KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayahNya kepada kita semua, sehingga berkat karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Dampak perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi” tanpa halangan dan selesai tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis sadar, makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis berharap saran dan kritik dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Dan akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan seluruh pembaca pada umumnya.
Jepara,23 Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………...………………....... 1
DAFTAR ISI……………………………………………………...……………….............. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………….………………………………....…......... 3
B. Perumusan Masalah…...…………………………………………….…............. 3
C. Tujuan…………………………………………………….…………………......... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Teknologi Komunikasi dan Informasi........ ................................4
B. Dampak Positif Teknologi Komunikasi dan Informasi...........................4
C. Dampak Negatif Teknologi Komunikasi dan Informasi..........................4
D. Metode Pemecahan Maslah dan Solusi dalam Mengatasi Dampak.......6
Negatif TIK
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………..……………..………………….……............ 7
B. Saran …………………..……………..……………..…………...…………........... 7
DAFTAR PUSTAKA…………………………..…….………...……..………...…............. 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni dan bahkan di dunia pendidikan. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi informasi sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif. Di era globalisasi pendidikan, disadari ataupun tidak, tantangan dunia pendidikan ke depan akan lebih berat maka mau tak mau kita harus mengikuti kemajuan ini tetapi tetap mengambil hal-hal yang bermanfaat saja bagi kita.
B. Rumusan masalah
Dari permasalahan yang penulis angkat, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana definisi teknologi informasi dan komunikasi?
2. Bagaimana dampak positif teknologi informasi dan komunikasi?
3. Bagaimana dampak negatif teknologi informasi dan komunikasi?
4. Bagaimana metoda pemecahan masalah dan solusi dalam mengatasi dampak negatif TIK?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi teknologi informasi dan komunikasi
2. Mengetahui dampak positif teknologi informasi dan komunikasi
3. Mengetahui dampak negatif teknologi informasi dan komunikasi
4. Mengetahui metoda pemecahan masalah dan solusi dalam mengatasi dampak negatif TIK
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah berbagai aspek yang melibatkan teknologi, rekayasa dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian dan pemrosesan informasi serta penggunaannya komputer dan hubungan mesin (komputer) dan manusia dan hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi dan kebudayaan [British Advisory Council for applied Research and Development: Report on Information Technology; H.M. Stationery Office, 1980). Definisi lain tentang TIK yaitu semua bentuk teknologi yang terlibat dalam pengumpulan, memanipulasi, komunikasi, presentasi dan menggunakan data (data yang ditransformasi menjadi informasi) [E.W. Martin et al. 1994. Managing Information Technology: What Managers Need to Know. New York rentice Hall].
Dalam dunia pendidikan, keberadaan sistem informasi dan komunikasi merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan. Dalam sebuah lembaga pendidikan harus memiliki komponen – komponen yang diperlukan untuk menjalankan operasional pendidikan, seperti siswa, sarana dan prasarana, struktur organisasi, proses, sumber daya manusia (tenaga pendidik), dan biaya operasi. Sedangkan sistem komunikasi dan informasi terdiri dari komponen – komponen pendukung lembaga pendidikan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan pihak pengambil keputusan saat melakukan aktivitas pendidikan (PUSTEKKOM,2006).
B. Dampak Positif Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pemanfaatan TIK dalam pendidikan, akan mengatasi masalah sebagai berikut:
a. Masalah geografis, waktu dan sosial ekonomis Indonesia
b. Negara Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan, daerah tropis dan pegunungan hal ini akan mempengaruhi terhadap pengembangan infrastruktur pendidikan sehingga dapat menyebabkan distribusi informasi yang tidak merata.
c. Mengurangi ketertinggalan dalam pemanfaatan TIK dalam pendidikan dibandingkan dengan negara berkembang dan negara maju lainnya.
d. Akselerasi pemerataan kesempatan belajar dan peningkatan mutu pendidikan yang sulit diatasi dengan cara-cara konvensional
e. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi.
f. TIK akan membantu kinerja pendidikan secara terpadu sehingga akan terwujud manajemen yang efektif dan efisien, transparan dan akuntabel.
C. Dampak Negatif Teknologi Informasi dan Komunikasi
Selain membawa manfaat yang besar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga mempunyai pengaruh buruk yang besar pula pada perkembangan generasi anak bangsa. Dampak Negatif Teknologi Informasi dan komunikasi di Berbagai Bidang sebagai berikut:
1. Bidang Politik
a. Penggunaan persenjataan canggih untuk menyerang pihak lain demi kekuasaan dan kekayaan.
b. Terorisme yang semakin merajalela.
c. Kurangnya privasi suatu negara akibat kerahasiaan yang tidak terjamin dengan semakin canggihnya alat –alat pendeteksi.
2. Bidang Pendidikan
Kerahasiaan alat tes semakin terancam, Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet.
Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di bidang pendidikan juga mencetak generasi yang berpengetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tinggi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbankan dan lain-lain.
3. Bidang Teknologi dan Informasi
a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris.
b. Mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) karena semakin mudahnya mengakses data menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan.
c. Salah satu dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short span of attention).
d. Kecemasan teknologi. Ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.
4. Bidang Sosial Budaya
Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat, semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibatnya bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
Pola interaksi antar manusia yang berubah dengan kehadiran komputer. Pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telepon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC) , internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (WARNET) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.
Carding, Karenasifatnya yang ‘real time’ (langsung),cara belanja dengan menggunakan kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyakmelakukankejahatandalambidangini. Dengansifat yang terbuka, parapenjahatmampumendeteksiadanyatransaksi (yang menggunakanKartuKredit) on-line danmencatatkodekartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.
Perjudian dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ketempat khusus untuk memenuhi keinginannya.
Impact on Globalization on Culture, makin menipisnya nilai - nilai budaya lokal akibat pengaruh globalisasi. Salah satu contoh sederhananya yaitu seberapa baikkah kemampuan bahasa daerah kita dibandingkan dengan bahasa asing.
D. Metoda Pemecahan Masalah dan Solusi dalam Mengatasi Dampak Negatif TIK
Agar penggunaan TIK dalam pendidikan lebih optimal dan di jalankan dengan baik dan benar, berikut ada beberapa metode pemecahan masalah agar dampak negatif dari TIK dapat tertanggulangi.
1. Mempertimbangkan pemakaian TIK dalam pendidikan, khususnya untuk anak di bawah umur yang masih harus dalam pengawasan ketika sedang melakukan pembelajaran dengan TIK. Analisis untung ruginya pemakaian.
2. Tidak menjadikan TIK sebagai media atau sarana satu-satunya dalam pembelajaran, misalnya kita tidak hanya mendownload e-book, tetapi masih tetap membeli buku-buku cetak, tidak hanya berkunjung ke digital library, namun juga masih berkunjung ke perpustakaan.
3. Pihak-pihak pengajar baik orang tua maupun guru, memberikan pengajaran-pengajaran etika dalam ber-TIK agar TIK dapat dipergunakan secara optimal tanpa menghilangkan etika.
4. Pemerintah sebagai pengendali sistem-sistem informasi seharusnya lebih peka dan menyaring apa-apa saja yang dapat di akses oleh para pelajar dan seluruh rakyat Indonesia di dunia maya.
Jadi, solusinya adalah kita jangan sampai mengatakan tidak pada teknologi (say no to technology) karena jika kita berbuat demikian, maka kita akan ketinggalan banyak informasi yang sekarang ini informasi-informasi tersebut paling banyak ada di internet. Kita harus mempertimbangkan kebutuhan kita terhadap teknologi, mempertimbangkan baik-buruknya teknologi tersebut dan tetap menggunakan etika, juga tidak lupa jangan terlalu berlebihan agar kita tidak kecanduan denagn teknologi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah berbagai aspek yang melibatkan teknologi, rekayasa dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian dan pemrosesan informasi serta penggunaannya komputer dan hubungan mesin (komputer) dan manusia dan hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi dan kebudayaan. Pemanfaatan TIK dalam pendidikan, akan mengatasi masalah sebagai berikut:Masalah geografis, waktu dan sosial ekonomis Indonesia. Negara Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan, daerah tropis dan pegunungan hal ini akan mempengaruhi terhadap pengembangan infrastruktur pendidikan sehingga dapat menyebabkan distribusi informasi yang tidak merata. Mengurangi ketertinggalan dalam pemanfaatan TIK dalam pendidikan dibandingkan dengan negara berkembang dan negara maju lainnya.
Dampak Negatif Teknologi Informasi dan komunikasi di Berbagai Bidang sebagai berikut: Bidang Politik, Bidang Teknologi dan Informasi dan Bidang Sosial Budaya
Beberapa metode pemecahan masalah agar dampak negatif dari TIK dapat tertanggulangi. Mempertimbangkan pemakaian TIK dalam pendidikan, Tidak menjadikan TIK sebagai media atau sarana satu-satunya dalam pembelajaran, Pihak-pihak pengajar baik orang tua maupun guru, memberikan pengajaran-pengajaran etika dalam ber-TIK dan Pemerintah sebagai pengendali sistem-sistem informasi seharusnya lebih peka dan menyaring apa-apa saja yang dapat di akses oleh para pelajar dan seluruh rakyat Indonesia di dunia maya.
B. SARAN.
Berdasarkan penjelasan diatas seharusnya kita sekarang kita jangan sampai mengatakan tidak pada teknologi (say no to technology) karena jika kita berbuat demikian, maka kita akan ketinggalan banyak informasi yang sekarang ini informasi-informasi tersebut paling banyak ada di internet. Kita harus mempertimbangkan kebutuhan kita terhadap teknologi, mempertimbangkan baik-buruknya teknologi tersebut dan tetap menggunakan etika, juga tidak lupa jangan terlalu berlebihan agar kita tidak kecanduan dengan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
British Advisory Council for applied Research and Development: Report on Information Technology; H.M. Stationery Office, 1980
E.W. Martin et al. 1994. Managing Information Technology: What Managers Need to Know. New York rentice Hall
http://www.lib.itb.ac.id/: http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/e-list/Indonesia-ICT-paper.pdf
http://www.wikipedia.org
http://www.google.co.id
Selasa, 07 Juni 2016
Sejarah dan perkembangan Islam di Azerbaijan
Islam tiba di Azerbaijan seiring dengan kedatangan bangsa Arab pada abad ketujuh, secara bertahap menggantikan Kristen dan sekte kafir Azerbaijan. Karena pengaruh dari Iran, banyak orang Azerbaijan yang sebenarnya penganut Syiah. Penegakan Syiah sebagai agama negara membawa pertarungan dengan kaum Sunni yang berkuasa. Pada abad ke-7 dan abad ke-8, kebanyakan pengikut Zoroastrians pindah ke India, di mana mereka disebut Persia. Sehingga Bolshevik Soviet menghentikan praktik ini, pengunjung Zoroastrian dari India dan Iran mengembara ke Azerbaijan untuk menyembah tapak suci, termasuk Kuil Ateshgah Temple diSurakhany di Semenanjung Apsheron.
Pada abad ke-16, shah pertama bagi Dinasti Safavid, Ismail I (r. 1486-1524), mendirikan IslamSyi'ah sebagai agama resmi, meskipun sebagian besar penduduk Azerbaijanis kekal sebagaiSunni. Istana Safavid dipengaruhi oleh kedua pengaruh Turki (Sunni) dan Iran (Syi'ah), bagaimanapun, yang memperkuat dasar dua agama dan kebudayaan Azerbaijani pada periode tersebut. Sebagaimana lain-lain tempat dalam dunia Muslim, kedua cabang Islam bertikai di Azerbaijan. Penegakan Islam Syi'ah sebagai agama resmi menimbulkan pergeseran antara pemerintah Safavid di Azerbaijan dan pemerintahan Sunnis di Kesultanan Utsmaniyah samping.
Pada abad kesembilan belas, banyak Sunni Muslim beremigrasi dari Azerbaijan yang dikontrol Rusia. Dengan demikian, pada akhir abad kesembilan belas, penduduk Syiah menjadi mayoritas di Azerbaijan. Antagonisme antara Sunni dan Syiah berkurang pada akhir abad kesembilan belas.
Ada pula komunitas Yahudi kecil di Azerbaijan. Ada tiga sinagog di Baku dan beberapa di propinsi lainnya.
Walaupun mayoritas Islam, namun seperti negara berpenduduk Muslim lainnya, Azerbaijan adalah negara sekuler. Sebuah survey memperkirakan bahwa yang ateis di negara ini mendekati 7 persen.
Sebelum Soviet berkuasa, sekitar 2000 masjid aktif di Azerbaijan. Kebanyakan masjid ditutup pada 1930-an, dan beberapa diizinkan untuk tetap buka selama Perang Dunia II.
Pada tahun 1980 hanya dua masjid besar dan lima lebih kecil di Baku. Menurut sumber Soviet, selama tahun 1970-an, sekitar 1.000 rumah akhrinya digunakan sebagai tempat salat secara sembunyi-sembunyi. Selama Perang Dunia II, pemerintah Soviet mendirikan Dewan Muslim Spiritual Transkaukasia di Baku sebagai badan Islam di Kaukasus, namun pada dasarnya menghidupkan kembali tsaris Dewan Muslim Gerejawi abad kesembilan belas.
Dimulai pada periode akhir Gorbachev, dan terutama setelah kemerdekaan, jumlah masjid meningkat secara dramatis. Politisi sekuler di Azerbaijan telah menyuarakan keprihatinan mengenai kebangkitan Islam politik, tetapi yang lain berpendapat bahwa Islam di Azerbaijan adalah fenomena multifaset; Islam hanya memainkan peran yang sangat terbatas dalam bidang politik dan hanya sebagian kecil dari penduduk mendukung gagasan untuk mendirikan pemerintah Islam. Hal ini disebabkan tradisi panjang sekularisme di Azerbaijan.
Namun, menurut beberapa analis, pada jangka panjang, jika politisi tidak mampu meningkatkan kondisi kehidupan sebagian besar rakyat, rakyat Azerbaijan akan memilih Islam sebagai jalan pemerintahannya.
Dua tahun belakangan ini pemerintah Azerbaijan menutup semua masjid Sunni di negara itu. Misalnya saja pemerintah menutup Masjid Turki yang ada di ibukota. Mereka juga menutup masjid-masjid lainnya di pinggiran kota. Di sekolah, jilbab juga dilarang. Ratusan orang Muslim dipenjarakan dan disiksa.
Bagaimana sebenarnya Islam di Azerbaijan? Menurut Pew pada tahun 2009, sekitar 99,2 persen penduduk Azerbaijan adalah Muslim. Ketaatan agama di antara pemeluknya memang bervariasi dan identitas Muslim cenderung lebih didasarkan pada budaya dan etnis bukan agama, namun sejak tahun 2003, dilaporkan banyaknya imam di masjid-masjid
MAKALAH BAHASA ARAB Mengenal Lebih Dalam Mengenai Fi’il Madhi, Fi’il Mhudori’ dan Fi’il Amar
MAKALAH BAHASA ARAB
Mengenal Lebih Dalam Mengenai Fi’il Madhi, Fi’il Mhudori’ dan Fi’il Amar
Disusun guna memenuhi tugas bahasa arab
yang diampu oleh: Zaenal Arif, S.Ag.
Nama penyusun : Diyah Ayuk Wulandari
Kelas :XII Ipa 1
No. Absen : 02
Madrasah Aliyah Negeri Bawu Jepara
Tp. 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayahNya kepada kita semua, sehingga berkat karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Pembahasan Tentang Fi’il Madhi, Fi’il Mhudari’ dan Fi’il Amar ” tanpa halangan dan selesai tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis sadar, makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis berharap saran dan kritik dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Dan akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan seluruh pembaca pada umumnya.
Jepara,17 Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………...………………....... 1
DAFTAR ISI……………………………………………………...……………….............. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………….………………………………....…............. 3
B. Perumusan Masalah…...…………………………………………….…................... 3
C. Tujuan…………………………………………………….…………………........... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Fi’il Madhi................................................................................................................ 4
B. Fi’il Mudhari’............................................................................................................ 5
C. Fi’il Amar....................................................................................................... .......... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………..……………..………………….…….............. 9
B. Saran …………………..……………..……………..…………...…………........... 9
C. Kata Penutup............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………..…….………...……..………...…............. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita kaum muslim memaklumi, bahwa bahasa arab adalah bahasa Al-qur’an. Setiap orang muslim yang bermaksud menyelami ajaran Islam yang sebenarnya dan lebih mendalam, tiada jalan lain kecuali harus mampu menggali dari sumber asalnya, yaitu Qur’an dan Hadist.
Namun, didalam realita kehidupan dikalangan pelajar masih ada yang belum mengerti apa itu Fi’il Madhi, Fi’il Mhudori’, dan Fi’il Amar. Ironisnya lagi bagi pelajar di kalangan madrasah yang seharusnya lebih mengetahui lebih mendalam tentang Fi’il Madhi, Fi’il Mhudori’, dan Fi’il Amar karena ada pembelajarannya juga tak jauh berbeda dengan pelajar di sekolah umum. Oleh karena itu, saya sebagai penyusun tertarik untuk membahas Fi’il Madhi, Fi’il Mhudori’, dan Fi’il Amar di makalah ini.
B. Perumusan masalah
1. Apa pengertian dari Fi’il Madhi, Fi’il Mhudori’, dan Fi’il Amar?
2. Bagaimana ciri-ciri dari Fi’il Madhi, Fi’il Mhudori’, dan Fi’il Amar?
3. Bagaimana contoh-contoh dari Fi’il Madhi, Fi’il Mhudori’, dan Fi’il Amar?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari Fi’il Madhi, Fi’il Mhudori’, dan Fi’il Amar.
2. Menjelaskan ciri-ciri dari Fi’il Madhi, Fi’il Mhudori’, dan Fi’il Amar.
3. Mengetahui contoh-contoh dari Fi’il Madhi, Fi’il Mhudori’, dan Fi’il Amar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fi’il Madhi
1. Pengertian
Fi’il Madhi adalah kata kerja (fi'il) yang menunjukkan terhadap suatu kejadian atau peristiwa sebelum masa pembicaraan (lampau, telah berlalu).
2. Ciri-ciri Fi’il Madhi
a) Wujudnya تاء التاءنيث الساكىينة ( Ta’sukun yang menunjukkan kemuannatasannya fa’il).
Contoh : قامت هند
b) Wujudnya huruf قد
قد yang masuk pada fi’il madhi memiliki tiga makna:
1) توقع (mengharap-harap terjadinya pekerjaan fa’il)
Contoh : قد قدم السافر اليوم (mudmudahan atau semoga musafir datang hari ini)
2) تحقىق (memperjelas atau menguatkan makna fa’il)
Contoh : قد افللح المؤمنون(sungguh beruntung orang-orang yang beriman)
3) تقريبه من الحال (mendektkan zaman madhi pada zaman hal)
Contoh : قد و صل زيد (Zaid hampir sampai)
Faidah:
Fa’il madhi sebelum di masuki huruf قد mungkin menunjukan zaman yang (telah) dari zaman hal, atau menunjukan zaman yang dekat (hampir) dengan zaman hal. Tetapi setelah dimasuki قد, maka zamannya tertentu menunjukan zaman madhi yang dekat dengan zaman hal (hampir).
3. Contoh Fi’il Madhi
سَمِعَ
[Sami'a] artinya: “Telah mendengar]
كَتَبَ
[Kataba] artinya: “Telah menulis”
فَهِمَ
[Fahima] artinya: “Telah memahami”
خَرَجَ
[Khoroja] artinya: “Telah keluar”
تَكَلَّم
[Takallama] artinya: “Telah berbicara”
أَبْصَرَ
[Abshoro] artinya: “Telah melihat”
B. Fi’il Mudhori’
1. Pengertian
Fi’il Mudhori’ adalah kata kerja (fi'il) yang menunjukkan terhadap suatu peristiwa atau kejadian yang berlangsung pada saat masa pembicaraan (sekarang) atau sesudahnya (akan datang).
2. Ciri-ciri Fi’il Mudhori’
Ciri-ciri Kalimah Fi’il Mudhari’ adalah dimulai dengan huruf Mudhoro’ah yang empat yaitu أ – ن – ي – ت disingkat menjadi أنيت. Huruf Mudhara’ah Hamzah dipakai untuk Mutakallim atau pembicara atau orang pertama tunggal atau Aku. Contoh:
أضرب
ADHRIBU = aku akan memukul
Huruf Mudhara’ah Nun dipakai untuk Mutakallim Ma’al Ghair atau pembicaraatau orang pertama jamak atau Kami. Contoh:
نــضرب
NADHRIBU = kami akan memukul
Huruf Mudhara’ah Ya’ dipakai untuk Ghaib Mudzakkar/orang ketiga male, tunggal, dual atau jamak/dia atau mereka. contoh
يــضرب
YADHRIBU = dia (pr) akan memukul
يــضربان
YADHRIBAANI = dia berdua (lk-pr) akan memukul
يــضربون
YADHRIBUUNA = mereka (lk) akan memukul
يــضربن
YADHRIBNA = mereka (pr) akan memukul
Huruf Mudhara’ah Ta’ dipakai untuk Mukhatab secara Mutlaq/orang kedua laki-laki atau perempuan, juga dipakai untuk orang ketiga perempuan tunggal dan dua. contoh
تــضرب
TADHRIBU = kamu (lk)/dia (pr) akan memukul
تــضربا
TADHRIBAA = kamu berdua (lk-pr)/dia berdua (pr) akan memukul
تــضربون
TADHRIBUUNA = kamu sekalian (lk) akan memukul
تــضربين
TADHRIBIINA = kamu (pr) akan memukul
تــضربن
TADHRIBNA = kamu sekalian (pr) akan memukul
Adapun cir-ciri fi’il mudhori’ yang lain adalah:
a) سىن تنفىس (yaitu sin yang khusus masuk pada fi’il mudhori’, guna menjadikan fi’il mudhori’ tertentu menunjukkan zaman istiqbal)
Contoh : سىر جع زىد (Zaid akan datang)
“Lafazh ىرجع sebelum memasukkan sin artinya mungkin sedang pulang atau akan pulang, setelah dimasuki sin artinya tertentu akan pulang.”
b) سوف تسوىف (yaitu saufa yang khusus masuk pada fi’il mudhori’, guna menjadian fi’il mudhori’ tertentu menunjukkan zaman istqbal).
Contoh : سوف يقدم زىد (Zaid akan datang)
“Lafazh يقدم sebelum memasukkan saufa artinya mungkin sedang datang atau akan datang, setelah dimasuki sin artinya tertentu akan datang.”
Fa’idah:
Sin dan saufa, sama-sama menjadi alamat atau tanda fi’il mudhori’, dan guna mengkhususkan makna fi’il mudhori’ pada zaman istiqbal (waktu akan datang), namun perbedaannya kalau sin menunjukkan zaman istiqbal dekat, sedangkan saufa menunjukkan zaman istiqbal jauh. Jadi ketika anda mengingatkan zaman fi’il mudhori’ menunjukkan zaman istiqbal dekat, maka tambahkan sin pada awalnya. Dan ketika menginginkan fi’il mudhori’ zaman istiqbal yang jauh, maka tambahkan saufa.
c) Masuknya لم (amil yang menjazemkan fi’il mudhori’, dan berfungsi mengganti zaman fi’il mudhori’ (hal atau istiqbal) menjadi fungsi madli.
Contoh : لم ىضرب زىد (Zaid sudah tidak memukul)
“sudah tidak memukul, berarti menghilangan arti sedang memukul atau akan memukul.”
d) Masuknya قد
قد yang masuk pada fi’il mudhori’ memiliki empat makna:
1) لتحقىق (memperkuat makna fi’il mudhori’)
Contoh :قد يعلم الله (sungguh Allah mengetahui)
2) لتكثىر (memperbanyak maknanya fi’il mudhori’)
Contoh : قد ىتصدق (orang dermawan bamyak atau sering sedekah)
3) لتقلىل (mempersedikit terjadinya fi’il mudhari’)
Contoh : الكدون قديصدق (pembohong terkadang benar atau jujur)
4) توقع (mengharap-harap terjadinya pekerjaan fa’il)
Contoh : قد ىقدم السافر اليوم (mudah-mudahan atau semoga musafir datang hari ini)
3. Contoh Fi’il Mudhori’
يَخْلُقُ (yakhluqu) : sedang/akan menciptakan
يَخْرُجُ (yakhruju) :sedang/akan mengeluarkan
يَأْمُر (ya’muru) :sedang/akan memerintahkan
يَأْكُلُ (ya’kulu) : sedang/akan memakan
Sumber: Tuhfatus Saniyah Syarh al-Muqaddimah al-Ajurrumiyah oleh Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid
C. FI’IL AMAR
1. Pengertian
Fi’il amar adalah kata kerja yang mengandung perintah dengan tuntutan untuk mendapatkan sesuatu hasil setelah kalimat perintah ungkapan atau fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yangperintahkan.
Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari: أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتِ – أَنْتَ ( kamu berdua laki-laki atau perempuan, kamu sekalian laki-laki, kamu sekalian perempuan, kamu laki-laki, kamu perempuan) satu.
2. Ciri-ciri Fi’il Amar:
a) Menunjukkan arti perintah dan bisa menerima ياء مؤنثة مخاطبة
Contoh : اضرب pukulah ! (laki-laki)
اضربى pukulah !(perempuan)
“jika ada lafazh menunjukkan arti perintah tetapi tidak bisa dimasuki ياء مؤنثة مخاطبة, maka bukan dinamakan fi’il amar akan tetapi isim, seperti isim fi’il amar.”
Contoh : صدdiam !
3. Contoh Fi’il Amar
لاخرتك اعمل = bekerjalah untuk akhiratmu (lk)
لاخرتك اعملى =bekerjalah untuk akhiratmu (pr)
لاخرتكما اعملا =bekerjalah untuk akhiratmu berdua
لاخرتكم اعملوا =bekerjalah untuk akhirat kalian (lk)
لاخرتكن اعملن =bekerjalah untuk akhirat kalian (pr)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Fi’il Madhi adalah kata kerja (fi'il) yang menunjukkan terhadap suatu kejadian atau peristiwa sebelum masa pembicaraan (lampau, telah berlalu). Ciri-ciri Fi’il Madhi: Wujudnya تاء التاءنيث الساكىينة ( Ta’sukun yang menunjukkan kemuannatasannya fa’il), Wujudnya huruf قد.
Fi’il Mudhori’ adalah kata kerja (fi'il) yang menunjukkan terhadap suatu peristiwa atau kejadian yang berlangsung pada saat masa pembicaraan (sekarang) atau sesudahnya (akan datang). Ciri-ciri Kalimah Fi’il Mudhari’ adalah dimulai dengan huruf Mudhoro’ah yang empat yaitu أ – ن – ي – ت disingkat menjadi أنيت. Huruf Mudhara’ah Hamzah dipakai untuk Mutakallim atau pembicara atau orang pertama tunggal atau Aku.
Fi’il amar adalah kata kerja yang mengandung perintah dengan tuntutan untuk mendapatkan sesuatu hasil setelah kalimat perintah ungkapan atau fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang perintahkan. Ciri-ciri Fi’il Amar: Menunjukkan arti perintah dan bisa menerima ياء مؤنثة .مخاطبة
B. SARAN
Berdasarkan penjelasan diatas seharusnya kita sekarang dapat menerapkan ilmu nahwu tersebut menjadi suatu hal yang patut direnungkan yang kita dapat mengambil suatu hal yang baik dari penjelasan tersebut. Untuk para pelajar dapat mendalami lebih dari ini dengan membaca buku tentang nahwu seperti Sang Pangeran Nahwu. Untuk guru pengampu dapat member bimbingan kepada pelajar melalui contoh-contoh yang sederhana dan menjelaskan dengan artinya agar pelajar lebih mudah memahaminya.
Semoga kita sebagai seorang muslim dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-sehari.
C. KATA PENUTUP
Alhamdulillah pembuatan makalah ini dapat terselesaikan walau memang makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharap kritik dan saran dari para pembaca. Saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyak kepada seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
An’im Abu, 2009, Sang Pangeran Nahwu kediri:Mu’jizat Group
Tuhfatus Saniyah Syarh al-Muqaddimah al-Ajurrumiyah oleh Muhammad Muhyiddin Abdul
Hamid
http://id.wikipedia.org
http://www.freewebs.com/arabindo/w13.htm
PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Kelompok 6
Diyak Ayuk Wulandari 150210103008
Meiliana Dwi Cahya 150210103025
Lutfiah Hasanah 150210103029
Anisatus Sholihah 150210103043
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
Pendahuluan
Pendidikan karakter bagi anak usia dini merupakan hal yang sangat penting. Karakter tersebut pada dasarnya akan mempengaruhi kehidupannya di masa mendatang. Pendidikan karakter pada anak usia dini ditanamkan sejak kecil, sehingga ketika besar karakter-karakter yang diperolehnya tersebut akan menjadi kebiasaan bagi dirinya. Karakter yang dibentuk sejak dini menjadikan karakter tersebut kuat. Pedidikan karakter bagi anak usia dini diperlukan karena pada usia tersebut otaknya berkembang sangat cepat sehingga lebih cepat menyerap informasi dari lingkungan di sekitarnya.
Perkembangan anak di masa depan sangat ditentukan oleh peran orang tua. Orang tua merupakan tempat pertama dalam pendidikan karakter anak. Mereka berperan aktif dalam membentuk karakter anak sejak dini. karakter tersebut dapat dibentuk melalui tugas orang tua dalammendidik anak. Mendidik tidak selalu dengan memberikan pengetahuan, melainkan juga mengarahkannya agar terbentuk karakter baik dalam diri seorang anak.Keberhasilan orang tua dalam mendidik anak akan membentuk karakter yang baik, begitu pun sebaliknya.Oleh karena itu, karakter anak bergantung pada peran orang tua dalam mendidiknya.
Pembentukan karakter pada anak tidak hanya dipengaruhi oleh peran orang tua. Masyarakat dan lingkungan sekitar juga berpengaruh dalam hal tersebut. Masyarakat dan lingkungan sekitar dapat mempengaruhi karakter anak menjadi baik atau buruk. Karakter baik pada anak dapat terbentuk jika masyarakat dan lingkungan sekitar memberikan pengaruh yang baik. Begitu pula, pengaruh buruk masyarakat dapat membentuk karakter anak menjadi buruk. Banyaknya pengaruh dari luar yang dapat mempengaruhi karakter anak mengharuskan orang tua untuk lebih mengawasi tingkah dan perilaku anak setiap harinya.
Pendidikan karakter merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sekarang ini. Banyaknya pengaruh globalisasi dari luar mempengaruhi karakter masyarakat khususnya anak bangsa. Moral dan karakter sudah mengalami penurunan yang drastis. Contoh nyata pada negeri ini adalah pegawai negara yang korupsi, mereka semua orang-orang dengan kemampuan kognitif tinggi tetapi karakter pada dirinya tidak baik sehingga pendidikan karakter sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan.
Pembahasan
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan pendidikan berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, ayat (1) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan pengertian di atas disimpulkan bahwa pendidikan adalah segala upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.
Karakter adalah moralitas, kebenaran, kebaikan, kekuatan, dan sikap seseorang yang ditunjukkan kepada orang lain melalui tindakan. Sulit dipungkiri bahwa karakter seseorang terpisah dari moralitasnya, baik atau buruknya karakter tergambar dalam moralitas yang dimiliki. Begitu pula dengan kebenaran yang merupakan perwujudan dari kebenaran yan merupakan perwujudan dari karakter (Yaumi, 2014: 8). Karakter berarti sifat atau watak seseorang yang melekat dalam dirinya. Karakter terbentuk karena dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Selain itu karakter ini juga terbentuk dari suatu proses panjang sejak seseorang masih kecil. Karakter harus dibentuk dan dikembangkan melalui suatu proses dan membutuhkan waktu yang lama. Karakter juga dapat diubah karena pengaruh suatu hal dan karakter bukan suatu bawaan dari lahir.
Pendidikan karakter adalah usaha untuk mendidik anak agar mereka dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan konstribusi yang positif kepada lingkungannya (Wiyani, 2013: 16). Pendidikan karakter adalah segala upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi individu maupun kelompok dalam membentuk suatu sikap atau perilaku yang baik dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan di sekitarnya. Pendidikan karakter pertama kali didapatkan dari lingkungan terdekat yaitu keluarga, kemudian lingkungan di sekolah, dan jika seseorang telah dewasa ia dapat membentuk karakternya tersebut secara individu, tetapi karakter tersebut tetap dipengaruhi oleh lingkungan.
2. Tujuan dan manfaat pendidikan karakter
Pendidikan karakter pada anak usia dini bertujuan untuk mempersiapkan anak supaya mempunyai karakter yang baik sehingga ketika anak dewasa sudah menjadi kebiasaan dalam kesehariannya. Selain itu, penanaman pendidikan karakter sejak dini akan menjadikan anak lebih tangguh, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab, serta memiliki kepribadian maupun akhlak yang baik. Oleh karena itu pendidikan karakter hendaknya diperkenalkan sejak dini karena pada masa itu anak dapat belajar dengan optimal (Fadlillah dan Lilif, 2013: 26). Adanya pendidikan karakter bertujuan untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa yang berkarakter kuat. Selain itu adanya pendidikan karakter ini diharapkan penurunan moral yang dialami bangsa dapat berkurang mengingat moral terus menerus mengalami penurunan karena pengaruh globalisasi.
Manfaat pendidikan karakter adalah terbentuknya masyarakat yang berkarakter sehingga bangsa ini akan menjadi lebih baik. Generasi-generasi yang berkarakter inilah yang akan membawa kemajuan suatu bangsa. Pendidikan karakter dapat membentuk karakter seseorang dan mengenali karakter yang ada dalam dirinya.
3. Model pembentukan karakter
Model pembentukan karakter merupakan suatu cara yang digunakan dalam membentuk karakter. Terdapat bermacam-macam model penmbentukan karakter yang dapat diterapkan pada anak. Menurut Tridhonanto (2012: 48-51), model pembentukan karakter terdiri atas mengenali karakter anak, mengembangkan karakter anak, mengamati perilaku anak, membiasakan dalam kehidupan, menguatkan karakter anak, dan mencatat aktivitas anak sehari-hari.
Mengenali karakter anak, orang tua perlu memahami karakter anak terutama mengenai sikap dan perilakunya. Sebelum mengenali karakter anak, orang tua perlu mengetahui dan memahami sikap atau perilaku yang baik berdasarkan nilai dan norma. Pemahaman ini berfungsi untuk mempermudah orang tua dalam mengenali karakter anak.
Mengembangkan karakter anak, karakter anak dikembangkan sesuai keinginan orang tuanya. Karakter tersebut terbentuk tergantung pada siapa yang membentuk. Jika orang tua adalah orang yang berkarakter maka anak-anaknya akan menjadi anak yang berkarakter pula. Oleh karena itu, orang tua harus mengembangkan karakter anak dengan sebaik mungkin seperti mengajarkan kesopanan, kejujuran, dan lain sebagainya.
Mengamati perilaku anak, salah satu cara yang digunakan untuk membentuk karakter anak adalah dengan mengamati perilaku anak. Orang tua bertugas untuk memantau perilaku anak. Jika perilaku anak tidak sesuai dengan nilai norma maka orang tua perlu mengarahkannya dengan menasihati, menunjukkan hal yang benar dan salah maupun dengan cara yang lain. Jika perilaku anak telah sesuai dengan nilai dan norma maka orang tua dapat memberikan pujian kepada anak. Selain itu, dengan mengamati perilaku anak, orang tua dapat mengetahui perkembangan anak.
Membiasakan dalam kehidupan, orang tua harus memberikan teladan yang baik kepada anak. Perilaku yang dibentuk oleh orang tua kepada anak tidak hanya dilakukan sekali, tetapi harus harus berulang hingga perilaku yang baik tersebut menjadi karakter yang melekat dalam diri anak. Perilaku baik yang ditanamkan secara berulang akan menjadi suatu kebiasaan bagi anak.
Menguatkan karaker anak, ketika karakter anak sudah terbentuk, orang tua perlu menguatkan karakternya tersebut. Misalnya dengan memberikan pujian pada anak yang sudah berperilaku baik. Selain itu, orang tua terus berupaya untuk membimbing anak hingga terbentuk perilaku-perilaku baik lain dalam diri anak. Menguatkan karakter anak ini bertujuan agar sikap dan perilaku anak tetap konsisten dalam tindakannya sehari-hari.
Mencatat aktivitas anak-anak sehari-hari, catatan ini bermanfaat untuk menilai dan mengevaluasi karakter anak. Karakter mana yang sudah terbentuk dan belum terbentuk atau yang perlu mendapat penguatan lebih lanjut. Catatan tersebut diperoleh dengan cara memperhatikan dan mengamati perilaku anak. Jika perilaku anak menyimpang dari norma atau teladan yang diajarkan oleh orang tua, maka orang tua mengarahkannya atau memberikan teguran. Jika anak sudah berperilaku baik, maka orang tua dapat memujinya atau memberikan hadiah.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan orang tua
Menurut Tridhonanto (2012: 54-57), bahwa banyak hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam mendidik anak. Hal-hal tersebut yaitu meletakkan tugas dan kewajiban orang tua sebagai prioritas utama, mengevaluasi waktu yang digunakan dalam setiap minggunya, menjadi teladan bagi anak-anaknya, menjadi telinga dan mata terhadap sesuatu yang anak serap, menggunakan bahasa karakter, memberikan hukuman dengan kasih sayang, belajar untuk mendengarkan anak, terlibat dalam kehidupan sekolahnya, selalu mengadakan makan bersama, dan tidak mendidik karakter hanya dengan kata-kata saja.
Meletakkan tugas dan kewajiban orang tua sebagai prioritas utama, zaman modern ini banyak orang tua yang sibuk bekerja, baik ayah ataupun ibu berusaha mencari nafkah menghidupi keluarga. Akhirnya mereka menjadi lupa pada tugas dan kewajibannya sebagai orang tua. Setelah menyadari akan kewajiban tersebut hendaknya orang tua mampu merencanakan dan memberikan waktu yang cukup untuk tugas tersebut. Pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya sangat menentukan keberhasilan pendidikan karakter anak. Kesalahan dalam pengasuhan anak akan berakibat pada kegagalan dalam pembentukan karakter yang baik. Apabila orang tua gagal melakukan pendidikan karakter pada anak-anaknya, maka akan sulit bagi orang-orang di luar keluarga termasuk sekolah untuk memperbaikinya. Oleh karena itu, setiap orang tua harus memiliki kesadaran bahwa karakter anak sangat tergantung pada pendidikan karakter anak di rumah.
Mengevaluasi waktu yang digunakan dalam setiap minggunya, orang tua sebaiknya mengatur jadwal kerja dengan jadwal bersama anak-anak. Misalnya dengan melibatkan anak dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang tua dan begitu juga sebaliknya, orang tua terlibat dalam kehidupan anak. Orang tua hendaknya menjadi sahabat terdekat bagi anak dan menjadi tempat bercerita dan bertanya bagi anak. Anak mendapatkan pengetahuan dan informasi yang mereka butuhkan dari orang tua, terutama dari ibu yang secara sosial berperan sebagai orang tua yang membesarkan anak.
Menjadi teladan bagi anak-anaknya, orang tua perlu mengetahui bahwa seorang anak dalam proses belajar akan meniru tingkah laku atau perbuatan orang yang paling sering ada di sekitar mereka, yaitu orang tua. Seorang anak belajar melalui contoh yang ada di sekitar mereka. Contoh yang baik adalah pekerjaan yang terpenting yang harus orang tua lakukan. Mulai dari hal kecil hingga hal besar akan dicontoh oleh anak-anak. Jadi sebagai orang tua hendaknya memberikan contoh yang baik agar pembentukan karakter pada anak juga baik.
Menjadi telinga dan mata terhadap sesuatu yang anak serap, orang tua hendaknya tidak hanya memberi fasilitas kepada anak namun juga harus mampu mengawasi dan memahami pesan-pesan yang sedang mempengaruhi mereka dari berbagai fasilitas yang mendukung. Misalnya telivisi, gadget, buku, dan lain sebagainya. Orang tua perlu mengontrol segala tingkah laku anak dan hal apa saja yang didengar dan dilihatnya. Hal ini berarti orang tua harus dapat memilih tayangan dan suara yang baik atau buruk untuk anak.
Menggunakan bahasa karakter, anak-anak akan sulit dalam memahami pedoman moral kecuali orang tua menjelaskannya menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti. Orang tua tidak boleh menggunakan bahasa yang kasar atau buruk terhadap anak. Hal tersebut berakibat anak akan mengingat dan meniru menggunakan bahasa kasar juga kepada orang lain. Seperti halnya terhadap orang yang lebih tua menggunakan bahasa yang sopan dan santun, serta dengan teman sebayanya menggunakan bahasa yang baik.
Memberikan hukuman dengan kasih sayang, jika seorang anak menjadi sulit diatur sehingga menghambat pembentukan karakter baiknya maka orang tua dapat memberikan hukuman dengan kasih sang, yaitu hukuman yang mendidik. Hukuman yang mendidik adalah salah satu cara untuk belajar. Seorang anak harus mengerti fungsi hukuman dan menyadari bahwa hukuman adalah bentuk kasih saying dari orang tua. Namun hukuman tidak boleh diberikan secara berlebihan. Hukuman juga harus sesuai dengan usia anak dan pemberian hukuman juga tidak sembarangan. Hukuman ini diberikan agar anak jera dan tidak mengulangi kesalahannya lagi.
Belajar untuk mendengarkan anak, orang tua sebagai orang terdekat dengan anak hendaknya menjadi pendengar yang baik untuk anak. Misalnya dengan mendengarkan semua keluhan dan ceritanya. Setelah itu orang tua dapat penjelasan mengenai semua ceritanya agar anak dapat mengerti keadaan yang diceritakan. Orang tua harus menjadi pendengar yang baik karena akan membuat anak anda lebih bersemangat untuk berbagi perasaan dan pikirannya. Apabila anak sedang bercerita tentang masalahnya maka orang tua ikut serta dalam mencari solusi pemecahan masalahnya. Anak akan merasa orang tua mereka peduli dan sekaligus menjadi seorang sahabat bagi mereka.
Terlibat dalam kehidupan sekolahnya, sekolah adalah bagian kehidupan penting bagi anak-anak. Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak terbukti memberikan banyak dampak positif bagi anak-anak. Perkembangan anak banyak mencapai kesuksesan ketika mereka mengajak usia dewasa. Jadi tidak hanya peran guru dan lingkungan yang penting tetapi peran orang tua juga memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter dan prestasi belajar anak.
Selalu mengadakan makan bersama, hal ini merupakan hal yang sederhana tetapi memiliki makna yang besar. Makan bersama keluarga tidak hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, tapi untuk menjalin rasa kebersamaan dalam keluarga. Anak-anak dan orang tua dapat bertukar informasi selama makan bersama keluarga dalam hal apapun. Orang tua dapat mengetahui kegiatan yang dilakukan anak selama di luar rumah tanpa harus mengawasinya.
Tidak mendidik karakter hanya dengan kata-kata saja, anak berperilaku baik atau buruk melalui kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Seorang anak tidak hanya mendengarkan apa yang dikatakan orang tuanya, melainkan juga meniru tingkah lakunya. Orang tua perlu memberikan contoh positif atau perilaku yang baik agar anak dapat mengikuti perilaku orang tuanya. Pengembangan karakter ini harus dilatih sejak usia dini agar anak dapat terbiasa berperilaku baik.
5. Tips mendidik anak
Peran orang tua dalam mendidik anak sangat dibutuhkan, terutama untuk membentuk karakter anak. Faktor utama pembentukan karakter anak tergantung pada cara orang tua mendidiknya. Orang tua mempunyai tanggung jawab yang cukup besar pada perkembangan dan pertumbuhannya. Semua orang tua pasti berharap anaknya dapat tumbuh menjadi anak yang berkarakter baik, sehingga diperlukan beberapa cara untuk mendidik karakter anak. Berikut ini beberapa tips mendidik karakter yang baik pada anak.
Menjadikan orang tua sebagai panutan yang baik. Orang tua diharapkan mampu memberikan panutan yang baik kepada anak. Seorang anak akan meniru setiap perilaku dan sikap yang dilakukan oleh orang tuanya. Perilaku baik maupun buruk yang dilakukan anak merupakan cerminan dari perilaku orang tuanya. Pekerjaan terpenting yang harus dilakukan oleh orang tua dalam mendidik karakter anak adalah menjadi panutan yang baik bagi anaknya.
Jangan mendidik karakter anak hanya dengan kata-kata. Mendidik karakter anak seharusnya tidak hanya menggunakan kata-kata atau ucapan, tetapi juga dapat melalui praktek atau kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya praktek atau tindakan nyata yang dilakukan oleh orang tua jauh lebih efektif dari pada hanya menggunakan kata-kata. Perilaku disiplin diri, kebiasaan baik, hormat, santun, dan membantu orang lain merupakan perilaku dan sikap yang dapat membantu anak untuk menumbuhakan perilaku moral yang baik.
Menanamkan nilai kejujuran pada anak. Orang tua diharapkan selalu mengajarakan kejujuran kepada anak, sebab sekali saja mengajarkan kebohongan pada anak, maka kemungkinan besar anak tersebut akan mengulang kebohongan yang pernah diajarkan kepadanya. Menanamkan kejujuran kepada anak sangatlah penting dalam mendidik karakter yang baik pada anak, karena kejujuran ini merupakan salah satu karakter baik yang harus ada pada diri seorang anak.
Membiasakan anak untuk mandiri. Setiap anak harus dibiasakan untuk melakukan sesuatu sendiri. Jangan membiasakan anak dengan perlakuan manja, karena nantinya dapat membentuk pribadi anak yang pemalas. Oleh karena itu, segala kebutuhan anak tidak selalu harus membutuhkan peran orang tua, jika ia tidak bisa melakukannya barulah orang tua dapat membantunya.
Memberikan kebebasan kepada anak. Memberikan kebebasan ini bukan berarti orang tua membiarkan anaknya melakukan semua hal yang disukainya. Orang tua harus tetap mengawasi apa yang dilakukan anak. Perlu diingat bahwa orang tua juga tidak seharusnya memberikan pengekangan tehadap tindakan apa saja yang dilakukan anak. Kebebasan yang diberikan oleh orang tua akan membuat anak tidak merasa terkekang dan terbebani, sehingga anak menjadi lebih leluasa mengembangkan kreativitasnya dan mewujudkan keinginaannya.
Mejauhkan anak dari perasaan negatif. Perasaan negatif seperti takut, pemalu, terlalu rendah diri, pemarah, iri, dan anak merasa tertekan. Faktor lingkungan dalam hal ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter seorang anak. Orang tua hendaknya selalu memperingatkan dan memberitahukan anaknya agar ia dapat memilih mana lingkungan yang baik untuknya, sehingga ia bisa merasa nyaman dan tidak merasa tertekan. Pada dasarnya anak memiliki sikap positif, namun karena lingkungnnya anak bisa menjadi berpikiran negatif. Oleh karena itu, hindari perilaku yang membuat anak menjadi takut, misalnya menakut-nakuti anak, memukul anak, memarahi ataupun membentak anak.
Orang tua harus konsisten dalam mendidik karakter pada anak. Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan karakter anak. Sikap konsisten dalam mendidik karakter anak diharapakan mampu membangun dan mengembangkan karakter yang baik pada anak. Oleh karena itu, apabila orang tua ingin membangun atau membentuk karakter yang baik pada anak, maka orang tua harus melakukan usaha dalam mendidik karakter anak secara konsisten.
Berkelanjutan dalam membangun karakter anak. Mendidik karakter anak diperlukan keberlanjutan ataupun kesinambungan, yang mana berkaitan erat dengan sikap konsisten. Sebuah struktur yang terus dan berkesinambungan sangat diperlukan dalam pembentukan karakter anak, sehingga dapat terbentuk karakter yang baik pada anak. Berkelanjutan atau berkesinambungan dalam hal ini mencakup proses membimbing dan mendidik untuk membentuk karakter anak yang berkualitas. Karakter anak akan mulai terbentuk dengan sendirinya, apabila orang tua mampu mengajarkannya secara terus-menerus, agar pengetahuan yang didapatkan bisa diserap dengan baik oleh anak.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendidik karakter anak. Membentuk karakter anak merupakan tugas dan kewajiban orang tua. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara bagi orang tua, agar dapat mendidik anaknya menjadi anak yang berkarakter baik.
6. Implementasi nilai-nilai pendidikan karakter anak usia dini
Pendidikan karakter akan berlangsung dengan sia-sia manakala nilai-nilainya tidak dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter lebih menekankan pada anak untuk melakukan hal-hal yang bersifat positif. Kebiasaan-kebiasaan inilah yang kemudian akan menjadi suatu karakter yang membekas dan tertanam pada jiwa anak usia dini. Mengimplementasi nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia dini diperlukan berbagai upaya yang dapat mendorong anak untuk melakukan aktivitas yang mencerminkan nilai-nilai pendidikan karakter. Nilai-nilai pendidikan karakter yang harus ditanamkan pada anak usia dini terdapat delapan belas nilai yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.
Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain dan hidup rukun dengan orang yang beragama lain (Tridhonanto, 2012). Sikap religius ini dapat ditanamkan pada anak usia dini dengan memberikan berbagai kegiatan keagamaan kepada anak, misalnya anak yang beragama Islam dapat diajarkan melaksanakan sholat bersama-sama dengan keluarga, melatih anak untuk berdoa saat makan, masuk kamar mandi, sebelum tidur dan kegiatan-kegiatan yang lain serta mengajarkan anak untuk menghormati sebaya yang memiliki agama yang berbeda. Bila serangkain kegiatan di atas dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan, maka nilai-nilai religiusitas akan tertanam pada diri anak dan nantinya kan menjadi karakter dalam kehidupannya.
Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan (Tridhonanto, 2012). Sikap jujur bagi anak usia dini merupakan hal yang bersifat abstrak sehingga anak belum mengerti makna jujur sebenarnya. Sikap jujur hanya dapat dikenalkan dan ditanamkan pada anak dengan memberikan keteladanan secara langsung kepada anak. Hal ini dapat dilakukan dengan selalu berkata, berbuat jujur kepada anak dan jika berjanji harus juga ditepati. Pendidik dapat melatih kejujuran anak dengan bermain jual-beli atau orang tua bisa menyuruh anak membelikan barang dengan uang yang lebih, kemudian anak diperintah untuk mengembalikan sisa uangnya. Anak yang dibiasakan berperilaku pseperti ini maka anak akan terbiasa dan sikap jujurnya akan terbentuk, namun penanam sikap yang paling efektif adalah pemberian contoh secara langsung khususnya dari kedua orang tua anak notabene merupakan tempat belajar awal anak.
Toleransi adalah sikap dan perilaku untuk menghargai berbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya (Tridhonanto, 2012). Saling menghargai merupakan cerminan dari sikap toleransi. Toleransi dapat ditanamkan pada anak dengan cara melatih anak untuk saling mengasihi dan menyayangi kepada sesama tanpa mengenal perbedaan anak. Pendidik dapat melatih sikap toleransi anak dimulai dengan membuat kelas yang di dalamnya terdapat siswa-siswa yang berbeda sehingga masing-masing anak dapat saling mengenal satu sama lain. Kegiatan lain yang berguna untuk melatih sikap toleransi adalah proses belajar dibuat dalam bentuk diskusi kecil. Ketika kegiatan diskusi berlangsung anak dibiarkan untuk memberikan pendapatnya dan mengajarkan anak untuk meenghargai pendapat temannya dengan cara mendegarkan pendapat temannya tersebut dan tidak boleh menertawakan pendapat temannya. Sikap toleransi dapat pula ditanamkan dengan memberikan kesempatan yang sama kepada anak-anak untuk melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, serta diajarkan pula tentang pentingnya kebersamaan seperti bermain bersama, makan bersama dan belajar bersama. Kebersamaan ini nanti akan mendorong sikap toleransi dan saling menghargai satu sama lain.
Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan (Tridhonanto, 2012). Kedisiplinan dapat ditanamkan dan diajarkan baik di rumah maupun sekolah dengan membuat sebuah peraturan atau tata tertib yang wajib dipatuhi setiap anak. Peraturan atau tata tertib bersifat fleksibel tetapi tegas, dengan kata lain peraturan menyesuaikan dengan kondisi perkembangan anak serta dilakukan dengan penuh ketegasan. Anak yang melanggar peraturan harus mendapat konsekuensi seesuai dengan apa yang disepakati sehingga anak tahu pentingnya mematuhi peraturan atau tata tertib. Menanamkan sikap disiplin dapat dilakukan dengan hal-hal yang sederhana, seperti menempatkan sepatu pada rak sepatu, anak dianjurkan untuk berdoa terlebih dulu sebelum makan, minum dankegiatan lainnya serta membudayakan anak untuk selalu antre. Hal yang terpenting adalah orang tua maupun pendidik harus dapat memberikan teladan untuk bersikap disiplin karena dengan adanya contoh penerapan sikap disiplin secara langsung, anak akan lebih mudah terbentuk sikap kedisiplinannya dan menjadi karakter dalam kehidupannya.
Kerja keras merupakan perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya (Tridhonanto, 2012). Perilaku kerja keras sekarang ini mulai hilang dari karakter generasi muda, kebanyakan dari mereka menginginkan sesuatu secara praktis dan tidak mau bersusah payah atau berusaha sendiri. Sikap seperti ini akan memunculkan sikap ketergantungan pada orang lain jika tidak segera diatasi. Karena itu Penting untuk menanamkan sikap kerja keras pada anak usia dini. Sikap kerja keras seperti ini sedikit demi sedikit harus mulai diperkenalkan terhadap anak-anak pada pendidikan usia dini. Kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih kerja keras adalah dengan memberikan tugas-tugas yang sifatnya menantang bagi anak-anak sehingga untuk mendapat menyelesaikan tugas tersebut anak harus berkerja keras, baik bersikap individual atau kelompok. Kerja keras juga bisa dilakukan dengan menjunjungi tempat-tempat atau orang-orang yang sedang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya, seperti melihat orang berladang di sawah, tukang tambal ban dan tukang-tukang becak disepanjang jalan. Kegiatan-kegiatan seperti ini akan mendorong anak untuk bekerja keras dan tidak bergantung dengan orang lain.
Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki (Tridhonanto, 2012). Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuat anak menjadi kreatif. Diantanranya memberikan kebebasan terhadap anak-anak untuk berekspresi sesuai keinginannya, namun tetap harus dipantau dan dibimbing dengan baik. Melatih kekreatifitasan anak dapat dilakukan dengan kegitan alam atau buatan manusia. Kegiatan alam maksudnya, dalam mengembangkan kreatifitasan anak dilakukan dengan media dari alam, sedangkan dari bahan buatan guru maupun orang tua mengajak bermain dengan barang-barang bekas seperti botol, plastik koran dan lain-lain yang selanjutnya dijadikan anak untuk mengembangkan kreatifitasnya. Hasil dari kreatifitasnya harus diberi apresiasi untuk mendorong kreatifitasnya semakin baik.
Mandiri adalah sikap dan perilaku yamg tidak mudah bergantung dengan orang lain dalam menyelesaika tugas-tugas (Tridhonanto, 2012). Sikap mandiri dapat terhambat karena dimanja kedua orang tuanya dan juga karena sikap orang tua melarang anak untuk mengerjakan sesuatu yang berkaitan dalam hal kemandirian, misalnya ikut memasak di dapur, membantu melipat baju dan membersihkan tempat tidurnya. Maka dari itu, upaya untuk mengembangkan kemampuan sikap mandiri anak adalah dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan yang bersifat mandiri seperti belajar makan sendiri, membuat minum sendiri, mandi sendiri dan pekerjaan sederhana lainnya dengan tetap mendampingi, mengarahkan dan membimbing. Kegiatan seperti inilah cara untuk mengembangkan kemandirian anak.
Demokratis adalah cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain (Tridhonanto, 2012). Sikap demokratis adalah sikap anak untuk menghargai dan memberikan kesempatan yang sama kepada orang lain. Anak diberikan kesempatan untuk berpendapat, meskipun pendapat dan perkataannya masih sulit dimengerti dan dipahami. Setiap anak ada yang bertanya, didengarkan dan dijawab dengan sebaik-baiknya menyesuaikan dengan tingkat perkembangannya. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat melatih anak untuk bersikap demokratis.
Rasa ingin tahu merupakan suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan lebih meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar (Tridhonanto, 2012). Pada saat anak usia dini keingin ketahuannya yang sangat tinggi ditujukan sikap selalu bertanya. Anak yang selalu bertanya sesungguhnya merupakan anak yang cerdas. Sering bertanya seperti itu merupakan bagian dari mengembangkan sikap ingin tahu. Maka dari itu, apabila anak yang sering bertanya harus dilayani, dan jawablah pertanyaan tersebut dengan baik walaupun bertanyaannya terkadang kurang logis dan tidak masuk akal. Kegiatan anak yang ssuka bertanya itu, selain dapat mengembangkan rasa keingin tahuannya juga dapat mengembangkan pengetahuannya.
Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan berbangsa dan bernegara di atas kepentingan diri dan kelompoknya (Tridhonanto, 2012). Semangat kebangsaan seharusnya menjadi tujuan utama sebagai orang yang berbangsa dan bernegara. Semua kepentingan pribadi, kelompok dan golongan harus dinomor duakan. Tindakan seperti ini merupakan cerminan sikap semangat kebangsaan. Semangat kebangsaan dapat ditanamkan pada diri anak dengan belajar yang rajin dan mengerjakan program-program pemerintah yang lain, seperti belajar tidak korupsi dan belajar untuk berlalu lintas dengan baik. Tindakan-tindakan lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sikap semangat kebangsaan harus disesuaikan dengan ruang lingkup masing-masing. Intinya dalam diri anak tertanam jiwa untuk mementingkan kepentingan berbasa, berbangsa dan bernegara di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan.
Cinta tanah air merupakan cara bersikap, berpikir dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepeduliaan, penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa (Tridhonanto, 2012). Saat ini nilai cinta tanah air mulai berkurang di dalam jiwa para generasi muda. Penanam sikap cinta tanah air pada anak usia dini perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut. Penanaman sikap cinta tanah air dapat dilakakukan dengan mengenalkan kebudayaan-kebudayaan bangsa Indonesia, khususnya kebudayaan daerah masing-masing. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan arahan untuk menjaga fasilitas-fassilitas umum dengan baik, seperti menjaga kebersihannya, mengenalkan dan mengajarkan pula lagu-lagu yang bersifat nasionalisme untuk meningkatkan sikap cinta tanah air anak.
Menghargai prestasi yaitu sikap atau tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain (Tridhonanto, 2012). Setiap anak pasti memiliki suatu karya yang patut dihargai. Memberikan penghargaan pada hasil karya anak akan lebih disukai anak-anak untuk terus belajar dan membangkitkan motivasi dan semangat anak-anak untuk terus belajar dan membuat suatu karya yang lebih baik lagi. Penghargaan tidak harus berwujud materi hanya dengan pujian dan sanjungan sudah dapat membuat anak lebih senang. Memberikan pujian bagi anak itu penting karena pada dasar sifat seorang anak adalah suka dipuji. Maka, berilah penghargaan setinggi-tingginya terhadap prestasi yang telah dicapai anak agar anak lebih termotivasi untuk semangat belajar dan berkreatifitas.
Bersahabat/komunikatif yaitu suatu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan berkerja sama dengan orang lain (Tridhonanto, 2012). Saat anak mengalami perkembangan pertumbuhan anak akan mempunyai banyak teman, untuk menjalin persahabatan dibutuhkan komunikasi yang baik. Sahabat dan komunikasi bagi anak-anak sangat berguna bagi perkembangan anak selanjutnya. Anak yang mempunyai banyak teman akan lebih mempunyai keberanian dan mental yang kuat, selain itu teman juga dapat dijadikan tempat untuk berbagi keluh kesah yang bertujuan untuk membangkitkan motivasinya untuk melakukan aktivitas apapun. Cara melatih anak bersahabat dan berkomunikasi adalah dengan bermain secara berkelompok. Melalui kegiatan ini anak akan belajar mengenal dan saling berkomunikasi satu sama lain sehingga akan tercipta suasana saling melindungi, menyayangi dan mengasihi.
Cinta damai adalah sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa dan aman atas kehadiran dirinya (Tridhonanto, 2012). Sejak kecil sikap cinta damai harus sudah ditanamkan oleh orang tua dengan cara seperti meminta maaf jika melakukan kesalahan, memohon izin jika melakukan sesuatu yang melibatkan orang lain, dan meminta tolong jika membutuhkan pertolongan orang lain. Ketiga hal inilah yang akan menjadikan anak memiliki rasa cinta damai kepada siapa saja yang ada disekitarnya.
Gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca bebagai macam bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya (Tridhonanto, 2012). Membaca merupakan jendala ilmu pengetahuan, maka perlu dibiasakan pada diri anak untuk menambah pengetahuannya. Masa usia dini merupakan masa yang tepat untuk menanamkan kebiasaan membaca. Budaya membaca untuk anak-anak dapat difasilitasi dengan cara menyediakan ruang membaca yang menyenangkan dan menyediakan buku-buku bacaan yang sesuai dengan tingkat dan karakteristik perkembangan anak seperti buku cerita anak dan buku bergambar lainnya.
Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi (Tridhonanto, 2012). Peduli lingkungan merupakan solusi untuk mengatasi krisis kepedulian lingkungaan saat ini. Melalui pendidikan karakter anak usia dini diharapkan mampu membangkingkat dan mewujudkan kepedulia lingkungan. Cara untuk menanamkan kepedulian lingkungan kepada anak dengan mengenalkan anak mengenai pentingnya menjaga lingkungan. Pembelajaran dapat dilakukan dengan mengajarkan anak membuang sampah pada tempatnya, menyayangi tumbuhan-tumbuhan, dan selalu menjaga kebersihan disemua tempat.
Peduli yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan orang lain dan masyarakat yang membutuhkannya (Tridhonanto, 2012). Seorang anak nantinya tidak akan terlepas dari masyarakat dan bantuan orang lain maka anak harus mulai dibiasakan untuk bersikap sosial yang mencermikan kepeduliannya terhadap orang lain. Cara penanaman karakter pada anak dapat dilakukan dengan mengajak anak-anak kepanti asuhan guna melihat keadaan anak-anak panti sekaligus berbagi terhadap mereka. Pengalaman secara langsung seperti ini lebih efektif untuk menerapkan sikap peduli sosial daripada hanya dijelaskan di depan kelas.
Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa (Tridhonanto, 2012). Setiap orang harus belajar bertanggung jawab tentang apa yang diperbuat, tidak terkecuali pada anak usia dini. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sikap tanggung jawab, yaitu dengan mengajak untuk selalu membereskan mainannya setelah bermain dan mengembalikannya di tempat semula. Pembelajaran yang sederhana ini dapat melatih anak untuk bersikap tanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan.
Penutup
1. Kesimpulan
Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang. Pendidikan karakter bagi anak usia dini merupakan hal yang sangat penting. Karakter tersebut pada dasarnya akan mempengaruhi kehidupannya di masa mendatang. Pendidikan karakter bagi anak usia dini bertujuan untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa yang berkarakter kuat. Generasi-generasi yang berkarakter inilah yang akan membawa kemajuan suatu bangsa. Pembentukan karakter dapat dilakukan dengan berbagai macam model pembentukan karakter. Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendidik karakter anak. Membentuk karakter anak merupakan tugas dan kewajiban orang tua.
Pengimplemetasian nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia dini memerlukan berbagai upaya yang dapat mendorong anak untuk melakukan aktivitas yang mencerminkan nilai-nilai pendidikan karakter. Nilai-nilai pendidikan karakter yang harus ditanamkan pada anak usia dini terdapat delapan belas nilai yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. 18 nilai karakter tersebut akan melekat kuat pada anak jika nilai-nilai tersebut ditanamkan sejak dini. Oleh karena itu, pendidikan karakter perlu diterapkan sedini mungkin.
2. Saran
Melihat kepribadian dan karakter bangsa yang memudar dan lebih mengikuti tren dunia barat yang bebas maka dibutuhkan peran dan penerapan pendidikan karakter. Peran orang tua adalah membentuk karakter anak sejak dini karena penerapan yang sejak dini akan mempersiapkan kehidupannya di masa mendatang. Oleh karena itu, setiap orang tua diharapkan benar-benar menerapkan pendidikan karakter dengan baik pada anak.
Daftar Pustaka
Fadillah, Muhammad dan Lilif Mualifatu Khorida. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini: Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Tridhonanto, Al. 2012. Membangun Karakter Sejak Dini. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kompas Gramedia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. 8 Juli 2003. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003bNomor 4301. Jakarta.
Wiyani, Novan Ardy. 2013. Bina Karakter Anak Usia Dini: Panduan Orangtua & Guru dalam Membentuk Kemandirian & Kedisiplinan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Yaumi, Muhammad. 2014. Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, dan Implementasi Edisi Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group.
Minggu, 05 Juni 2016
MAKALAH
URGENSI IDENTITAS NASIONAL INDONESIA
Dosen Pengampu :
Edy Wahyudi
Disusun Oleh :
Anna Rishofa A’yuni 150210103037
Bayu Mardyan Fran Rizki 150210103089
Diyah Ayuk 150210103008
Kholidia Annuri 150210103006
Nurul Hilyatun Annisyah 150210103045
Vini Sinta Agustine 150210103105
Unit Pelaksana Teknis
Bidang Studi Mata kuliah Umum
Universitas Jember
Semester Genap 2016 - 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita berikan kepada Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini, tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam kita tujukan kepada Nabi kita yaitu Muhammad Saw. yang membawa kita dari zaman kebodohan menuju alam yang berlimpah ilmu pengetahuan. Adapun tujuan pembuatan makalah kami ini untuk memenuhi tugas dari dosen, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat dapat dipahami serta berguna, khususnya kepada kami dan tentunya kepada semua orang yang membaca. Kami mohon maaf atas segala kesalahan kata-kata yang mungkin kurang berkenan, dan kami memohon kritik serta saran yang membangun demi perbaikan di waktu yang mendatang.
Jember, 10 Maret 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era globalisasi ini identitas suatu bangsa adalah hal yang mutlak harus dimiliki oleh suatu bangsa. Adanya identitas suatu bangsa menunjukan bahwa bangsa tersebut adalah bangsa yang tidak mudah dipengaruhi oleh bangsa lain. Tak lain Indonesia, negara yang terletak di jalur transit perdagangan (singapura) memiliki sebuah identitas nasional yang sangat khas. Dari ideologi yang dianut dan dimiliki hanya oleh indonesia, lambang negara, bahasa persatuan, keanekaan suku bangsa adalah ciri khas Indonesia. Yang dijadikan identitas nasional.
Di tengah arus globalisasi seperti sekarang ini, identitas yang dimiliki bangsa kita akan sangat mudah terkikis dengan adanya pengaruh yang timbul dari pihak luar. Karena tidak mengenali jati diri bangsanya dengan baik, masyarakat seakan-akan kehilangan arah. Sehingga ketika budaya-budaya barat masuk ke negara kita ini, rasanya begitu sangat cepat di serap oleh berbagai lapisan masyarakat. Arus Globalisasi yang sangat kuat akan mempercepat disintegrasi nasional dan mengancam hilangnya jati diri bangsa akibat perkembangan zaman. Dimulai dengan munculnya efek-efek negatif globalisasi. Meskipun ada efek baiknya, namun efek negatif lebih banyak terjadi.
Situasi dan kondisi masyarakat kita dewasa ini menghadapkan kita pada suatu keprihatinan dan sekaligus juga mengundang kita untuk ikut bertanggung jawab atas mosaik Indonesia yang retak bukan sebagai ukiran melainkan membelah dan meretas jahitan busana tanah air, tercabik-cabik dalam kerusakan yang menghilangkan keindahannya. Untaian kata-kata dalam pengantar sebagaimana tersebut merupakan tamsilan bahwasannya Bangsa Indonesia yang dahulu dikenal sebagai “het zachste volk ter aarde” dalam pergaulan antar bangsa, kini sedang mengalami tidak saja krisis identitas melainkan juga krisis dalam berbagai dimensi kehidupan yang melahirkan instabilitas yang berkepanjangan semenjak reformasi digulirkan pada tahun 1998. (Koento W, 2005) Pada makalah kelompok kami kali ini, kami akan membahas tentang Urgensi Identitas Nasional.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka melahirkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari urgensi identitas nasional ?
2. Apa saja unsur-unsur dari identitas nasional ?
3. Apa saja faktor pendukung dari identitas nasional ?
4. Bagaimanakah Identitas Nasional menurut UUD 1945 ?
5. Urgensi Identitas Nasional Indonesia
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui makna identitas nasional dan urgensi (pentingnya identitas bagi suatu bangsa).
2. Untuk mengetahui unsur-unsur identitas nasional Indonesia.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung Identitas Nasional Indonesia.
4. Untuk mengetahui tentang Urgensi Identitas Nasional Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian dari urgensi identitas nasional
Identitas Nasional secara etimologis berasal dari kata identitas dan nasional. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Kata nasional merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi, identitas nasional adalah ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada suatu negara sehingga membedakan dengan negara lain. Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional, maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa. Pengertian kepribadian sebagai suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul dari para pakar psikologi. Manusia sebagai individu yang sulit diapahami manakala ia terlepas dari manusia lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu lainnya senantiasa memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku serta karakter khas yang membedakan manusia tersbut dengan manusia lainnya.
Berdasarkan uraian di atas maka pengertian kepribadian sebagai identitas nasional suatu bangsa adalah keseluruhan atau totalitas dari kepribadian individu-individu sebagai unsur yang membentuk bangsa tersebut. Oleh karena itu pengertian identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan cdengan pengertian peoples character, national character, atau natonal identity. Dalam hubungannya dengan identitas nasional Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia sangat sulit jika hanya dideskripsikan berdasarkan ciri khas fisik. Hal ini mengingat bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam etnis, ras, suku, kebudayaan, agama serta karakter yang sejak asalnya memang memiliki suatu perbedaan. Oleh karena itu kepribadian bangsa Indonesia sebagai suatu identtas nasional secara historis berkembang dan menemukan jati dirinya setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Namun, identitas nasional suatu bangsa tidak cukup dipahami secara statis oleh karena itu identitas suatu bangsa juga harus diapahami dalam konteks dinamis. Sebagaimana kita tahu bahwa bangsa besar telah mengembangkan identitasnya secara dinamis.
2. Unsur-unsur Identitas Nasional Indonesia
Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas, antara lain:
a. Suku Bangsa
Suku Bangsa adalah golongan sosial khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan, umur, dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.
b. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara, tetapi sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
c. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
d. Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antarmanusia.
3. Faktor Pendukung dari Identitas Nasional Indonesia
Adapun faktor–factor penbentuk identitas nasional sebagai berikut;
1. Primordial
Factor yang merupakan identitas yang menyatukan masyarakat sehingga mereka dapat membentuk bangsa-negara. yang meliputi kesamaan suku bangsa, daerah asal,bahasa dan adat istiadat.Contoh : Bangsa Yahudi membentuk Negara Israel.
2. Sakral
Factor sacral dapat berupa kesaam agama yang dipeluk masyarak atau ideology doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.Misalnya : factor agama katholik mampu membentuk beberapa Negara di Amerika Lathin.Negara Uni Sovyet diikat oleh kesamaan ideology komunity.
3. Tokoh
Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani oleh masyarakat dapat menjadi factor yang menyatukan bangsa Negara sebagai lidah rakyat, pemersatu rakyat,dan symbol persatuan bangsa yang bersangkutan.Misalnya : Mahatmah Gandhi di India,Soekarno di Indonesia,dan sebagainya.
4. Bhineka Tunggal Ika
Prinsip Bhineka Tunggal Ika pada dasarnya adalah kesedian warga bangsa untuk bersatu dalam perbedaan (unity in diversity ) yang dimaksud bersatu dalam perbedaan adalah kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang disebut Negara dan pemerintahannya, tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa,adat,ras,dan agamanya.
5. Sejarah
Persepsi yang sama diantara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapatmenyatuka diri dapat suatu bangsa.seperti persamaan masa lalu,sama-sama menderita karena penjajahan.
6. Perkembangan Ekonomi
Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan masyarakat ,semakin salingbergantung diantara jenis pekerjaan,semakin kuat saling ketergantungananggota masyarakat karena perkembangan ekonomi,akan semakin besar solidaritas dan persatuan dalam masyarakat.
7. Kelembagaan
Lembaga – lembaga dalam suatu Negara melayani dan mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal usul dan golongannnya dalam masyarakat.
4. Identitas Nasional Menurut UUD 1945
Identitas nasional Indonesia merupakan ciri-ciri yang dapat membedakan negara Indonesia dengan negara lain. Identitas nasional Indonesia dibuat dan disepakati oleh para pendiri negara Indonesia. Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Di Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Meskipun di Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa tetapi bangsa Indonesia disatukan oleh bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia.
b. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
Bendera adalah sebagai salah satu identitas nasional, karena bendera merupakan simbol suatu negara agar berbeda dengan negara lain. Seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35 yang menyebutkan bahwa “ Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih”. Warna merah dan putih juga memiliki arti sebagai berikut, merah yang artinya berani dan putih artinya suci.
c. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
Lagu Indonesia Raya (diciptakan tahun 1924) pertama kali dimainkan pada kongres pemuda (Sumpah pemuda) tanggal 28 Oktober 1928. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, lagu yang dikarang oleh Wage Rudolf Soepratman ini dijadikan lagu kebangsaan. Ketika mempublikasikan Indonesia Raya tahun 1928, Wage Rudolf Soepratman dengan jelas menuliskan “lagu kebangsaan” di bawah judul Indonesia Raya. Teks lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali oleh surat kabar Sin Po. Setelah dikumandangkan tahun 1928, pemerintah colonial Hindia Belanda segera melarang penyebutkan lagu kebangsaan bagi Indonesia Raya.
Selanjutnya lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan pada setiap rapat partai-partai politik. Setelah indeonesia merdeka, lagu itu ditetapkan sebagai lagu kebangsaan perlambang persatuan bangsa. Lirik Indonesia Raya merupakan saloka atau pantun berangkai, merupakan cara empu Walmiki ketika menulis epic Ramayana. Dengan kekuatan liriknya itulah Indonesia Raya segera menjadi saloka sakti pemersatu bangsa, dan dengan semakin dilarang oleh belanda, semakin kuatlah ia menjadi penyemangat dan perekat bangsa Indonesia.
d. Lambang Negara yaitu Pancasila
Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 36A bahwa lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. Garuda Pancasila disini yang dimaksud adalah burung garuda yang melambangkan kekuatan bangsa Indonesia. Burung garuda sebagai lambang negara Indonesia memiliki warna emas yang melambangkan kejayaan Indonesia. sedangkan perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. Simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam pancasila,yaitu bintang melambangkan sila ketuhanan Yang Maha Esa (sila ke-1), rantai melmbangkan sila kemanusiaan yang adil dan beradab (sila ke-2), pohon beringin melambangkan sila persatuan Indonesia (Sila ke-3), kepala banteng melambangkan sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan (Sila ke-4) dan padi dan kapas melambangkan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (sila ke-5). Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani dan Putih berarti suci.Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa. Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain: jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17, jumlah Bulu pada ekor berjumlah 8, jumlah bulu pada di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19, jumlah bulu di leher berjumlah 45. Pita yang dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda, tetapi tetap satu jua”.
e. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan. Pluralistik bukan pluralisme, suatu paham yang membiarkan keanekaragaman seperti apa adanya. Dengan paham pluralisme tidak perlu adanya konsep yang mensubtitusi keanekaragaman demikian pula halnya dengan faham multikulturalisme.
Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain.
Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat eormalitas yang hanya menunjukkan perilaku semu. Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling percaya mempercayai, saling hormat menghormati, saling cinta mencintai dan rukun.
Bhinneka Tunggal Ika bersifat konvergen tidak divergen, yang bermakna pebedaan yang terjadi dalam keanekaragaman tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi dicari titik temu, dalam bentuk kesepakatan bersama. Hal ini akan terwujud apabila dilandasi oleh sikap toleran, non sektarian, inklusif, dan rukun.Dalam menerapkan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara perlu dilandasi oleh rasa kasih sayang.
f. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-sila Pancasila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alenia IV yang telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Pada hakikatnya pengertian Pancasila dapat dikembalikan kepada dua pengertian, yakni Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sering disebut juga dengan way of life, welstanshauung, wereldbershouwing, wereld en levens beschouwing ( pandangangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup). Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai pancaran dari sila Pancasila karena Pancasila sebagai weltanschauung merupakan kesatuan, tidak bisa dipisah-pisahkan, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan organis. Pancasila sebagai norma fundamental sehingga berfungsi sebagai cita-cita atau ide pandangan hidup bangsa.
Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, dalam hal ini Pancasila mempunyai kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia. fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar negara, sesuai dengan pembukaan UUD 1945, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum.
Pancasila merupakan dasar negara yang dibentuk oleh para pendiri bangsa Indonesia. sebagai dasar negara, Pancasila mengandung nilai-nilai yang sejatinya sudah ada dalam bangsa Indonesia sendiri. Sehingga Pancasila mampu menjadi wadah bagi masyarakat Indonesia yang beragam dan menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang sesungguhnya.
g. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
Undang-Undang Dasar adalah peraturan perundang-undangan yang tetinggi dalam negara dan merupakan hukum dasar tertulis yang mengikat berisi aturan yang harus ditaati. Hukum dasar negara meliputi keseluruhan sistem ketatanegaraan yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk negara dan mengatur pemerintahannya. UUD merupakan dasar tertulis. Oleh karena itu, UUD menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan karangan dan tugas-tugas pokok cara kerja badan tersebut.
Undang-Undang Dasar nmerupakan suatu hal yang sangat penting dan vital dalam suatu pemerintahan yang telah merdeka. Dengan adanya konstitusi dalam suatu negara yang merdeka menandakan bahwa negara ini sebagai negara konstitusional yang menjamin kebebasan rakyat Indonesia untuk memerintah diri sendiri. Sebagai bangsa Indonesia Indonesia yang merdeka dan berdaulat untuk membentuk pemerintah sendiri yang sah serta usahamenjamin hak-haknya disertai menentang penyalahgunaan kekuasaan.
h. Konsepsi Wawasan Nusantara
Wawasan artinya pandanagan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi. Kata nasional menunjukkan kata sifat atau ruang lingkup. Bentuk kata yang berasal dari istilah nation itu berarti bangsa yang telah mengidentifikasikan diri ke dalam kehidupan berneegara atau secara singkat dapat dikatakan sebagai bangsa yang telah menegara. Nusantara perairan dan gugusan pulau-pulau yang terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia, serta di antara Benua Asia dan Benua Australia.
Wawasan nasional merupakan cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya. Wawasan merupakan penjabaran dari filsafat bangsa Indonesia sesuai dengan keadaan geografis suatu bangsa, serta sejarah yang pernah dialaminya. Esensinya, ialah bagaimana bangsa itu memanfaatkan kondisi geografis, sejarahnya, serta kondisi sosial budayanya dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya.
Wawasan nusantara adalah cara pandang, cara memahami, cara menghayati, cara bersikap, cara bersikap, cara berpikir, cara bertingkah laku bangsa Indonesia sebagai interaksi proses psikologis, sosiokultural, dengan aspek kondisi geografis, kekayaan alam, dan kemampuan alam.
i. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak.
Kebudayaan dapat dimaknai sebagai suatu budi dan daya manusia yang tidak ternilai harganya dan mempunyai manfaat bagi kehidupan umat manusia, baik pada masa lampau, masa kini, maupun pada masa yang akan datang. Kebudayaan daerah kita pelihara dan kita kembangkan menjadi kebudayaan nasional yang dinikmati oleh seluruh bangsa. Jadi, kebudayaan nasional yaitu suatu perpaduan dan pengembangan berbagai macam kebudayaan daerah yang terus menerus dibina dan dilestarikan keberadaannya, sehingga menjadi milik bersama.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.
3.1 Pengertian Identitas Nasional
Identitas Nasional secara etimologis berasal dari kata identitas dan nasional. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Kata nasional merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi, identitas nasional adalah ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada suatu negara sehingga membedakan dengan negara lain.
3.2 Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
Faktor-faktor yang mendukung lahirnya identitas nasional di Indonesia antara lain
1. Primordial
2. Sakral
3. Tokoh
4. Bhineka Tunggal Ika
5. Sejarah
6. Perkembangan Ekonomi
7. Kelembagaan
3.3 Identitas Nasional di Indonesia
Identitas nasional Indonesia merupakan ciri-ciri yang dapat membedakan negara Indonesia dengan negara lain. Identitas nasional Indonesia dibuat dan disepakati oleh para pendiri negara Indonesia. Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, bendera negara yaitu Sang Merah Putih, lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya, lambang negara yaitu Pancasila, semboyan negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, dasar falsafah negara yaitu Pancasila, konstitusi (hukum dasar) negara yaitu UUD 1945, konsepsi wawasan nusantara, kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional.
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
Darji Darmodiharjo, dkk. 1991. Santiaji Pancasila. Surabaya: Usana Offset.
Hendarsah, Amir. 2009. Sejarah Pemerintahan dan Ketatanegaraan. Yogyakarta:
Great Publisher.
Kaelan. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Paradigma.
Sunarso, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY Press.
Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Ini kesalahan dan kesempatan menghapus citra
Pesan singkat yang kudapat seketika membuat jantungku berhenti berdetak
Aku tahu kita ada diujung tanduk
Malam hingga pagi menjelang seolah tak mau hilang dari ingatan
Bertiga duduk menunggu Dia di depan perkara
Kata yang tajam membuat mataku terniang
Bertahun-tahun kemarau hilang karena satu kali hujan, begitu ia berkata
Kekecewaan yang dalam tergambar dari tatan mataNya
Seribu kebaikan selalu dilupakan
Satu kejahatan selalu diingat
Begitu hal yang terucap
Apakah ini semua salah kami? Kami bukan nabi pantaslah kita pernah bersalah
Cita ku untuk Ibu
Cita ku untuk Ibu
Bulan sabit yang terbentuk di wajah ibu Membuat bara citaku membara
Badai tak pernah usai, cobaan bergantian datang menghadang impian
Setiap kedipan mata saat ini adalah perjuangan bagiku
Tak ingin ku sia-siakan waktu begitu saja berlalu
Ibu, doamu dan restumu kini ku jadikan pedang untuk mengalahkan rintangan
Berharap mengembalikan kasihmu lewat baktiku
Menjadikan senyum mengembang di dunia dan akhiratmu, aminnn...
Langganan:
Postingan (Atom)