LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
“DIFUSI DAN OSMOSIS”
NAMA: DIYAH AYUK WULANDARI
NIM: 150210103008
KELAS: C
KELOMPOK: 1
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2015
I.
JUDUL
Difusi
dan osmosis
II.
TUJUAN
Untuk
memahami permasalahan yang terjadi dalam percobaan mengenai difusi dan osmosis.
III.
DASAR
TEORI
Menurut
(loveless,1991: 135), jika suatu zat dapat bergerak bebas tanpa hambat oleh
gaya tarik, maka jangka waktu tertentu partikel-partikel itu akan tersebar
merata dalam ruang yang ada. Sampai distribusi merata seperti itu terjadi, akan
terdapat lebih banyak partikel yang bergerak dari daerah tempat partikel itu
lebih pekat ke daerah yang partikelnya kurang pekat, lalu terjadi sebaliknya,
dan secara menyeluruh gerakan partikel pada arah tertentu disebut difusi.
Difusi dapat terjadi pada materi padat, cair dan gas. Menurut (Yatim,
1996:202), melihat kepada ada tidaknya pembawa (carrier) pada membran maka
difusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu difusi bebas dan difusi terikat.
Difusi bebas ialah difusi zat tanpa kemudahan dari protein pembawa pada
membran. Sedangkan difusi terikat ialah difusi yang dipermudah atau diberi
fasilitas oleh protein pembawa dalam membran.
Difusi
merupakan proses fisik yang dapat diamati dengan beberapa tiap molekul. Sebagai
contoh, ketika cat warna di tempatkan dalam air molekul zat warna dan molekuair
bergerak dalam berbagai arah, yang arahnya dari daerah dengan konsentrasi lebih
rendah. Akhirnya, zat warna larut dalam air, menghasilkan larutan berwarna
(Rachmadiarti, 2007:69). Kecepatan difusi tergantung pada kekompakan partikel
yang menyusunnya. Pada medium cair kita kenal adanya dua macam kepekatan
larutan yaitu hipertonik dan hipotonik (Lelono, 2002:22).
Sedangkan
menurut (Suryadi, 2011), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan
difusi, yaitu:
1. Ukuran
partikel.semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu bergerak,
sehingga kecepatan difusi tinggi.
2. Ketebalan
membran. Semakin tebal membran semakin lambat kecepatan difusi.
3. Luas
suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
4. Suhu.
Semakin tinggi suhunya, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih
cepat. Maka semakin cepat pula kecepatan difusinya.
5. Jaarak.
Semakin besar jarak antara dua konsentrasi semakin lambat kecepatan difusinya.
6. Perbedaan
konsentrasi, makin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian, makin besar
proses difusi yang terjadi
Pada
hakikatnya osmosis adalah suatu proses disfusi. Para ahli kimia mengatakan
bahwa osmosis adalah difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang
permeabel secara diferensiasial. Dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke
tempat berkonsentrasi rendah. Perlu di
tekankan bahwa konsentrasi disini, adalah konsentrasi pelarutnya, yaitu air dan
bukan konsentrasi dari zat yang larut (molekul, ion) dalam air itu. Pertukaran
air antara sel dan lingkungannya adalah suatu faktor yang begitu penting
sehingga memerlukan suatu penamaan khusus yaitu osmosis (Kimbal, 1983:123).
Proses osmosis berbeda dengan difusi karena yang berpindah adalah zat
pelarutnya semisal air dan alkohol (Lelono, 2002:22).
Tekanan
osmotik adalah kekuatan yang disebabkan air yang bergerak pada semua arah
(Rachmadiarti, 2007:71). Dalam keadaan biasa sel menjaga suasana yang isotonis
dengan cairan medium. Sel hidup selalu berupaya untuk menjaga tekana osmosanya
sesuai dengan cairan medium. Jika ada gangguan pada tekanan osmosa itu sel pun
akan rusak. Upaya menjaga tekanan osmosa ini tergolong pada sifat homostasis.
Kalau elektrolit orang dimasukkan ke dalam larutan garam yang hipertonis terhadap
sitoplasma elektrolit itu, maka air kan merembes keluar, sehingga terjadi
pengerutan. Berkerutnya sel oleh keluarnya air disebut krenasi. Kalau eritrosit
dimasukkan ke dalam larutan yang hipotonis terhadap sitoplasma eritrosit, air
merembes masuk, sehingga sel menjadi menggelembung, akhirnya pecah (mengalami
lisis). Peristiwa ini di sebut haemolysis (haem = darah, haemoglobin, lysis =
pecah, hancur). Kalau bukan eritrolit yang pecah oleh larutan hipotonis, secara
umum disebut cytolyssis (cyto = sel) (Yatim, 1996:205-206).
Menurut () menjelaskan
bahwa dua faktor penting yang
mempengaruhi osmosis adalah: Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam
sel. Osmosis
adalah gerakan suatu materi, misalnya air melintasi suatu selaput atau membran.
Air selalu bergerak melewati membran ke arah sisi yang mangandung jumlah materi
terlarut paling banyak dan kadar air paling sedikit. Dalam percobaan ini, materi
terlarut adalah garam. Garam dan air adalah dua dari bahan-bahan kimia yang ada
pada kentang. Irisan-irisan kentang yang diletakkan dalam mangkuk air tawar
akan mempunyai kadar air semula ditambah dengan air dari mangkuk yang masuk ke
dalam irisan melalui membran sel.
Perbedaan
antara difusi dan osmosis adalah, pada proses osmosis ditandai adanya
pergerakan molekul yang melewati membran hidup dan ini hanya terjadi secara
alami pada materi hidup. Berbeda dengan proses difusi yang dapa terjadi baik
pada benda hidup maupun tak hidup (Lelono, 2002:23). Guna sel membran adalah
sebagai transpor (pemasukan dan pengeluaran) bahan-bahan makanan dan sisa
makanan dalam sel. serta memberi bentuk sel. Bahan yang penting dalam sel
membran yang berguna untuk transpor adalah fosfolipid (Alkatiri, 1996:13).
IV.
METODE
PRAKTIKUM
4.1
Alat
a.
Cawan petri
b.
Skalpel/pisau potong
c.
Gelas ukur
4.2 Bahan
a.
Kentang
b.
Garam dapur halus
c.
Air
Menyiapkan
dua butir kentang, mengupas umbi kentang dan memotongnya hingga membentuk
seperti kubus, atau membentuk lainnya yang penting bahan dapat berdiri
menumpu salah satu bidang sayatan tanpa bergulir.
|
Membuat
cekungan yang cukup dalam pada sisi sayatan kentang
|
Memberikan
kedalam cekungan kentang dengan garam dapur halus sebanyak separuh
cekungan, sedangkan yang lain dibiarkan kosong.
|
Membiarkan
selama kurang lebih tiga puluh menit, kemudian mengadakan pengamatan dan
mengukur kembali air dalam cawan petri setelah kentang dikeluarkan.
|
Meletakkan
kedua kentang tersebut ke dalam cawan petri yang terlebih dahulu telah
diisi air dan telah diketahui jumlahnya.
|
Mendiskusikan
gejala apakah yang terjadi pada cekungan kedua kentang tersebut, apakah ada
perbedaan? Adakah perbedaan jumlah air dalam kedua cawan petri, mengapa?
|
V.
HASIL
PENGAMATAN
5.1
Mengamati percobaan difusi
Sebelum
|
sesudah
|
Keterangan:
Cawan
petri yang telah diberi air sebanyak 20 ml ditetesi tinta, tetesan tinta tersebut
hanya mengumpul pada satu titik.
|
Keterangan:
Setelah
ditunggu selama 1 menit, tinta tadi yang hanya mengumpul pada satu titik
menjadi menyebar ke air, yang menyebabkan air berwarna kebiruan.
|
Keterangan:
Pada
percobaan difusi, dari kelima kelompok memiliki data hasil yang sama, maka
hanya saya tunjukkan satu contoh hasil percobaan difusi.
5.2
Mengamati proses osmosis pada kentang
a.
Percobaan kelompok 1
Perubahan
|
sebelum
|
Sesudah
|
||
kentang
|
Kentang+garam
|
Kentang
|
Kentang+garam
|
|
Tekstur
|
Kaku, dengan
warna kentang yang kekuningan
|
Kaku, dengan
warna kentang yang kekuningan
|
Kaku, dengan
warna kentang yang kekuningan
|
Lebih lunak,
dengan warna kuning pucat.
|
Air
|
Volumenya 20
ml
|
Volumenya 20
ml
|
Volumenya 20
ml
|
Volumenya
< 20 ml
Cekungan
terdapat air
|
b.
Percobaan kelompok 2
Perubahan
|
sebelum
|
Sesudah
|
||
kentang
|
Kentang+garam
|
Kentang
|
Kentang+garam
|
|
Tekstur
|
Kaku, dengan
warna kentang yang kekuningan
|
Kaku, dengan
warna kentang yang kekuningan
|
lunak
|
lunak
|
Air
|
Volumenya 20
ml
|
Volumenya 20
ml
|
Volumenya 20
ml
|
Volumenya 20
ml
Cekungan
terdapat air
|
c.
Percobaan kelompok 3
Perubahan
|
sebelum
|
Sesudah
|
||
kentang
|
Kentang+garam
|
Kentang
|
Kentang+garam
|
|
Tekstur
|
Kaku, dengan
warna kentang yang kekuningan
|
Kaku, dengan
warna kentang yang kekuningan
|
lunak, dengan
warna kentang yang lebih gelap
|
Lebih lunak,
dengan warna kematangan.
|
Air
|
Tinggi: 0,7 cm
|
Tinggi: 0,7 cm
|
Tinggi: 0,5 cm
|
Tinggi: 0,5 cm
Cekungan
terdapat air
|
d.
Percobaan kelompok 4
Perubahan
|
sebelum
|
Sesudah
|
||
kentang
|
Kentang+garam
|
Kentang
|
Kentang+garam
|
|
Tekstur
|
Kaku, dengan
warna kentang yang kekuningan
|
Kaku, dengan
warna kentang yang kekuningan
|
Kurang lunak,
dengan warna kentang yang kekuningan
|
Lebih lunak,
dengan warna kentang yang kekuningan
|
Air
|
Tinggi: 5 mm
|
Tinggi: 5 mm
|
Tinggi: 4 mm
|
Tinggi: 4 mm
|
e.
Percobaan kelompok 5
Perubahan
|
sebelum
|
Sesudah
|
||
kentang
|
Kentang+garam
|
Kentang
|
Kentang+garam
|
|
Tekstur
|
Kaku, dengan
warna kentang yang kekuningan
|
Kaku, dengan
warna kentang yang kekuningan
|
Kaku dan keras
|
Lebih halus
dan lunak
|
Air
|
Volumenya 20
ml
|
Volumenya 20
ml
|
Volumenya <20
ml dan keruh
|
Volumenya
< 20 ml dan
keruh
Cekungan
terdapat air
|
VI.
PEMBAHASAN
Difusi
adalah gerakan molekul dari konsentrasi yang lebih tinggi ke konsentrasi yang
lebih rendah, yitu penurunan gradien konsentrasi sampai mencapai keseimbangan
dan penyebaran. Jika suatu zat dapat bergerak bebas tanpa hambat oleh gaya
tarik, maka jangka waktu tertentu partikel-partikel itu akan tersebar merata
dalam ruang yang ada. Difusi merupakan
proses fisik yang dapat yang dapat diamati dengan beberapa tipe molekul. Tiap
molekul bergerak secara lurus sampai ia bertabrakan dengan molekul lainnya.
Pada setiap tabrakan molekul terpental dan menuju kearah yang lain, hal inilah
yang menyebabkan gerakan acak dari molekul suatu zat yang ditimbulkan oleh
suatu gaya yang identik dengan energi kinetik.
Melihat
pada ada tidaknya pembawa (carrier) pada membran maka difusi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu difusi bebas dan difusi terikat. Difusi bebas ialah difusi
zat tanpa kemudahan dari protein pembawa pada membran, zat itu bebas berdifusi
sendiri. Sedangkan difusi terikat ialah difusi yang dipermudah atau diberi
fasilitas oleh protein pembawa dalam membran. Tidak ada pembawa itu tidakada
difusi.
Pada
hakikatnya osmosis adalah suatu proses disfusi. Osmosis adalah difusi dari tiap
pelarut melalui suatu selaput yang permeabel secara diferensiasial. Dari suatu
tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah. Perlu di tekankan bahwa konsentrasi disini,
adalah konsentrasi pelarutnya, yaitu air dan bukan konsentrasi dari zat yang
larut (molekul, ion) dalam air itu. Pertukaran air antara sel dan lingkungannya
adalah suatu faktor yang begitu penting sehingga memerlukan suatu penamaan
khusus yaitu osmosis. Proses osmosis berbeda dengan difusi karena yang
berpindah adalah zat pelarutnya semisal air dan alkohol.
Dalam
keadaan biasa sel menjaga suasana yang isotonis dengan cairan medium. Sel hidup
selalu berupaya untuk menjaga tekanan osmosanya sesuai dengan cairan medium.
Jika ada gangguan pada tekanan osmosa itu sel pun akan rusak. Upaya menjaga
tekanan osmosa ini tergolong pada sifat homostasis. Kalau elektrolit orang
dimasukkan ke dalam larutan garam yang hipertonis terhadap sitoplasma
elektrolit itu, maka air kan merembes keluar, sehingga terjadi pengerutan.
Berkerutnya sel oleh keluarnya air disebut krenasi. Kalau eritrosit dimasukkan
ke dalam larutan yang hipotonis terhadap sitoplasma eritrosit, air merembes
masuk, sehingga sel menjadi menggelembung, akhirnya pecah (mengalami lisis).
Peristiwa ini di sebut haemolysis (haem = darah, haemoglobin, lysis = pecah,
hancur). Kalau bukan eritrolit yang pecah oleh larutan hipotonis, secara umum
disebut cytolyssis.
Perbedaan
antara difusi dan osmosis adalah, pada proses osmosis ditandai adanya
pergerakan molekul yang melewati membran hidup dan ini hanya terjadi secara
alami pada materi hidup yang menyebabkan prosesnya lebih pelan dan sulit karena
air harus melewati terlebih dahulu pori yang banyak tersebar pada membran sel. Berbeda
dengan proses difusi yang dapat terjadi baik pada benda hidup maupun tak hidup
dengan proses yang cepat dan mudah karena tanpa melalui pori-pori membran sel.
Berdasarkan
percobaan proses disfusi, yaitu pengamatan pada air yang ditetesi dengan tinta
di dapatkan penjabaran sebagai berikut, cawan petri yang telah diisi dengan air
lalu ditetesi dengan tinta, tetesan tinta hanya mengumpul menjadi satu pada
satu titik. Setelah menunggu satu menit tinta menyebar dan air berubah menjadi
kebiruan karena membaur dengan warna tinta. Larutan berisi keduanya yaitu
terlarut biasanya padat dan zat pelarut biasanya cair. Pada percobaan ini
terlarut adalah tinta dan pelarutnya adalah air. Setelah satu menit terlarut
dan pelarut terjadi penyebaran, mereka melanjutkan gerakan. Dalam waktu satu
menit saja proses difusi sudah terjadi, hal ini karena molekul-molekul antara
zat terlarut dan pelarut berampur tanpa ada sekat ataupun membran yang dapat
menghambat proses difusi. Dari lima kelompok yang melakukan percobaan semuanya
mendapat hasil yang sama. Dan hal ini sesuai dengan teori bahwa difusi itu
terjadi dari konsentrasi tinggi yang merupakan tinta menuju ke konsentrasi
rendah yaitu air.
Sedangkan
untuk proses osmosis, kami melakukan pengamatan menggunakan kentang. Yaitu
dengan cara sebagai berikut, yaitu menyiapkan dua butir kentang, mengupas umbi
kentang dan memotongnya hingga membentuk seperti kubus, atau membentuk lainnya
yang penting bahan dapat berdiri menumpu salah satu bidang sayatan tanpa
bergulir. Membuat cekungan yang cukup dalam pada sisi sayatan kentang. Memberikan
kedalam cekungan kentang dengan garam dapur halus sebanyak separuh cekungan,
sedangkan yang lain dibiarkan kosong. Meletakkan kedua kentang tersebut ke
dalam cawan petri yang terlebih dahulu telah diisi air dan telah diketahui
jumlahnya. Membiarkan selama kurang lebih tiga puluh menit, kemudian mengadakan
pengamatan dan mengukur kembali air dalam cawan petri setelah kentang
dikeluarkan. Mendiskusikan gejala apakah yang terjadi pada cekungan kedukentang
tersebut.
Berdasarkan
pengamatan lima kelompok, masing-masing kelompok didapatkan data sebagai
berikut. Pada kelompok satu, sebelum percobaan tekstur kentang tanpa garam
adalah kaku atau keras dengan warna kekuning-kuningan dan tekstur kentang yang
di tambah dengan garam juga kaku atau keras dengan warna juga
kekuning-kuningan. Setelah diamati selama tiga puluh menit, tekstur kentang
tanpa garam tetap kaku atau keras dengan warna tetap kekuning-kuningan, namun
tekstur kentang yang ditambah garam berubah menjadi lebih lunak dan warnanya
menjadi kuning pucat. Sedangkan volume air yang mula-mula adalah 20 ml, pada
kentang tanpa garam volumenya tetap yaitu 20 ml, dan kentang yang ditambah
dengan garam menjadi kurang dari 20 ml dan didalam cekungannya terdapat air.
Kentang yang ditambah dengan garam menjadi lebih lunak karena air yang ada pada
cawan petri berdifusi menuju membran sel kentang. Hal inilah yang menyebabkan
terdapatnya air dalam cekungan kentang yang ditambahkan garam dan air dalam
cawan berkurang.
Pada
kelompok dua, sebelum percobaan tekstur kentang tanpa garam adalah kaku atau
keras dengan warna kekuning-kuningan dan tekstur kentang yang di tambah dengan
garam juga kaku atau keras dengan warna juga kekuning-kuningan. Setelah diamati
selama tiga puluh menit, tekstur kentang tanpa garam lunak dengan warna tetap
kekuning-kuningan, dan tekstur kentang yang ditambah garam berubah menjadi
lebih lunak dan warnanya tanpa ada perubahan. Sedangkan volume air yang
mula-mula adalah 20 ml,dan baik pada kentang tanpa garam maupun kentang yang di
beri garam volumenya tetap 20 ml. Dan didalam cekungan kentang yang diberi
garam terdapat air. Jika dibandingkan dengan percobaanya kelompok satu,
seharusnya air dalam cawan petri pada kentang yang ditambah garam berkurang,
karena airnya berdifusi menuju kentang yang ditambah dengan garam.
Pada
percobaan kelompok tiga, sebelum percobaan tekstur kentang tanpa garam adalah
kaku atau keras dengan warna kekuning-kuningan dan tekstur kentang yang di
tambah dengan garam juga kaku atau keras dengan warna juga kekuning-kuningan.
Setelah diamati selama tiga puluh menit, tekstur kentang tanpa garam lunak
dengan warna lebih gelap, namun tekstur kentang yang ditambah garam berubah
menjadi lebih lunak daripada kentang tanpa garam dan warnanya menjadi kuning
kematangan. Tinggi awal air adalah 0,7 cm. Setelah kedua kentang diambil, inggi
air berubah menjadi 0,5 cm. Hal ini menunjukkan bahwa 0,2 cm air dalam cawan
petri berpindah menuju ke kentang yang di tambah dengan garam karena pada
cekungan kentang terdapat air.
Pada
kelompok empat, sebelum percobaan tekstur kentang tanpa garam adalah sedikit
lunak dengan warna kekuning-kuningan dan tekstur kentang yang di tambah dengan
garam juga kaku atau keras dengan warna juga kekuning-kuningan. Setelah diamati
selama tiga puluh menit, tekstur kentang tanpa garam menjadi sedikit lunak
dengan warna tetap kekuning-kuningan, namun tekstur kentang yang ditambah garam
berubah menjadi lebih lunak dan tetap. Sedangkan tinggi air yang mula-mula
adalah 5 mm, setelah percobaan air baik pada kentang tanpa garam maupun kentang
yang ditambah dengan garam menjadi 4 mm. Dan didalam cekungan kentang tanpa
garam terdapat sedikit ir, sedangkan pada cekungan kentang dengan air terdapat
banyak air.
Pada
kelompok lima, sebelum percobaan tekstur kentang tanpa garam adalah kaku atau
keras dengan warna kekuning-kuningan dan tekstur kentang yang di tambah dengan
garam juga kaku atau keras dengan warna juga kekuning-kuningan. Setelah diamati
selama tiga puluh menit, tekstur kentang tanpa garam tetap kaku atau keras,
namun tekstur kentang yang ditambah garam berubah menjadi lebih halus dan
lunak. Sedangkan volume air yang mula-mula adalah 20 ml, pada kentang tanpa
garam volumenyamaupun kentang dengan tambahan garam volumenya menjadi kurang
dari 20 ml. Dan juga terdapat air dicekungan kentang yang ditambahkan garam
dengan warna air di cawan petri keruh.
Berdasarkan
percobaan-percobaan pada kelima kelompok, dapat disimulkan bahwa difusi itu
proses penyebaran molekul tanpa adanya membran sel sebagai perantaranya dari
konsentrasi tinggi jika dalam percobaan ini adalah tinta, menuju ke konsentrasi
rendah dalam percobaan ini adalah air. Proses penyebara molekul-molekul dalam
proses difusi lebih cepat karena tidak adanya membran tadi. Sedangkan proses osmosis
merupakan penyebaran molekul dengan adanya membran sel sebagai perantaranya.
Membran tersebut harus bersifat permeabel (tembus) yang selektif yaitu biasanya
adalah air. Karena osmosis melewati sekat dalam hal ni adalah membran maka
proses penyebarannya lebih pelan dan sulit dari pada proses osmosis. Hal ini di
tujunkan pada percobaan, saat difusi hanya dengan satu menit penyebarannya
sudah relatif menyebar sempurna, sedangkan pada proses osmosis walau waktu
percobaannya mencapai tiga puluh menit, namun proses osmosis jika dilihat dari
pengurangan volume cawan petri hanya sekitar 1-2 ml, menunjukkan bahwa proses
osmosis leih lama proses penyebarannya.
Hasil
data pengamatan pada masing-masing kelompok reatif sama walaupun ada beberapa
perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini dapat disebabkan oleh ukuran pemotongan
kentang yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi proses penyebaran molekul.
Selain itu perbedaan-perbedaan ini dapat disebabkan oleh kurangnya ketelitian
dan kecermatan pada masing-masing praktikan, yang menyebabkan hasil data dapat
berbeda pada masing-masing kelompok percobaan.
VII.
PENUTUP
7.1
Kesimpulan
difusi
itu proses penyebaran molekul tanpa adanya membran sel sebagai perantaranya
dari konsentrasi tinggi jika dalam percobaan ini adalah tinta, menuju ke
konsentrasi rendah dalam percobaan ini adalah air. Proses penyebara
molekul-molekul dalam proses difusi lebih cepat karena tidak adanya membran
tadi. Sedangkan proses osmosis merupakan penyebaran molekul dengan adanya
membran sel sebagai perantaranya.
7.2
Saran
Untuk
para praktikum diharapkan menyiapkan peralatan praktikum dari awal agar
waktunya bejalan sesuai dengan jadwal.
DAFTAR PUSTAKA
Alkatiri,
Saleh. 1996. Kajian Ringkas Biologi. Surabaya:
Airlangga University Press
Halliday dan
Resnick. 1991. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Kimbal,
John W. 1983. Biologi Jilid 1 Edisi
Kelima. Jakarta: Erlangga
Loveless,
A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi
Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 1. Jakarta: Gramedia
Parjatmo,Widjojo.
1987. Biologi Umum 1. Jakarta: Angkasa
Rachmadiarti,
Fida. 2007. Biologi Umum. Surabaya:
Unesa University Prees
Yatim,
Wildan. 1996. Biologi Modern Biologi Sel.
Bandung: Tarsito
LAMPIRAN
0 komentar:
Posting Komentar