Laboratorium SMA 1 Wuluhan Jember (lampiran 1) BAB III PEMBAHASAN 3.1 Ruang-Ruang Dan Fungsi Dari observasi di SMA 1 Wuluhan Jember, terdapat ruang-ruang di laboratorium dengan penjabaran fungs sebagai berikut: 1. Ruang persiapan digunakan untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan yang akan dilakukan untuk melakukan praktikum 2. Ruang penyimpanan atau gudang digunakan untuk menyimpan alat dan bahan yang beluk digunakan atau jarang digunakan 3. Rumah kaca digunakan untuk membudidayakan tanaman. Rumah kaca menangkap radiasi elektromagnetik mencegah konveksi. 4. Ruang kimia digunakan untuk menyimpan bahan-bahan kimia 5. Fume hood sebagai tempat mereaksikan senyawa yang pekat (asam atau basa) atau logam alkali yang berbahaya dtan tempat untuk penggunaan bahan kimia yang mudah menguap. 6. Mikroskop untuk melihat atau mengenali benda-benda kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata. 7. Alamari mikroskop dan alat optik Tempat untuk menyimpan mikroskop dan alat-alat optik. 8. Almari alat-alat dari kaca temppat untuk menyimpan alat-alat seperti tabung elenmeyer, tabung reaksi, dan lain-lain. 9. Alamari peralatan P3K untuk menyimpan alat-alat PK3, masker, obat-obatan, sarung tangan dan jas laboratorium. 10. Meja demonstrasi untuk melakukan kegiatan jika guru mengajar dengan metode demonstrasi. 11. Meja kerja untuk melakukan aktivitas kegiatan lab 12. Meja alat dan bahan untuk meletakkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktium. 13. Inkubator tempat penyimpanan hasil penanaman mikroba. 14. Wastefel untuk mencuci alat yang telah digunakan 15. Meja dinding yaitu meja yang menempel pada dinding. 16. Panel listrik untuk membagi daya instalasi dan daya tenaga. 17. Kran air untuk menyalurkan air kedalam ruang laboratorium 18. Ventilator untuk keluar masukny udara atau pergantian sirkulasi udara ruangan. 19. Tempat limbah cair untuk pembuangan limbah cair. 20. Tempat limbah biologis untuk tempat pembuangan limbah biologis BAB IV KESIMPULAN Desain laboratorium SMA 1 Wuluhan Jember belum sesuai dengan standart laboratorium yang bagus karena : • Pintu hanya satu. • Management penyimpanan alat dan bahan tidak pengkodean sehingga sulit untuk mencari alat dan bahan ketika diperlukan. • Tidak ada tabung pemadam kebakaran. DAFTAR PUSTAKA http://ekohs.wordpress.com/ http:// Permendiknas No 26 Tahun 2008.com/

Orang - Orang

Orang - Orang
Bagai dilempar diantah beranta Penuh rasa takut dan khawatir Merasa asing dan dikucilkan di rumah sendiri Gagalkah ia melewati masa remajanya? Gadis rumahan yang bahkan ‘tak mampu mengingat jalan yang telah ia lewati Tak tahu membuat hidupnya berwarna Tak tahu cara membahagiakan dirinya Mencoba tersenyuman karena ‘tak tahu untuk memulai Orang-orang hanya berwajah topeng untuk menang Orang-orang hanya peduli dengan pencitraan Orang-orang hanya peka jika sama-sama berjasa Dapatkah hati mereka ia beli dengan intan permata? Namun Apa daya harga diri yang tak setinggi intan permata Sungguh ia tak mengerti walau hanya seseorang Biarkan Aku Menangis Bersamamu Mata dan hati yang penuh luka Ku hidupkan gemuruh air kran menutupi isak ku Aku terdiam bersandarkan dinding dingin Yang semakin membawa untuk terus menangis Apa ini?? Langitpun ikut bersedih denganku Tak ada bintang menghiasi Dan rintik hujan mulai turun perlahan Sungguh lengkaplah sudah ibu Biarkan aku menangis bersamamu Pikir Hidupnya penuh dengan berpikir Kata-katanya ia pikir, kata-kata orang ia pikir Ia berpikir ingin seperti kakak Dan adiknya, Hidup tanpa berpikir asal naik kelas itu sudah luar biasa Ia tak habis pikir, kenapa ia harus bertahan dengan buku dan pencil Tak dapatkah ia berpikir seperti mereka Ahhhh, akhirnya ia harus berpikir pula Banyak jalan hidup yang harus ia pikirkan Bahkan pikiran itu memenuhi pikirannya hingga ia tak sanggup tertidur Hidup seperti apa yang ia pikir sampai seperti itu Tak bisakah ia berpikir untuk hidup yang sederhana Apa daya semesta berharap untuk ia tetap berpikir Walau berpikir kalimat sederhana dari bapak ibunya