this my blog

Rabu, 18 Mei 2016

THE LOST JUNGLE

THE LOST JUNGLE
By Diyah Ayuk Wulandari
Sang raja diracuni hingga koma, hanya dengan heal flower yang berada di lost jungle yang dapat menyembuhkan raja. Dapatkah violet mendapat bunga tersebut dan penangkap dalang dari kasus sang raja ini?????


Pesta Petaka
Suara musik membahana di ruang dansa. Sang raja sedang merayakan hari ulang tahunnya. Ribuan pasang mata terarah ke anak tangga disana terlihat gadis cantik bergaun mempesona. Dengan anggun ia langkahkan kakinya seirama dengan musik orkestra yang lembut mengalir. Vielot begitu namanya. Putri raja itu memang mempesona. Banyak pangeran tampan datang melamarnya, tapi sampai saat ini belum ada yang dapat menaklukkan hatinya.
Di ruang dansa orang yang berdansa dengan pasangannya masing-masing. Banyak laki-laki undangan yang memandangi violet, dari tatapan mereka violet tau kalau mereka ingin mengajaknya berdansa tapi dengan sikap cueknya itu ia tak mengindahkan semua itu.
“aawww” tangan violet tiba-tiba ditarik dan  diayunkan  berdansa. Violet melihat senyuman manis di bibir laki-laki yang wajahnya tak asing baginya . ”kau tak sopan menarik tangan gadis dan memaksanya untuk berdansa.”  Gerutu violet dengan tetap berdansa. “kalau aku tidak memaksa tuan putriku mana mungkin iya mau menari dengan laki-laki sepertiku ini.”  “haha, willy mana mungkin aku menolak permintaan sahabatku ini?’’.
Suasana tiba-tiba berubah. Suara isak tangis menghentikan suara musik dan membuat keadaan semakin mencrengram Violet ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, iapun bergegas menuju suara isak tangis itu. Suara itu berasal dari maria yaitu saudara angkat ayahnya yang ia anggap sebagai kakaknya sendiri. Di pangkuannya sang raja lemas tak berdaya. “pappa... apa yang terjadi kak?” “aku tak tahu, tiba-tiba yang mulia jatuh dan pingsan.” “tuan Luis, papa kenapa?” violet bertanya pada kepala kerajaan. “ tabib kerajaan mengatakan bahwa  makanan yang dikonsumsi yang mulia mengandung racun, yang sangat langka.” “pasti ada penangkalnyakan ?” “maaf tuan putri tabib kerajaan hanya bisa menghambat racunnya menyebar keseluruh tubuh.” “mana mungkin tabib-tabib kerajaan ini tak sanggup menyembuhkan papa. Lalu apakah papa harus tidur seperti ini untuk selamanya.?”  “kami sudah berusaha dengan semaksimal mungkin, maafkan kami tuan putri. Tapi  kami telah menahan para pemasak makanan yang mulia”
****
Kejadian ini membuat violet bersedih. Maria dan willy mencoba menghiburnya. Violet berfikir kalau dia tak bisa hanya berdiam diri seperti ini. Violet teringat ketika dulu ia pernah keluar dari istina dan menyamar menjadi rakyat jelata bahwa ada  orang yang bernama blackman dapat mengobati segala jenis penyakit. “ aku harus bertemu dengan blackman will” “blackman, siapa dia?” “dia orang yang pasti dapat menyembuhkan papa dari racun kutukan itu.”
violet dan willy bergegas berkuda tanpa di dampingi para penjaga kerajaan untuk menemui blackman.  Perjalannya jauh diatas gunung. Hingga akhirnya mereka sampai di tempat blackman. “putri Violet biar aku yang mengurusi blackman, kau tunggu disini.” Violet mengangguk kecil.
Dari luar violet menanti sambil melihat pemandangan indah di sekitar. Alam yang masih sangat asri, gemercik air, suara burung merdu dan suasana yang tentram membuat violet serasa disurga. Inilah kebebasan yang sesungguhnya, hal yang hampir tak pernah iya rasakan di kerajaan. Didalam terdengar suara orang bertengkar, violet tak sanggup menahan dirinya untuk tidak kedalam. Dia menanap lekat laki-laki berwajah pangeran berpakaian pemulung duduk dikursi kayu tua.  Ia tak menyangka jika blackman adalah seorang laki-laki dewasa yang tampan jauh yang bayangkan dalam fikirannya. “sepenting inikah hingga sang putri meninggalkan sangkarnya?” “jaga sikapmu terhadap putri violet!” “sudahlah willy. ya blackman ini memang sangat penting bagiku, apakah kau tetap tak ingin menolongku meski aku telah merendah seperti ini kepadamu?” “ini suatu kehormatan bagiku tuan putri, tapi ada harga yang mahal untuk semua ini.” “ kau ingin emas atau berlian?” “ aku ingin menjadi sang raja.” Violet hanya terdiam dia tak menyangka jika blackman justru ingin menjadi raja. “ kurasa kau takkan menjadikanku seorang raja.” Senyum licik blackman menyimpul dibibirnya. “apakah kau gila, meminta sang putri  jadikan kau jadi raja”  “bukankah hal ini lebih sopan, daripada  mengambilnya dengan menusuk dari belakang?”. Blackman dan willy saling menatap tajam. “ baik, akan ku naikkan penawaranku kepadamu yaitu emas dan berlian, Jika kau tak mau maka aku akan pergi.” “hohoho, sang putri menggertakku, baiklah aku akan membantu.” “ membantu?” “racun yang masuk ketubuh raja bukan racun biasa, tak satupun tabib yang dapat menyembuhkan raja termasuk aku.” “aku jauh-jauh kesini hanya untuk mendengar hal itu?” “emang itu yang harus kau dengar putri, hanya bunga heal flower yang berada di lost jungle yang dapat menyembuhkan sang raja.” “kalau begitu bawakan bunga itu kepadaku.” “mengambil bunga itu tidak semudah membalikkan sebelah tangan putri, kau harus tahu apa yang akan kau hadapi.” “aku ikut?” “ya, apa kau takut putri?” “mana mungkin tuan putri ikut denganmu dan menempatkannya dalam bahaya, biar aku yang ikut denganmu.” “bunga heal flower begitu dipetik dia harus dimakan untuk dapat menyembuhkan, kalau heal flower sudah layu maka ia seperti ilalang yang tak beguna. Dan dengan membawa putri kesana ia dapat makan bunga itu lalu memberikan kepada raja dengan tansfer darah dari putri.” “baiklah, bawa aku kesana.” “tapi ada efek dari memakan bunga itu.” “efek apa?” “aku tak tahu tapi kau harus siap dengan apapun yang akan terjadi nanti.” Violet mengambil nafas dalam-dalam dan mengheskannya perlahan. “apapun yang terjadi aku siap.”
****
Menaklukkan The Lost Jungle
       Violet sudah sampai di lost jungle. Jantungnya berdetak kencang. Hutannya begitu mengerikan, pohon-pohonya tinggi besar hingga sinar matahari tak mampu menembus ke dalam  yang membuat lost jungle gelap remang-remang. “tolong aku...” “willy..” “tuan putri, kakiku seperti ditarik di lumpur ini.” “kau harus tenang, dan jangan bergerak itu adalah lumpur penghisap.” Willy trus bergerak mencoba lepas dari lumpur itu. “jangan bergerak atau lumpur itu akan membunuhmu bodoh.”. violet merasa jika ada yang memperhatikan mereka. Dia menoleh kebelakang dan mengamati sekeliling. Dia melihat cahaya kecil yang banyak di kegelapan. “thanks, tapi jangan  kau panggil aku bodoh lagi.” “kau memang bodoh” “dari awal aku memang tak suka denganmu, pemulang.” “kau akan ku buat tak sanggup bertahan disini.” “sssttt..” “ada apa tuan putri” “lari..!!” mereka berlari dari kejaran serigala tapi kecepatan mereka dapat dikejar oleh serigala. “semua naik kepohon!” teriak blackman. Violet tak bisa memanjat, sekelompok serigala sudah mengepungnya, tiba-tiba bom asap dilempar kearah serigala, violet digendong blackman naik pohon. Violet tampak lemas karena meghirup gas itu. Tubuhnya penuh keringat dingin, matanya kosong masih ketakutan. “tuan putri, kau tak apa-apa?, mengapa kau lempar bom asap itu, putri bisa saja mati.” “putri juga bisa mati oleh serigala itu, beri dia minum” “minumlah tuan putri” violet minum perlahan.” Malam ini kita istirahat disini, ikat tubuh kalian di pohon agar tak jatuh.”
****
          Violet perlahan membuka mata, ia masih terbayang dengan kejadian tadi malam. “kau sudah bangun, semua ini baru awal dari petualanganmu putri.” Violet menatap blackman yang tengah memakan buah-buahan hutan. “makan ini” blackman melemparkan buah itu ke violet. Violet memakannya pelan, matanya berkaca-kaca, blackman menatap violet penuh curiga. Sesekali violet menahan isak tangisnya. Blackman tahu jika violet menangis. Sebagai  laki-laki sejati seharusnya ia menghapus air mata violet dan memberikan pundaknya untuk violet menangis, walaupun blackman mengalahkan banyak orang tapi ia tak pernah mengalahkan hati seorang wanita. “tuan putri, kau tidak apa-apa” “aku takut willy” willy memeluk violet hangat. “aku akan selalu menjagamu tuan putri, aku berjanji.” “ehem,  kita harus melanjutkan perjalanan.”
 Mereka melanjutkan perjalanan. Walaupun violet di lindungi blackman dengan panahnya dan dibelakang violet dilindungi willy dengan pedangnya namun Setiap langkah violet penuh dengan siaga. “stop!” “ ada apa?” “aku ingin buang air” “hahh, ya udah sana. Atau kau ingin aku antar putri” tawa kecil tertahan dimulut blackman. Violet mengepalkan tangannya ke blackman seolah-olah mengancam. Violet pergi kesemak-semak yang begitu jauh dari blackman dan willy. “apa kau punya kekasih?” tanya willy. Namun blackman hanya diam sambil menatap willy tajam. “aku Cuma basa-basi, aku yakin kau tak punya kekasih,haha” “ulangi yang kau bilang!” tangan blackman menarik keras kerah baju willy dan tangan yang lain seolah hendak menonjoknya. “haaaaaaaaaah” “tuan putri”  violet tampak berusaha melepaskan kakinya dari belilit oleh tanaman pemakan daging. “tolong aku” willy mencoba memotong jalar tanaman itu dengan pisau yang iya bawa tapi ia malah di kibas oleh akar yang hingga tersungkur. Violet terus berontak meronta-ronta, blackman memanah tepat di kepala bunganya yang membuat bunga itu mati. Tangan violet terluka parah, banyak darah yang keluar. Blackman mengikat tangan violet dengan kain dari sobekkan bajunya.
****
          Yang Terlupakan
       Raja sakit, violet pergi telah menjadi rahasia umum. Keadaan raja menjadi buah bibir rakyat. Rakyat takut kerajaan menjadi berantakan karena tak ada seseorang yang menjadi pemimpin di kerajaan.
          Tabib istina terus mencoba menemukan obat untuk raja tapi semua itu mustahil. Raja masih saja terbaring diranjang, tubuhnya pucat, tubuh mengering. Maria sedang membasuh tubuh raja. Setiap hari dia yang merawat raja, menggantikan peran violet.
          “ada apa tuan luis, sepertinya kau ingin mengatakan sesuatu padaku.” “iya putri maria, semua rakyat menanyakan kepastian kepemimpinan kerajaan. Raja  masih terbaring sakit dan tuan putri violet entah kini ada dimana.” “lalu bagaimana?” “rakyat ingin menjadikan kau sebagai pemimpin kerajaan jika nanti sudah tak ada kabar tentang putri violet.” “tentu aku bersedia, kau bisa mempercayaiku” maria menunduk memberikan rasa hormatnya namun ada senyum licik yang tersembunyi di sana.

         
         
         
                  








0 komentar:

Posting Komentar