Rabu, 01 Juni 2016
MAMAKU MALANG
MAMAKU MALANG
[Type the document subtitle]
Cerita yang termotivasi sebuah cerita nyata
Diyah Ayuk Wulandari
7/1/2014
Matahari tampak jingga. Dari jalan raya terlihat ada seorang suami istri menarik grobak bertuliskan terima rosok. Pasangan itu memakai pakaian yang kumuh tak jauh berbeda dengan grobak yang mereka bawa. Lisa dan teman-temannya yang sejak tadi memperhatikan kedua orang itu dari rumah makan tertawa terbahak-bahak. Hingga lisa sadar orang yang ia tertawakan adalah ibunya yang telah pergi sejak ia kecil. “ apakah itu mamaku?” fikir lisa dalam hati. Lisapun pulang dengan perasaan yang masih penuh tanda tanya yang besar.
Dia masuk kerumah dan hendak membicarakan hal yang sedari tadi mengganggu fikirannya itu. “ papa ” kata Lisa pelan. “ iya ”. “ papa “. “ iya Lisa, ada apa?”. Dengan perlahan-lahan ia berkata kepada papanya. “aku ingin bertanya tentang mama”. Ayah Lisa tertegun. “ mengapa kau bertanya hal ini?”. “ aku tadi melihat seorang yang mirip sekali dengan wajah mama di foto yang papa berikan kepadaku. Apakah mama benar-benar telah meninggal, tapi sampai saat ini papa tak pernah mengantarkanku ke makam mama.” Ayah lisa terdiam dan menghela nafas panjang. “kau sudah sudah dewasa dan kini saatnya untuk menjelaskan suatu hal kepadamu.”
“papa dan mama hidup bahagia walau hidup dalam kesederhanaan. Hingga saat laki-laki penjual obat tradisional mentah-mentah menipu papa. Hingga papa rugi jutaan rupiah dan hidup papa dan mama serba kekurangan. Saat itu kau baru berusia delapan bulan dan tidak tahu apa yang telah terjadi. Saat papa banting tulang untuk mencukupi kehidupan yang semakin sulit, mamamu pergi tanpa pamit menitipkanmu pada saudara dan ia hanya meninggal surat penuh luka.” Ayah Lisa memberikan sebuah surat dan menggusap air mata yang telah membasahi surat itu.
Mas, kita telah hadapi masa yang sulit. Dan aku tak sanggup hidup lagi denganmu . Aku akan menikah lagi dengan orang yang mungkin bisa memberiku kelayakan. Aku titip Lisa. Maaf mas.....
Lisa megusap air mata yang tak sanggup lagi ia bendung. “berarti mama tidak meninggal pa?” ayah lisa hanya sanggup menggelengkan kepala. “ Lalu mengapa papa bertahun-tahun menutupi semua ini pa, mengapa?”. “ Papa hanya tak ingin kau terluka, papa hanya menunggu waktu yang tepat.”. “ Dulu ataupun sekarang, rasanya akan tetap sama yaitu menyakitkan papa.” “maafkan papa nak!”. “berarti orang yang kulihat tadi kemungkinan adalah mama”. “kau melihat mamamu dimana?”. “aku melihat di jalan, tapi mama menjadi tukang rosok pa, bukan mama menikah dengan orang yang kaya?”. “ memang itu benar lisa, tapi takdir mungkin berkata lain. Mungkin ini adalah balasan bagi mamamu”. Ayah lisa memeluknya mencoba untuk menenangkan lisa yang sedang bersedih.
Siang itu lisa pulang sekolah, di bibir gerbang ia mendengar ada seorang wanita menangis. Tampak seorang wanita berlutut memohon ampun kepada ayahnya. “maafkan aku mas, aku memang wanita yang tak tahu diri. Tetapi sekarang hidupku telah hancur lebih dari berkeping-keping”, “mengapa kau kembal sekarang, saat kau hancur kau baru kembali kepadaku. Bila nanti aku jatuh miskin, aku yakin kau pun akan meninggalkanku”. “dulu memang aku seperti itu, sungguh aku takkan ulangi itu semua mas”.”papa”. “apakah ini lisa mas, lisa anakku...”. “ mengapa mama kembali lagi dalam kehidupan kami”. “ tapi aku mamamu sayang”. “ anda memang mamaku, tapi saya dan papa tetap bisa hidup bahagia tanpa anda”. “kalian semua tak mengharapkan aku lagi?”. teriak mama lisa. ”kami memang tak menginginkan kehadiranmu, seharusnya kamu mengerti”. jawab ayah lisa. Mama lisapun pergi meninggalkan lisa dan ayahnya. Lisa dan ayahnyapun hidup bahagia tanpa mama dikehidupannya.
********************
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar