Selasa, 31 Mei 2016
KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fakultas
Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu :
Bevo Wahono, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Aditya Suhono (150210301020)
2. Puspa Rosita Sari (150210301052)
3. Sintia Wulandari (150210103078)
4. Rizka Maulidya (150210103067)
5. Novianti Fadillah (150210103056)
MATA KULIAH FAKULTAS
UNIVERSITAS JEMBER
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia,serta hidaayah-Nya yang telah di limpahkan kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Tulis yang berjudul “KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL ” ini dengan baik.Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat tugas Pengantar Ilmu Pendidikan Universitas Jember,tahun pelajaran 2015/2016.
Selesainya Karya Tulis ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang terkait . Oleh Karena itu kami mengucapkan terima kasih yang kami sampaikan kepada :
1. Bapak Bevo Wahono,S.Pd,.M.Pd selaku Dosen Pembimbing Pengantar Ilmu Pendidikan.
2. Teman-teman kelompok 5 Pengantar Ilmu Pendidikan UNIVERSITAS JEMBER yang bersedia membantu menyusun Karya Tulis ini.
Dengan selesainya Karya Tulis ini,maka apabila ada kekurangan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya,serta kritrik dan saran yang bersifat membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan Karya Tulis ini.
Demikian Karya Ilmiah ini kami susun,semoga bermanfaat bagi kita semua.
Jember, Agustus 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN..........................................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1
1.3 Tujuan.................................................................................................... 1
BAB II : ISI/PEMBAHASAN.......................................................................................................
2.1 Sejarah Pendidikan Multikultural......................................................... 3
2.2 Pengertian Pendidikan Multikultural.................................................... 3
2.3 Paradigma Pendidikan Multikultural................................................... 4
2.4 Pendekatan Pendidikan Multikultural.................................................. 4
2.5 Pendidikan Berbasis Multikultural....................................................... 6
2.6 Wacana Pendidikan Multikultural........................................................ 8
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 10
3.2 Harapan................................................................................................. 10
3.3 Kesan-kesan .......................................................................................... 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan yaitu usaha sadar serta terencana untuk mewujudkan situasi studi serta sistem evaluasi supaya peserta didik dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mempunyai kemampuan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang dibutuhkan dirinya, penduduk, bangsa serta negara.
Indonesia merupakan negara yang mutu pendidikannya masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain bahkan sesama anggota negara ASEAN pun kualita SDM bangsa Indonesia masuk dalam peringkat yang paling rendah. Hal ini terjadi karena pendidikan di Indonesia belum dapat berfungsi secara maksimal. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia harus segera diperbaiki agar mampu melahirkan generasi yang memiliki keunggulan dalam berbagai bidang supaya bangsa Indonesia dapat bersaing dengan bangsa lain dan agar tidak semakin tertinggal karena arus global yang berjalan cepat.
Dari fenomena tersebut penulis memberi materi tentang konsep pendidikan multikultural yang mungkin dapat bermanfaat bagi para pembaca.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pendidikan multikultural ?
2. Apakah pengertian pendidikan multikultural ?
3. Bagaimana paradigma pendidikan multikultural ?
4. Bagaimana pendekatan pendidikan multikultural ?
5. Bagaimana pendidikan berbasis multikultural ?
6. Bagaimana wacana pendidikan multikultural di Indonesia ?
3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah pendidikan multikultural
2. Untuk mengetahui pengertian pendidikan multikultural
3. Untuk mengetahui paradigma pendidikan multikultural
4. Untuk mengetahui beberapa pendekatan pendidikan multikultural
5. Untuk mengetahui pendidikan yang berbasis multikultural
6. Untuk mengetahui sejauh mana pendidikan multikultural yang dijalankan Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pendidikan Multikultural
Dalam sejarahnya, pendidikan multikultural sebagai sebuah konsep atau pemikiran tidak muncul dalam ruangan kosong, namun ada interes politik, sosial, ekonomi dan intelektual yang mendorong kemunculannya. Wacana pendidikan multikultural pada awalnya terjadi di Amerika karena punya akar sejarah dengan gerakan hak asasi manusia (HAM) dari berbagai kelompok yang tertindas di negeri tersebut. Banyak lacakan sejarah atau asal-usul pendidikan multikultural yang merujuk pada gerakan sosial orang Amerika keturunan Afrika dan kelompok kulit berwarna lain yang mengalami praktik diskriminasi di lembaga-lembaga publik pada masa perjuangan hak asasi pada tahun 1960-an. Lembaga – lembga yang bermusuhan adalah lembaga pendidikan dengan adanya penggolongan ras . Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, suara-suara yang menuntut lembaga-lembaga pendidikan agar konsisten dalam menerima dan menghargai perbedaan semakin kencang, yang dikumandangkan oleh para aktivis, para tokoh dan orang tua. Mereka menuntut adanya persamaan kesempatan di bidang pekerjaan dan pendidikan. Momentum inilah yang dianggap sebagai awal mula dari konseptualisasi pendidikan multikultural.
Tahun 1980-an agaknya yang dianggap sebagai kemunculan lembaga sekolah yang berlandaskan pendidikan multikultural yang didirikan oleh para peneliti dan aktivis pendidikan progresif. James Bank adalah salah seorang pioner dari pendidikan multikultural. Dia yang membumikan konsep pendidikan multikultural menjadi ide persamaan pendidikan. Pada pertengahan dan akhir 1980-an, muncul kelompok sarjana, di antaranya Carl Grant, Christine Sleeter, Geneva Gay dan Sonia Nieto yang memberikan wawasan lebih luas soal pendidikan multikultural, memperdalam kerangka kerja yang membumikan ide persamaan pendidikan dan menghubungkannya dengan transformasi dan perubahan social.
2.2 Pengertian Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural adalah sebuah tawaran model pendidikan yang mengusung ideologi yang memahami, menghormati, dan menghargai harkat dan martabat manusia di manapun dia berada (baik secara ekonomi, sosial, budaya, etnis, bahasa, keyakinan, atau agama, dan negara). Pendidikan multikultural merupakan dambaan semua orang karena memiliki konsep “memanusiakan manusia”. Pasti manusia yang menyadari kemanusiaanya dia akan sangat membutuhkan pendidikan model pendidikan multikultural ini.
2.3 Paradigma Pendidikan Multikultural
Salah satu problem besar peradaban bangsa yang belum kunjung selesai adalah masalah ketidakharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan berkebudayaan. Kita masih sering menyaksikan banyak anak bangsa yang gemar berkelahi, saling mencaci, mencela, hingga kekerasan fisik dan pertumpahan darah. Manusia lawan manusia terjadi hampir dalam seluruh aspek kehidupan kebudayaan. Baik dalam aspek keagamaan, mata pencaharian (ekonomi), politik, pendidikan, hukum maupun dalam aspek teknologi dan kesenian. Disharmoni budaya ini akan menjadi “duri peradaban” yang berbahaya—apalagi dalam konteks masyarakat yang multikultur—jika tidak mendapat respons yang serius. Suatu kelompok tertentu bisa saja akan “memangsa” warga atau komunitas masyarakat lainnya, baik atas nama Tuhan, status sosial, maupun atas nama kepentingan politik dan ekonomi. Hal ini, sekali lagi, akan berbahaya, sebab bukan saja akan meruntuhkan dasar-dasar karakter kebangsaan, melainkan juga akan mengakibatkan terganggunya proses demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjadi prasyarat penting dalam perwujudan peradaban masyarakat utama.
Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan budaya, Indonesia sangat membutuhkan perdamaian, keadilan, persamaan, kebebasan dan seterusnya yang merupakan unsur yang dapat dilahirkan oleh pendidikan multikultural. Tetapi, patut dicatat bahwa akhir-akhir ini yang terjadi justru jauh dari harapan kemanusiaan yang mengedepankan nilai-nilai keadilan sosial, keharmonisan, keamanan, perdamaian, dan persaudaraan. Dengan kata lain, diskriminasi, konflik sosial agama, krisis politik, ekonomi, budaya dan pendidikan, semakin menggurita di negeri ini.
2.4 Pendekatan Pendidikan Multikultural
Pendekatan-pendekatan yang mungkin bisa dilakukan di dalam pendidikan multikultural adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan Historis
Pendekatan ini mengandaikan bahwa materi yang diajarkan kepada pembelajar dengan menengok kembali ke belakang. Maksudnya agar pebelajar dan pembelajar mempunyai kerangka berpikir yang komplit sampai ke belakang untuk kemudian mereflesikan untuk masa sekarang atau mendatang. Dengan demikian materi yang diajarkan bisa ditinjau secara kritis dan dinamis.
2. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan ini mengandaikan terjadinya proses kontekstualisasi atas apa yang pernah terjadi di masa sebelumnya atau datangnya di masa lampau. Dengan pendekatan ini materi yang diajarkan bisa menjadi aktual, bukan karena dibuat-buat tetapi karena senantiasa sesuai dengan perkembangan zaman yang terjadi, dan tidak bersifat indoktrinisasi karena kerangka berpikir yang dibangun adalah kerangka berpikir kekinian. Pendekatan ini bisa digabungkan dengan metode kedua, yakni metode pengayaan.
3. Pendekatan Kultural
Pendekatan ini menitikberatkan kepada otentisitas dan tradisi yang berkembang. Dengan pendekatan ini pembelajar bisa melihat mana tradisi yang otentik dan mana yang tidak. Secara otolatis pebelajar juga bisa mengetahui mana tradisi arab dan mana tradisi yang datang dari islam.
4. Pendekatan Psikologis
Pedekatan ini berusaha memperhatikan situasi psikologis perseorangan secara tersendiri dan mandiri. Artinya masing-masing pembelajar harus dilihat sebagai manusia mandiri dan unik dengan karakter dan kemampuan yang dimilikinya. Pendekatan ini menuntut seorang pebelajar harus cerdas dan pandai melihat kecenderungan pembelajar sehingga ia bisa mengetahui metode-metode mana saja yang cocok untuk pembelajar.
5. Pendekatan Estetik
Pendekatan estetik pada dasarnya mengajarkan pembelajar untuk berlaku sopan dan santun, damai, ramah, dan mencintai keindahan. Sebab segala materi kalau hanya didekati secara doktrinal dan menekan adanya otoritas-otoritas kebenaran maka pembelajar akan cenderung bersikap kasar. Sehingga mereka memerlukan pendekatan ini untuk mengapresiasikan segala gejala yang terjadi di masyarakat dengan melihatnya sebagai bagian dari dinamika kehidupan yang bernilai seni dan estetis.
6. Pendekatan Berprespektif Gender
Pendekatan ini mecoba memberikan penyadaran kepada pembelajar untuk tidak membedakan jenis kelamin karena sebenarnya jenis kelamin bukanlah hal yang menghalangi seseorang untuk mencapai kesuksesan. Dengan pendekatan ini, segala bentuk konstruksi sosial yang ada di sekolah yang menyatakan bahwa perempuan berada di bawah laki-laki bisa dihilangkan.
2.5 Pendidikan Berbasis Multikultural
Tujuan Pendidikan Multikultural mencakup:
1. Pengembangan Literasi Etnis dan Budaya
Pendidikan Multikultural adalah mempelajari tentang latar belakang sejarah, bahasa, karakteristik budaya, sumbangan, peristiwa kritis, individu yang berpengaruh, dan kondisi sosial, politik, dan ekonomi dari berbagai kelompok.
2. Perkembangan Pribadi
Dasar psikhologis Pendidikan Multikultural menekankan pada pengembangan pemahaman diri yang lebih besar, konsep diri yang positif, dan kebanggaan pada identitas pribadinya. Penekanan bidang ini merupakan bagian dari tujuan Pendidikan Multikultural yang berkontribusi pada perkembangan pribadi siswa, yang berisi pemahaman yang lebih baik tentang diri yang pada akhirnya berkontribusi terhadapat keseluruhan prestasi intelektual, akademis, dan sosial siswa.
3. Klarifikasi Nilai dan Sikap
Pendidikan Multikultural mengangkat nilai-nilai inti yang berasal dari prinsip martabat manusia (human dignity), keadilan, persamaan, kebebasan, dan demokrasi. Maksudnya adalah mengajari generasi muda untuk menghargai dan menerima pluralisme etnis, menyadarkan bahwa perbedaan budaya tidak sama dengan kekurangan atau rendah diri, dan untuk mengakui bahwa keragaman merupakan bagian integral dari kondisi manusia.
4. Kompetensi Multikultural
Pendidikan Multikultural dapat meredakan ketegangan ini dengan mengajarkan ketrampilan dalam komunikasi lintas budaya, hubungan antar pribadi, pengambilan perspektif, analisis kontekstual, pemahaman sudut pandang dan kerangka berpikir alternatif, dan menganalisa bagaimana kondisi budaya mempengaruhi nilai, sikap, harapan, dan perilaku. Pendidikan Multikultural dapat membantu siswa mempelajari bagaimana memahami perbedaan budaya tanpa membuat pertimbangan nilai yang semena-mena tentang nilai intrinsiknya. Untuk mencapai tujuan ini anak dapat diberi pengalaman belajar dengan memberi berbagai kesempatan pada siswa untuk mempraktekkan kompetensi budaya dan berinteraksi dengan orang, pengalaman, dan situasi yang berbeda.
5. Kemampuan Ketrampilan Dasar
Tujuan utama Pendidikan Multikultural adalah untuk memfasilitasi pembelajaran untuk melatih kemampuan ketrampilan dasar dari siswa yang berbeda secara etnis. Pendidikan Multikultural dapat memperbaiki penguasaan membaca, menulis dan ketrampilan matematika; materi pelajaran; dan ketrampilan proses intelektual seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan pemecahan konflik dengan memberi materi dan teknik yang lebih bermakna untuk kehidupan dan kerangka berpikir dari siswa yang berbeda secara etnis.
6. Persamaan dan Keunggulan Pendidikan
Tujuan persamaan multikultural berkaitan erat dengan tujuan penguasaan ketrampilan dasar, namun lebih luas dan lebih filosofis. Untuk menentukan sumbangan komparatif terhadap kesempatan belajar, pendidik harus memahami secara keseluruhan bagaimana budaya membentuk gaya belajar, perilaku mengajar, dan keputusan pendidikan.
7. Memperkuat Pribadi untuk Reformasi Sosial
Tujuan terakhir dari Pendidikan multikultural adalah memulai proses perubahan di sekolah yang pada akhirnya akan meluas ke masyarakat. Tujuan ini akan melengkapi penanaman sikap, nilai, kebiasaan dan ketrampilan siswa sehingga mereka menjadi agen perubahan sosial (social change agents) yang memiliki komitmen yang tinggi dengan reformasi masyarakat untuk memberantas perbedaan (disparities) etnis dan rasial dalam kesempatan dan kemauan untuk bertindak berdasarkan komitmen ini. Untuk melakukan itu, mereka perlu memperbaiki pengetahuan mereka tentang isu etnis di samping mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan, ketrampilan tindakan sosial, kemampuan kepemimpinan, dan komitmen moral atas harkat dan persamaan.
8. Memiliki wawasan kebangsaan/kenegaraan yang kokoh
Dengan mengetahui kekayaan budaya bangsa itu akan tumbuh rasa kebangsaan yang kuat. Rasa kebangsaan itu akan tumbuh dan berkembang dalam wadah negara Indonesia yang kokoh. Untuk itu Pendidikan Multikultural perlu menambahkan materi, program dan pembelajaran yang memperkuat rasa kebangsaan dan kenegaraan dengan menghilangkan etnosentrisme, prasangka, diskriminasi dan stereotipe.
9. Memiliki wawasan hidup yang lintas budaya dan lintas bangsa sebagai warga dunia
Hal ini berarti individu dituntut memiliki wawasan sebagai warga dunia (world citizen). Namun siswa harus tetap dikenalkan dengan budaya lokal, harus diajak berpikir tentang apa yang ada di sekitar lokalnya. Mahasiswa diajak berpikir secara internasional dengan mengajak mereka untuk tetap peduli dengan situasi yang ada di sekitarnya - act locally and globally.
10. Hidup berdampingan secara damai
Dengan melihat perbedaan sebagai sebuah keniscayaan, dengan menjunjung tinggi nilai kemanusian, dengan menghargai persamaan akan tumbuh sikap toleran terhadap kelompok lain dan pada gilirannya dapat hidup berdampingan secara damai.
2.6 Wacana Pendidikan Multikultural
Sejak kemunculan sebagai disiplin ilmu pada abad ke 1960-an dan 1970-an, pendidikan berbasis multikulturalisme atau multicultural Based Education (MBE) telah didefinisikan dari banyak cara dan dari berbagai macam perspektif. Dalam terminologi ilmu-ilmu pendidikan dikenal istilah yang hampir sama dengan MBE yaitu pendidikan multikultural.
MBE membahas tentang penggambaran realitas budaya, politik, sosial, dan ekonomi yang kompleks, yang secara luas dan sistematis mempengaruhi segala sesuatu yang terjadi di dalam sekolah dan di luar ruangan. Ia menyangkut seluruh aset pendidikan yang termanifestasikan melalui konteks dan proses. MBE menegaskan dan memperluas kembali praktek yang perlu dicontoh, dan berupaya memperbaiki kesempatan pendidikan optimal yang tertolak. Ia memperbincangkan sekitar penciptaan lembaga-lembaga pendidikan yang menyediakan lingkungan pembelajaran yang dinamis, yang mencerminkan cita-cita persamaan kesetaraan dan keunggulan.
Di indonesia, pendidikan multikultural relatif baru di kenal sebagai suatu pendekatan yang di anggap lebih sesuai bagi masyarakat indonesia yang heterogen, terlebih pada masa otonomi dan disentralisasi yang baru dilakukan. Pendidikan multikulturalisme yang dikembangkan di Indonesia sejalan pengembangan demokrasi yang dijalankan sebagai counter terhadap kebijakan desentralisasi dan otonomi daaerah. Apabila hal itu dilaksanakan tidak hati-hati justru akan menjerumuskan kita ke dalam perpecahan Nasional.
Model pendidikan di Indonesia maupun di negara-negara lain menunjukkan keragaman tujuan yang menerapkan strategi dan sarana yang dipakai untuk mencapai. Sejumlah kritikus melihat bahwa revisi kurikulum sekolah yang dilakukan dalam program pendidikan multikultural di Inggris dan beberapa tempat di Australia dan Kanada, terbatas pada keragaman budaya yang ada, jadi terbatas pada dimensi kognitif. Penambahan informasi tentang keragaman budaya merupakan model pendidikan multikultural yang mencakup revisi atau materi pembelajaran, termasuk revisi-revisi buku teks. Terlepas dari kritik atas penerapannya di beberapa tempat, revisi pembelajaran seperti di Amerika Serikat merupakan strategi yang dianggap paling penting dalam reformasi pendidikandan kurikulum.
Untuk mewujudkan model-model tersebut, pendidikan multikultural di Indonesia perlu memakai kombinasi model yang ada, agar seperti yang diajukan Gorski, pendidikan multikulturalis dapat mencakup tiga hal jenis transformasi yakni:
• Transformasi diri
• Transformasi sekolah dan proses belajar mengajar
• Transformasi masyarakat
Selain itu pendidikan multikulturalis dimungkinkan akan terus berkembang seperti bola salju yang menggelinding semakin membesar dan ramai diperbincangkan. Dan yang lebih penting dan kita harapkan adalah pendidikan multikultural akan dapat diberlakukan dalam dunia pendidikan di negeri yang multikultural ini. Apakah nantinya terwujud dalam kurikulum, materi, dan metode, ataukah dalam wujud lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai materi yang telah dijabarkan dapat disimpulakan bahwa pendidikan multikultural adalah sebuah proses pengembangan potensi manusia dengan menghargai harkat dan martabat manusia tanpa membedakan satu dengan yang lainnya dan tetap menjunjung tinggi nilai kebudayaan , etnis , suku dan agama.
3.2 Saran
Penulis dapat memberi saran bahwa sebaiknya pendidikan multikultural tidak hanya berkembang dikalangan mahasiswa saja tetapi pada masyarakat umum juga harus memberlakukan pendidikan yang berbasis multikultural.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pengertianpendidikan.ga/2013/07/pengertian-pendidikan-secara-umum.html
http://www.artikelbagus.com/2011/11/implementasi-pendidikan-multikultural-dalam-dunia-pendidikan.html#ixzz3jmcMgKpK
http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-pendidikan-multikultural.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar