this my blog

Minggu, 15 Mei 2016

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR “PENGUKURAN SUHU MANUSIA”


LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
“PENGUKURAN SUHU MANUSIA”
 








NAMA: DIYAH AYUK WULANDARI
NIM: 150210103008
KELAS: C
KELOMPOK: 1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
I.                   JUDUL
Pengukuran suhu manusia

II.                TUJUAN
Untuk mengetahui suhu badan makhluk hidup homoiothermal.

III.             DASAR TEORI
Manusia adalah homoioterm, artinya suhu tubuhnya konstan meskipun suhu lingkungan berfluktuasi jauh di atas atau di bawah suhu tubuhnya. Kulit memegang peranan penting dalam mempertahankan suhu tubuh. Di dalam kulit terdapat jaring-jaring pembuluh darah dan kelenjar keringat yang dikendalikan oleh sistem saraf. Di samping itu terdapat reseptor berbagai macam sensasi satu di antaranya adalah termoreseptor. Bila tubuh merasa panas, ada kecenderungan tubuh meningkatkan kehilangan panas ke lingkungan. Bila tubuh merasa dingin, maka kecenderungannya menurunkan kehilangan panas. Jumlah panas yang hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi-konveksi ditentukan oleh perbedaan suhu antara kulit dan lingkungan eksternal. Bagian pusat tubuh merupakan ruang yang memiliki suhu yang dijaga tetap sekitar 36 oC (Soewolo dkk, 2005: 286-287). Bila Hypotalamus bagian belakang menerima informasi suhu luar lebih rendah dari suhu tubuh, maka pembentukan panas ditambah dengan meningkatkan metabolisme dan aktivitas otot dengan cara menggigil dan pengeluaran panas dengan pembuluh darah kulit mengecil dan pengurangan produksi keringat. Hal ini menyebabkan suhu tubuh tetap dipertahankan normal. Namun sebaliknya, Hypotalamus bagian depan merupakan pusat pengatur suhu tubuh yang bertugas mengeluarkan panas. Bila Hypotalamus bagian depan menerima informasi suhu lebih tinggi dari suhu tubuh, maka pengeluaran panas ditingkatkan dengan pelebaran pembuluh darah kulit dan menambah produksi keringat (Fadilah, 2009).
Bila benda dingin ditempelkan langsung pada kulit, pembuluh darah makin berkontraksi sampai suhu 15oC. Saat titik mencapai derajat konstriksi maksimum pembuluh darah mulai berdilatasi. Dilatisi ini disebabkan oleh efek langsung pendinginan setempat terhadap pembuluh itu sendiri. Mekanisme kontraksi dingin membuat hambatan impuls saraf datang ke pembuluh tersebut pada suhu mendekati suhu 0oC sehingga pembuluh darah mencapai vasodilatasi maksimum. Hal ini dapat mencegah pembekuan bagian tubuh yang terkena terutama tangan dan telinga (Syaifuddin, 2009: 324).
adanya mekanisme pengaturan panas badan yang berpusat pada hipotalamus melalui saraf-saraf terutama saraf otonom. Di samping tentu adanya pengaruh kelenjar endokrin walau masih belum jelas peranannya. Mekanisme pengaturan panas adalah dengan menjaga adanya keseimbangan antara thermogenesis (produksi panas). Produksi panas tergantung dari metabolisme, jadi tergantung pada proses kimia eksotermal, misalnya kerja otot, menggigil dll. Pembuangan panas adalah dengan cara konduksi, radiasi, konveksi, penguapan dan sebagian melalui feses dan urin. Energi panas yang hilang atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit ada tiga cara, yaitu Konduksi adalah pemaparan panas dari suatu obyek yang suhunya lebih tinggi ke obyek lain dengan jalan kontak langsung. Agar terjadi konduksi kedua obyek harus berbeda suhu dan harus saling berkontak misalnya pada keperawatan mengukur suhu dengan menggunakan termometer air raksa di bagian tubuh manusia atau permukaan tubuh kehilangan atau memperoleh panas melalui konduksi kontak langsung dengan substasi lebih dingin atau lebih panas termasuk udara atau air. Yang kedua Konveksi, adalah pemindahan panas melalui gas atau cairan yang bergerak. Aliran konveksi dapat terjadi karena massa jenis udara panas sangat ringan dibandingkan udara dingin misalnya orang telanjang yang duduk dalam ruangan yang kehilangan sekitar 12% panasnya dengan cara konduksi ke udara menjauhi tubuh. yang ketiga Radiasi, adalah suatu energi panas dari suatu permukaan obyek ke obyek lain tanpa mengalami kontak dari kedua obyek tersebut, misalnya seseorang yang telanjang dalam ruangan dengan suhu kamar normal kehilangan sekitar 60% panas total secara radiasi. Jika suhu tubuh naik, pusat kendali suhu di otak akan melebar dan meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit sambil membawa panas tubuh (Gullon, 1997 : 87). Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah hipothalamus. Hipothalamus yang berada dibawah otak. Ini dikenal sebagai thermostat  yang berada dibawah otak. Terdapat dua hipothalamus, yitu hipothalamus anterior yang berfungsi mengatur pembuangan panas dan hipotalamus posterior yang berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas (Anfis, 2011).
Temperatur kulit badan tidak sama di semua tempat, makin banyak berhubungan dengan udara luar, temperature semakin dipengaruhi oleh temperature sekitar. Temperature tubuh yang normal sekitar 36. Temperatur yang paling mendekati temperature tubuh sebenarnya adalah temperature rektar (melalui dubur), tetapi kurang praktis dan tidak estetis. Oleh karena itu, yang sering dikerjakan pengukuran temperature aksilar (melalui ketiak) atau oral (mulut) (Tim Dosen Pembina, 2015:21). Reseptor suhu yang paling penting untuk mengatur suhu tubuh adalah banyak neuron peka panas khususnya yang terletak pada area preoptika hipotalamus. Neuron ini meningkatkan pengeluaran inpuls bila suhu meningkat dan mengurangi inpuls yang keluar bila suhu turun. Selain neuron ini reseptor lain yang peka terhadap suhu adalah reseptor suhu kulit termasuk reseptor dalam lainnya yang juga menghantarkan isyarat terutama isyarat dingin ke susunan syaraf pusat panas untuk membantu mengontrol suhu tubuh (Waluyo, 2010:54).
Termoregulasi bergantung pada kemampuan hewan/manusia untuk mengontrol pertukaran panas dengan lingkungannya. Esensi termoregulasi adalah mempertahankan laju perolehan panas yang setara dengan laju kehilangan panas.Pada beberapa mamalia, beberapa dari mekanisme ini melibatkan sistem integument, lapisan terluar tubuh, yang terdiri dari kulit, rambut, dan kuku (cakar atau kikil pada beberapa spesies).Salah satu adaptasi termoregulasi utama pada mamalia dan burung adalah insulasi, yang mengurangi aliran panas antara hewan dan lingkungan.Sumber-sumber insulasi mencakup rambut, bulu, dan lapisan lemak yang dibentuk oleh jaringan adipose. Sistem sirkulasi menjadi rute utama aliran panas antara tubuh bagian interior dan eksterior (Campbell, 2008 :16-17).
Suhu diregulasi oleh sistem saraf dan oleh sistem endokrin. Regulasi sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu yang pertama  pendinginan dan pemanasan kulit merangsang ujung saraf yang sensitive terhadap suhu dengan menghasilkan respons yang sesuai-menggigil pada dingin, berkeringat pada panas. Yang kedua adalah Hipotalamus dalam otak berrespons terhadap suhu darah yang lewat di dalam kapiler. Hipotalamus terdiri dari dua pusat untuk pengaturan panas. Yang satu berespons terhadap peningkatan suhu dengan menyebabkan vasodilatasi dan kehilangan panas. Yang lain berespons terhadap penurunan suhu dengan menyebabkan vasokonstriksi dan aktivasi produksi panas lebih lanjut. Sedangkan regulasi sistem endokrin dibagi menjadi dua, yaitu medulla adrenal dimana dingin meningkatkan sekresi adrenalin, yang merangsang metabolisme dan dengan demikian meningkatkan produksi panas. Yang kedua adalah kelenjar tiroid dimana dingin meningkatkan sekresi tiroksin, dengan meningkatkan metabolisme dan produksi panas (Gibson, 2002: 238-239).
Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persarafan. Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan panas. Pasien yang cemas saat masuk rumah sakit atau sedang melakukan pemeriksaan kesehatan suhu tubuhnya akan lebih tinggi dari normal. Adanya stres dapat dijembatani dengan menggunakan sistem pendukung, intervensi krisis dan peningkatan harga diri. Sistem pendukung sangat penting untuk penatalaksanaan stres seperti keluarga (orang tua) yang dapat mendengarkan, perhatian, merawat dengan dukungan secara emosional selama mengalami stress. Sistem pendukung pada intinya dapat mengurangi reaksi stres dan peningkatan kesejahteraan fisik dan mental. Intervensi krisis merupakan teknik untuk menyelesaikan masalah, memulihkan seseorang secepat mungkin pada tingkat fungsi semua dimensi sebelum krisis. Peningkatan harga diri dilakukan untuk membantu dalam strategi reduksi stres yang positif yang dilakukan untuk mengatasi stres. (Rahmawati, 2012: 54-60). Peningkatan suhu erat kaitannya dengan demam. Demam biasanya terjadi melalui tiga tahap, yang pertama serangan menggigil dan menggigil berat disebut rigor, yaitu pembuluh darah kulit berkotraksi dan kehilangan panas dikurangi sampai minimal. Tahap yang kedua suhu meningkat, yaitu pembuluh darah berdilatasi, kelenjar keringat biasanya tetap tidak aktif, proses metabolic ditingkatkan dan terdapatproduksi panas yang lebih besar. Tahap yang ketiga suhu turun, yaitu kehilangan panas lebih besar daripada produksi pana, dan keringat sangat banyak (Gibson, 2002:204).

IV.             METODE PRAKTIKUM
4.1 Alat
a.       Termometer klinis
b.      Handuk/lap bersih
4.2 Bahan
a.       Kapas steril
b.      Alkohol 70%
c.       Air es


4.3 Cara Kerja
a.      
Memasukkan termometer kemulut probandus dibawah lidah. Karena menggunakan termometer digital maka hanya perlu memencet tombol on untuk memulai mengukur suhu. Setelah 10 menit, baca  suhu yang tertera pada termometer.
mengukur suhu badan manusia melalui temperatur oral (mulut).



Mencatat suhu pada masing-masing percobaan
Melalukan seperti poin pertama tetapi sebelumnya probandus berkumur dengan air es selama 1 menit, emudian membaca suhu setelah 5 menit dan 10 menit yang tertera pada termometer.
Melakukan seperti poin pertama, tetapi mulut sambil bernafas (menghembuskan dan menghirup udara), membaca suhu setelah 5 menit dan 10 menit (tanpa menurunkan suhu)
 











b.     
Probandus (orang percobaan) mengeringkan ketiaknya menggunakan handuk/lap bersih.
Mengukur suhu badan manusia melalui temperatur aksilar (ketiak).

Menyelipkan ujung termometer diketiak dengan lengan merapat kebadan, karena menggunakan termometer digital maka tinggal memencet tombol on untuk memulai mengukur. Setelah terdengar bunyi termometer baca suhu yang tertera di termometer.
Mencatat suhu pada masing-masing percobaan.
 








V.                HASIL PENGAMATAN
NO.
Nama Probandus
Umur
Tinggi
Berat Badan
Normal
Bernafas
(5 menit)
Setelah berkumur
(5 menit)
Ketiak
1.
Anna R.
18
159
48
36,6
37,3
35,8
35,9
2.
Mega A. P
19
146
35
36,5
36,8
35,6
35,9
3.
Purwoyudo
18
163
43,5
35,5
36,7
35,4
35,8
4.
Haiva
17
157
55
36,3
36,6
35,4
35,5
5.
Galuh P.
18
160
43
37,1
37,1
36,7
36,3

VI.             PEMBAHASAN
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Manusia termasuk dalam makhluk homoiothermal, artinya suhu tubuhnya konstan meskipun suhu lingkungan berfluktuasi jauh di atas atau di bawah suhu tubuhnya. Kulit memegang peranan penting dalam mempertahankan suhu tubuh. Di dalam kulit terdapat jaring-jaring pembuluh darah dan kelenjar keringat yang dikendalikan oleh hipotalamus melalui saraf-saraf terutama saraf otonom. Di samping tentu adanya pengaruh kelenjar endokrin walau masih belum jelas peranannya. Bila hipotalamus bagian belakang menerima informasi suhu luar lebih rendah dari suhu tubuh, maka pembentukan panas ditambah dengan meningkatkan metabolisme dan aktivitas otot dengan cara menggigil dan pengeluaran panas dengan pembuluh darah kulit mengecil dan pengurangan produksi keringat. Hal ini menyebabkan suhu tubuh tetap dipertahankan normal. Namun sebaliknya, Hypotalamus bagian depan merupakan pusat pengatur suhu tubuh yang bertugas mengeluarkan panas. Bila Hypotalamus bagian depan menerima informasi suhu lebih tinggi dari suhu tubuh, maka pengeluaran panas ditingkatkan dengan pelebaran pembuluh darah kulit dan menambah produksi keringat.
percobaan pengikuran suhu manusia ini, bertujuan untuk mengetahui suhu badan makhluk hidup homoiothermal. Disini kami menggunakan lima probandus, yaitu Anna R. (probandus 1), Mega A. P (probandus 2), Purwoyudo (probandus 3), Haiva (probandus 4) dan Galuh p. (probandus5). Dari kelima probandus memiliki klasifikasi yang berbeda dari umur, tinggi badan dan berat badan. Dalam pengecekan suhu tubuh, kami menggunakan dua tempat yaitu di ketiak, dan di mulut tepatnya dibawah lidah. kedua tempat tersebut dipilih dalam melaksanakan pengukuran suhu disebabkan karena tempat tersebut mendekati temperatur tubuh yaitu sekitar 36ºC. Dan tidak menggunakan temperatur rektar (melalui dubur) karena kurang praktis dan tidak estetis.
Pada percobaan pertama yaitu pengukuran suhu normal yaitu di dalam mulut tepatnya di bawah lidah dan di ketiak. Pada percobaan di dalam mulut tepatnya di bwah lidah dimana awalnya termometer digital diletakkan di bawah lidah, lalu setelah 10 menit suhu di baca dan di catat. Data dari masing-masing prondus, yaitu probandus 1 suhunya 36.6ºC, probandus 2 suhunya adalah 36.5ºC, probandus 3 suhunya adalah 35.5ºC, probandus 4 suhunya adalah 36.3ºC serta probandus 5 suhunya adalah 37.1ºC.  Sedangkan pada percobaan diketiak didapatkan data probandus 1 suhunya 35.9ºC, probandus 2 suhunya adalah 35.9ºC, probandus 3 suhunya adalah 35.8ºC, probandus 4 suhunya adalah 35.5ºC serta probandus 5 suhunya adalah 36.3ºC. Dari data-data kedua percobaan dikedua tempat, bahwa yang memiliki data yang relatih sesuai dengan suhu normal manusia yaitu 36ºC yang menunjukkan lebih akurat adalah pada percobaan pada temperatur aksilar (melalui ketiak). Hal ini sesuai dengan teori, bahwa temperature kulit badan kita tidak sama di semua tempat, makin banyak berhubungan dengan udara luar, temperature semakin dipengaruhi oleh temperature sekitar. Pada kedua temperatur tersebut mulut lebih banyak berhubungan dengan udara luar dibandingkan dengan ketiak, sehingga suhunya juga lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Jika dibandingkan dengan temperatur aksilar (melalui ketiak) lebih akurat daripada temperatur oral (melalui mulut). Sedangkan jika dibandingkan dengan temperatur rektar (melalui dubur) lebih akurat lagi daripada temperatur aksilar (melalui ketiak) maupun temperatur oral (melalui mulut). Jadi uratan dari yang terakurat adalah temperatur rektar (melalui dubur), temperatur aksilar (melalui ketiak) kemudian temperatur oral (melalui mulut).
 Pada percobaan pada temperatur oral (melalui mulut) tepatnya di bawah lidah dengan bernafas selama 5 menit didapatkan data-data sebagai berikut, probandus 1 suhunya 37.3ºC, probandus 2 suhunya adalah 36.8ºC, probandus 3 suhunya adalah 36.7ºC, probandus 4 suhunya adalah 36.6ºC serta probandus 5 suhunya adalah 36.7ºC. Berdasarkan data tersebut maka terjadi kenaikan jika dibandingkan dengan temperatur probandus baik melalui oral (mulut) maupun melalui aksilar yaitu dengan kenaikan pada probandus 1 yaitu 0.7ºC , probandus 2 dan probandus 4 yaitu 0.3ºC , probandus 3 yaitu 1,2ºC dan probandus 5 yaitu 0.8ºC. namun hal ini terjadi kesalahan. Seharusnya pada percobaan ini terjadi penurunan suhu, karena suhu tubuh probandus melakukan penyesuaian dengan suhu tubuh di luar tubuh yang memiliki temperature lebih rendah. Disini terjadi pertukaran panas tubuh dengan lingkungan secara konveksi, yaitu tubuh kehilangan panas melalui konduksi ke udara sekeliling yang lebih dingin. Udara yang berkontak dengan tubuh melalui mulut menjadi lebih hangat dan karenanya menjadi lebih ringan dibanding udara dingin. Udara yang lebih hangat ini bergerak ke atas dan digantikan dengan udara yang lebih dingin. Kesalahan ini mungkin dapat disebabkan karena probandus berbicara ketika percobaan sehingga proses pengambilan nafasnya tidak berjalan dengan baik, sehingga justru suhunya mengalami kenaikan jika dibanding dengan suhu normal masing-masing probandus. Pada percobaan ini kami juga melakukan untuk waktu 10 menit dan hasilnya relatih sama karena kami menggunakan termometer modern dimana data hasinya relatif sama setelah terdengar bunyi termometer modernnya.
Percobaan selanjutnya adalah pengukuran temperatur pada oral (melalui mulut) tepatnya di bawah lidah dengan sebelumnya probandus telah berkumur dengan air es selama 1 menit didapatkan data sebagai berikut, probandus 1 suhunya 35.8ºC, probandus 2 suhunya adalah 35.6ºC, probandus 3 suhunya adalah 35.4ºC, probandus 4 suhunya adalah 35.4ºC serta probandus 5 suhunya adalah 36.7ºC. berdasarkan data tersubut menunjukkan bahwa terjadi penurunan suhu jika dibandingkan dengan suhu normal masing-masing probandus dengan penuran data sebagai berikut, probandus 1 mengalami penurunan sebesar 0.8ºC , probandus 2 dan probandus 4 yaitu 0.9ºC , probandus 3 yaitu 0.1ºC dan probandus 5 yaitu 0.4ºC. Dari hasil pengukuran tersebut dapat kita simpulkan bahwa tubuh menyesuaikan dengan keadaan suhu es yang ada di mulut, sehingga suhunya menurun. Disini terjadi pertukaran panas tubuh secara konduksi, yaitu perpindahan panas tubuh dengan benda (dalam hal ini air es) yang berbeda suhunya. Karena terjadi kontak secara langsung. Sewaktu berkumur dengan air es, tubuh kehilangan panasnya karena panas dipindahkan secara langsung ke air es yang suhunya lebih rendah. Kemudian suhu oral, yang lebih rendah, yang diukur merupakan suhu kesetimbangan. Ini artinya apabila suhu lingkungan dingin, maka tubuh akan memproduksi panas yang berasal posterior hipotalamus. Karena dalam percobaan ini kami menggunakan termometer modern maka kami tidak dapat mengukur suhu pada waktu 10 menit sehingga kami tidak dapat membuktikan bahwa setelah 10 menit itu tubuh akan menyesuaikan diri sehingga suhunya akan kembali relatif normal. Bila benda dingin ditempelkan langsung pada kulit, pembuluh darah makin berkontraksi sampai suhu 15oC. Saat titik mencapai derajat konstriksi maksimum pembuluh darah mulai berdilatasi. Dilatisi ini disebabkan oleh efek langsung pendinginan setempat terhadap pembuluh itu sendiri. Mekanisme kontraksi dingin membuat hambatan impuls saraf datang ke pembuluh tersebut pada suhu mendekati suhu 0oC sehingga pembuluh darah mencapai vasodilatasi maksimum.
Berdasarkan semua percobaan dapat disimpulkan bahwa suhu pada masing-masing probandus hanya mengalami sedikit kenaikaan atau penurunan, hal ini sesuai dengan teori bahwa Manusia adalah homoioterm, artinya suhu tubuhnya konstan meskipun suhu lingkungan berfluktuasi jauh di atas atau di bawah suhu tubuhnya (Soewolo dkk, 2005: 286-287). Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat.Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh.Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh.Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point).Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 36°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap. Upaya-upaya yang kita dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri kompres, beri obat penurun panas. Ada beberapa teknik dalam memberikan kompres dalam upaya menurunkan suhu tubuh antara lain kompres hangat basah, kompres hangat kering (buli-buli), kompres dingin basah, kompres dingin kering (kirbat es), bantal dan selimut listrik, lampu penyinaran, busur panas.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa faktor-faktor yaitu faktor volume sel seperti tinggi badan dan tinggi badan, serta faktor usia, dijabarkan sebagai berikut:
 Volume sel dalam tubuh manusia sangat berpengaruh dalam perubahan suhu tubuh karena berpengaruh terhadap metabolisme.Volume sel ini berkenaan dengan tinggi badan dan berat badan. Probandus yang berat dan tinggi, maka akan memiliki cadangan lemak yang lebih banyak dibandingkan dengan probandus yang kurus dan pendek. Sehingga suhu tubuh probandus yang berat dan tinggi lebih hangat dibandingkan yang kurus dan pendek.
Sedangkan probandus yang berjenis kelamin Pria memiliki suhu tubuh yang lebih hangat dibandingkan yang perempuan, karena pengaruh hormone dan aktivitas.Aktivitas seorang laki-laki biasanya lebih padat dibandingkan dengan perempuan. Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3– 0,6°C di atas suhu basal. Jenis kelamin mempengaruhi suhu tubuh. Kenaikan hormon progesterone selama proses ovulasi pada wanita akan meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-0,5 °C. Begitu juga estrogen dan testoteron akan meningkatkan metabolisme. Wanita biasanya lebih mampu mempertahankan suhu tubuh dibanding pria. Namun dalam percobaan ini justru berjenis kelamin pria memiliki suhu yang paling rendah daripada yang lain, hai ini dapat disebabkan adanya pengaruh internal maupun eksternal. Pengaruh internal dapat berupa kondisi fisik probandus yang sedang dalam keadaan tidak baik. Sedangkan faktor luarnya dapat dikarenakan faktor suhu lingukungan dan lain sebagainya.
Probandus yang ada dalam praktikum kali ini berada pada usia remaja, dan suhu tubuhnya cenderung akan lebih normal dibandingkan dengan yang masih kanak-kanak dan juga lansia.
Selain yang didasarkan pada percobaan, ada juga beberapa faktor yang mempengruhi suhu tubuh yaitu sebagai berkut:
1.      Kecepatan metabolisme basal
Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda.Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula.Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.
2.      Rangsangan saraf simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih cepat.Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme.Hampir seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi panas.Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme. Selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine (NE) dan juga merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine (NE) oleh medulla adrenal sehingga meningkatkan metabolisme rate dari sel tubuh.
3.      Hormone pertumbuhan
Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.
4.      Hormone tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.
5.      Demam ( peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.
6.      Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%.Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme.Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
7.      Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.Semakin beratnya aktivitas maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan pada atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.
8.      Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan.Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh.Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
9.      Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia.Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit. Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.


Berikut ini adalah mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat:
1.       Vasodilatasi
Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua area tubuh. Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak.
2.       Berkeringat
Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang melewati batas kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran keringat yang cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan salh satu mekanisme tubuh ketika suhu meningkat melampaui ambang kritis. Pengeluaran keringat dirangsang oleh pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar keringat, yang merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan keringat karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.
3.        Penurunan pembentukan panas
Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan menggigil dihambat dengan kuat.

Sedangkan mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun, yaitu:
1.       Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh
Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus posterior.
2.        Piloereksi
Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada folikel rambut berdiri. Mekanisme ini tidak penting pada manusia, tetapi pada binatang tingkat rendah, berdirinya bulu ini akan berfungsi sebagai isolator panas terhadap lingkungan.
3.        Peningkatan pembentukan panas
Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan sekresi tiroksin.

Pembentukan panas (heat production) dalam tubuh manusia bergantung pada tingkat metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh:
1.       BMR, terutama terkait dengan sekresi hormon tiroid.
2.       Aktivitas otot, terjadi penggunaan energi menjadi kerja dan menghasilkan panas.
3.       Termogenesis menggigil (shivering thermogenesis); aktivitas ototLaju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot
4.       Termogenesis tak-menggigil (non-shivering thermogenesis) Hal ini terjadi pada bayi baru lahir.
5.       Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian kecil hormon lain, misalnya hormon pertumbuhan (growth hormone dan testosteron).
6.       Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan rangsangan simpatis pada sel.
7.       Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel itu sendiri terutama bila temperatur menurun.










VII.          PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan bahwa manusia termasuk dalam makhluk homoiothermal, artinya suhu tubuhnya konstan meskipun suhu lingkungan berfluktuasi jauh di atas atau di bawah suhu tubuhnya. Pengukuran suhu manusia dapat dilakukan di tiga tempat dari yang paling akurat yaitu temperatur rektar (melalui dubur), temperatur aksilar (melalui ketiak) kemudian temperatur oral (melalui mulut), keakuratannya di dasarkan pada banyak sedikitnya pengaruh dari lngkungan.
Faktor-faktor yang mempegaruhi suhu tubuh manusia adalah kecepatan metabolisme basal, rangsangan saraf simpatis, hormon pertumbuhan, hormon tiroid, hormon kelamin, demam, status gizi, aktivitas, gangguan organ, dan lingkungan.

7.2 Saran
Diharapkan agar termometer yang digunakan percobaan lebih memadai, sehingga tidak menggunakan satu termometer dalam dua percobaan, yaitu  pada temperatur aksilar (melalui ketiak) dan temperatur oral (melalui mulut), sehingga hal ini jauh lebih higenis.
















DAFTAR PUSTAKA

Anfis. 2011. Suhu Tubuh. http://anfis-mariaproppy.com/2011/01suhu-tubuh.html (diakses tanggal: 07 November 2015)
Campbell, Neil A. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Fadillah, H. 2009. Keliru, kompres anak demam dengan air es/alkohol. http://203.130.198.30/artikel/1672.shml (diakses tanggal: 07 November 2015)
Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC
Gullon, L.A dan John. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Rahmawati, Zuliana. 2010. 50 Reaksi Biologi. Jakarta: Nectar
Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang
Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Pembina, Tim Dosen. 2015. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: Universitas Jember
Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember: Jember university Press


















LAMPIRAN


                                    


                     


                                       

                              


0 komentar:

Posting Komentar